Benarkah Asam Ursodeoksikolat Efektif untuk Kolelitiasis

Oleh :
dr.Krisandryka

Asam ursodeoksikolat sangat sering digunakan pada pasien kolelitiasis karena dianggap efektif menyebabkan disolusi batu empedu. Asam ursodeoksikolat bekerja pada kolelitiasis dengan mengurangi supersaturasi kolesterol dalam empedu, meningkatkan kelarutan, dan memfasilitasi disolusi batu. Penggunaan obat ini diharapkan dapat mengatasi gejala akibat kolelitiasis tanpa memerlukan pembedahan.

Sebetulnya, penatalaksanaan baku emas untuk kolelitiasis adalah kolesistektomi laparoskopik, tetapi ada beberapa pasien yang mungkin tidak cocok menjalani prosedur tersebut. Sebagai contoh, pasien lansia sering dinyatakan tidak layak untuk menjalani pembedahan akibat multimorbiditas, frailty, dan berkurangnya fungsi fisiologis tubuh. Pada kasus seperti inilah pendekatan konservatif seperti penggunaan asam ursodeoksikolat dapat menjadi pilihan.[1-3]

Gallbladder,Decorative,Model,With,Gallstones,On,Pastel,Blue,Background.,Gallbladder

Mekanisme Kerja dan Indikasi Asam Ursodeoksikolat pada Kolelitiasis

Asam ursodeoksikolat (UDCA) merupakan obat oral berisikan asam empedu sekunder yang diharapkan dapat melarutkan batu empedu. Pada kasus kolelitiasis, UDCA bekerja dengan mengurangi kolesterol empedu dan meningkatkan kelarutannya dalam cairan empedu. Dengan mengurangi sekresi kolesterol oleh hepatosit dan meningkatkan rasio asam empedu hidrofobik, UDCA menciptakan kondisi di mana mikrokristal kolesterol yang terlarut dalam cairan empedu dapat didistribusi ulang dan dihilangkan secara bertahap.

Selain mengubah komposisi bile acid pool, UDCA juga berfungsi sebagai sitoprotektan. UDCA bekerja mempertahankan struktur membran plasma dan mitokondria sel, serta menstimulasi jalur antiapoptosis. UDCA juga dapat mencegah sel Kupffer menghasilkan reactive oxygen species, sehingga mengurangi level stres oksidatif di hepatosit.[2,4]

Indikasi umum UDCA pada pasien kolelitiasis adalah pasien dengan batu empedu non-kalsifikasi berukuran kecil dan berisiko tinggi mengalami rekurensi. Indikasi UDCA lainnya adalah biliary sludge, kolangitis bilier primer, primary sclerosing cholangitis, dan kolestasis intrahepatik pada kehamilan.[2-4]

Basis Bukti Terkait Efikasi Asam Ursodeoksikolat Pada Kolelitiasis

Beberapa studi terdahulu mendukung efikasi UDCA dalam menurunkan gejala nyeri pada kasus kolelitiasis simptomatik. UDCA dianggap dapat dipertimbangkan sebagai alternatif pembedahan pada kasus kolelitiasis radiolusen, non-kalsifikasi, berdiameter <20 mm. Dosis yang dianjurkan 8-10 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis terbagi, yang mana gejala klinis dilaporkan berkurang setelah 3 bulan terapi. Meski begitu, kebanyakan studi ini adalah studi yang sudah sangat lama, dengan jumlah sampel kecil, heterogenitas tinggi, dan memiliki risiko bias tinggi.[1,2,6]

Di sisi lain, uji klinis acak terkontrol yang lebih baru, lebih besar, dan memiliki kualitas metodologi yang baik untuk membahas efikasi UDCA dalam menghasilkan disolusi batu maupun mencegah rekurensi masih belum tersedia. Sebuah tinjauan naratif oleh Das et al juga menyatakan bahwa sampai saat ini tidak ada cukup bukti yang mendukung bahwa UDCA dapat menggantikan atau mengurangi kebutuhan kolesistektomi pada pasien kolelitiasis.[2,6]

Dalam hal pencegahan pembentukan kolelitiasis, sebuah studi di Korea melibatkan 512 pasien kanker gaster pasca gastrektomi. Subjek dalam penelitian ini dibagi menjadi kelompok plasebo, UDCA 300 mg, dan UDCA 600 mg. Hasil studi tersebut menunjukkan proporsi pasien dengan batu empedu lebih rendah secara signifikan pada kelompok UDCA 300 mg dan 600 mg dibandingkan plasebo.[3]

Risiko Penggunaan Asam Ursodeoksikolat pada Kolelitiasis

UDCA umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping UDCA yang paling sering ditemui pada pasien kolelitiasis adalah daire, dengan insidensi 2-9%. Mekanisme efek samping tersebut masih belum jelas, tetapi diduga berkaitan dengan adanya konversi oleh bakteri terhadap UDCA menjadi chenodeoxycholic acid, yang merupakan substansi sekretori poten.[4]

Selain itu, beberapa pasien mungkin mengalami mual, nyeri perut, serta peningkatan enzim hati ringan, seperti alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST), namun biasanya bersifat sementara dan jarang memerlukan penghentian terapi. Efek samping lain yang jarang terjadi mencakup pruritus dan reaksi alergi.[7]

Kesimpulan

Belum ada basis bukti yang lebih baru dan lebih kuat yang mendukung efikasi asam ursodeoksikolat dalam menghasilkan disolusi batu ataupun mengurangi tingkat rekurensi pada kasus kolelitiasis. Di sisi lain, terdapat bukti terbatas yang menunjukkan bahwa asam ursodeoksikolat efektif dalam mencegah terbentuknya batu empedu pada kasus tertentu, seperti pada pasien kanker gaster pasca gastrektomi.

Meskipun obat ini umumnya aman dan dapat ditoleransi dengan baik, uji klinis lebih lanjut dengan jumlah sampel lebih besar dan metodologi lebih baik masih diperlukan sebelum kesimpulan lebih pasti mengenai efikasinya pada penanganan kolelitiasis dapat ditarik.

Referensi