Aktivitas fisik yang tepat diketahui dapat mengurangi perkembangan genu varum. Genu varum adalah perubahan bentuk ekstremitas bawah yang terjadi akibat sendi lutut bergeser ke arah lateral, sehingga jarak sisi kaki membentuk kurva ke dalam. Kelainan ini termasuk angulasi dari tibia di mana lutut akan terpisah lebih lebar saat berdiri, atau disebut kaki O.[1,2]
Genu varum dapat diperbaiki dengan tindakan bedah maupun nonbedah. Tindakan nonbedah meliputi terapi peregangan, elastic band exercise, sling exercise, traksi saat berjalan, latihan resistensi otot, chiropractic, dan menggunakan alat korektor. Genu varum dapat memicu gangguan gaya berjalan (gait) dan masalah estetika, hingga kelelahan kronis, deformitas tulang belakang, nyeri punggung, maupun neuralgia. Genu varum dapat meningkatkan gangguan postural dan gangguan ketidakseimbangan.[1,2]
Seseorang dengan genu varum tidak dapat mengikuti olahraga atau latihan yang memberikan tekanan kuat atau beban berat pada sendi lutut, karena dapat meningkatkan kejadian osteoarthritis lutut dan sindrom nyeri patellofemoral. Akan tetapi, dengan olahraga yang benar dan terukur maka akan terasa lebih nyaman dan bahkan dapat membantu mengurangi kondisi genu varum yang ada.[1,2]
Terapi Nonbedah untuk Tata Laksana Genu Varum
Pada dasarnya, genu varum secara fisiologis akan menghilang sejak usia 3 tahun mengikuti pertumbuhan anak, sehingga tidak dibutuhkan terapi khusus sebelum waktu tersebut. Namun, jika keluhan menetap, diperlukan terapi dan intervensi lanjutan tergantung kondisi genu varum yang terjadi.
Terapi nonbedah untuk tata laksana genu varum di antaranya adalah penggunaan perban elastis (elastic bandage) dan peregangan. Keduanya lebih direkomendasikan karena merupakan intervensi yang sangat mudah diakses. Selain kedua latihan tersebut, latihan keseimbangan juga dianjurkan pada penderita genu varum.[1,2,3]
Peregangan
Peregangan dilaporkan sebagai salah satu cara paling efektif untuk mencegah kerusakan otot, meningkatkan komposisi jaringan ikat di sekitar sendi, meningkatkan performa motorik, serta merehabilitasi sistem muskuloskeletal. Siapa pun dapat melakukan peregangan karena terapi ini tidak membutuhkan kemampuan khusus atau kondisi fisik khusus.[1,2]
Park SR et al. memberikan formulasi peregangan yang berfokus pada otot hamstring dan adduktor. Program dilakukan selama 60 menit, terdiri dari 10 menit pemanasan, 40 menit latihan, dan 10 menit pendinginan. Setiap gerakan dilakukan 2 set, masing-masin berdurasi 1 menit untuk setiap kaki dan untuk kedua kaki bersamaan. Berikut adalah program latihan peregangan:
Pemanasan:
Pemanasan diawali dengan rotasi seluruh sendi pada kaki selama 10 menit.
Latihan Hamstring:
Latihan hamstring terdiri dari 4 bagian, yaitu:
- Hamstring 1, pada posisi duduk, satu lutut ditekuk, lutut lainnya diluruskan . dengan telapak kaki ditarik ke arah atas, lakukan 2 set bergantian setiap kaki selama 1 menit
- Hamstring 2, pada posisi berdiri, kedua lutut diluruskan, angkat satu kaki ke atas meja, badan lalu dibungkukkan perlahan dengan posisi punggung tetap lurus, lakukan 2 set bergantian setiap kaki selama 1 menit
- Hamstring 3, pada posisi duduk, tekuk badan ke arah depan dengan kedua lutut tetap lurus selama 1 menit. Lakukan 2 set
- Hamstring 4, pada posisi duduk, kaki diposisikan membentuk angka 4, dan lutut yang ditekuk ditarik ke arah tubuh, lakukan 2 set bergantian masing-masing kaki selama 1 menit[1]
Latihan Adduktor:
Latihan adduktor dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
- Adduktor 1, pada posisi duduk, satu lutut ditekuk, lutut lainnya diluruskan dengan telapak kaki didorong ke arah depan, lakukan 2 set bergantian setiap kaki selama 1 menit
- Adduktor 2, pada posisi duduk, posisikan kedua telapak kaki berhadapan, lalu tumit ditarik mendekati tubuh, gerakan batang tubuh ke sisi kiri dan kanan, bergantian masing-masing sisi 1 menit, lakukan sebanyak 2 set
- Adduktor 3, pada posisi duduk, posisikan kedua telapak kaki berhadapan, lalu tumit ditarik mendekati tubuh, lalu gerakan batang tubuh ke arah depan selama 1 menit, lakukan sebanyak 2 set
- Adduktor 4, pada posisi duduk, kaki diposisikan membentuk angka 4, lutut yang ditekuk didorong bersamaan dengan tangan sisi berlawanan menyentuh area punggung, lakukan 2 set bergantian masing-masing kaki selama 1 menit
- Adduktor 5, pada posisi duduk, secara perlahan tubuh ditekuk dengan posisi kaki yang satu lurus ke depan dan yang lainnya ditekuk ke belakang, lakukan 2 set bergantian masing-masing kaki selama 1 menit[1]
Latihan Pelvis
Latihan pelvis dilakukan pada posisi duduk. Kedua tangan diletakan di belakang dengan posisi punggung tetap tegak, kedua lutut ditekuk 90 derajat, kemudian lutut dijatuhkan ke lantai hingga kedua lutut dan telapak kaki menghadap lantai. Lakukan 2 set bergantian arah selama 1 menit.[1]
Pendinginan:
Pendinginan dilakukan dengan latihan rotasi semua sendi pada kaki selama 10 menit.[1]
Perban Elastis (Elastic Bandage)
Perban elastis adalah pita karet yang digunakan untuk menguatkan otot. Perban elastis ini dapat membantu otot menopang beban pada area otot yang cukup luas, sehingga seringkali digunakan sebagai alat bantu terapi rehabilitasi pada cedera olahraga atau gangguan otot. Penggunaan perban elastis akan meningkatkan sensibilitas proprioseptif pada sendi maupun otot, serta berkontribusi dalam mempertahankan postur guna meningkatkan fungsi fisik dasar.[1,2]
Latihan dengan menggunakan perban elastis ini dikenal dengan latihan Thera-band. Berdasarkan beberapa penelitian, kombinasi peregangan, penggunaan perban elastis, dan latihan sling dapat menurunkan jarak antara kedua lutut. Sedangkan penggunaan perban elastis saja hanya dapat menurunkan jarak pada salah satu lutut yang mengalami deformitas pada genu varum. Latihan sling adalah latihan Thera-band dengan alat bantu penyangga yang digantung.[1,2,4]
Latihan Thera-band yang telah diformulasikan oleh Park SR et al membutuhkan waktu 60 menit, yaitu 10 menit pemanasan, 40 menit latihan, dan 10 menit pendinginan. Berikut adalah program latihan Thera-band:
- Pemanasan, latihan rotasi semua sendi pada kaki selama 10 menit
Squat, Thera-band dililitkan di sekitar paha, panggul didorong ke arah belakang lalu kedua lutut ditekuk perlahan, usahakan punggung tetap tegak, lakukan gerakan sebanyak 15 kali atau 3 set
- Abduktor/eksternal rotator, Thera-band dililitkan di sekitar paha, pada posisi berbaring lateral, kaki dilebarkan menjauhi kaki yang lain, membentuk gerakan parabola, lakukan gerakan masing-masing kaki sebanyak 15 kali atau 3 set
Lunge, dibantu seseorang memegang Thera-band yang dililitkan di sekitar paha, satu kaki diletakkan ke depan membentuk sudut 90 derajat dengan plantar difleksikan pada kaki yang lain, lalu tubuh didorong secara perlahan ke bawah dan kembali ke posisi awal, lakukan gerakan masing-masing kaki sebanyak 15 kali atau 3 set
Kick-back, pada posisi tubuh menghadap lantai sedangkan kedua siku dan lutut ditekuk (posisi quadriped), Thera-band dililitkan di sekitar tangan dan kaki, kemudian angkat satu kaki secara perlahan sambil mempertahankan keseimbangan, lakukan gerakan masing-masing kaki sebanyak 15 kali atau 3 set
- Pendinginan, latihan rotasi semua sendi pada kaki selama 10 menit[1]
Latihan Keseimbangan
Penelitian melaporkan bahwa gangguan keseimbangan dapat ditemukan pada pasien dengan genu varum. Oleh karena itu, diperlukan latihan untuk melatih keseimbangan sebagai berikut:
- Berdiri satu kaki bergantian
- Berdiri tandem, atau berdiri dengan posisi kaki yang satu tepat menempel di depan kaki yang lain
- Latihan menggunakan bola BOSUⓇ (both sides utilized) dengan dibantu pelatih khusus
- Latihan menggunakan papan keseimbangan atau BAPSⓇ (biomechanical ankle platform system) dengan dibantu pelatih khusus[1,2]
Rekomendasi Aktivitas Fisik untuk Penderita Genu Varum
Berbagai studi dan rekomendasi aktivitas fisik telah diberikan bagi pasien genu varum. Studi mengenai aktivitas fisik ini berdasar pada peran otot adduktor pelvis dan hamstring dalam memperbaiki postur pada genu varum.
Studi Efek Latihan Peregangan dan Penggunaan Perban Elastis
Park SR et al, melakukan studi klinis mengenai efek latihan peregangan dan penggunaan perban elastis terhadap jarak antara lutut, dan distribusi tekanan telapak kaki saat berjalan pada dua kelompok remaja yang memiliki genu varum. Berdasarkan hasil studi, Park SR, et al merekomendasikan sebuah program latihan selama 4 minggu. Program terdiri dari peregangan dan penggunaan perban elastis, guna mendekatkan jarak antar lutut pada penderita genu varum.[1]
Dasar teorinya adalah otot adduktor pelvis (musculus pectineus, adductor brevis, adductor longus, adductor magnus, dan gracilis) berperan menghasilkan gerakan memutar dari sendi panggul yaitu gerakan rotasi internal. Pemendekan dari otot adduktor dapat meningkatkan rotasi lateral femur yang memicu timbulnya genu varum. Di sisi lain, otot hamstring berfungsi mengontrol posisi panggul dan batang tubuh melawan femur, sehingga pemendekan otot hamstring akan memicu terjadinya ketidakstabilan panggul yang membuat batang tubuh tidak seimbang.[1,2]
Atas dasar tersebut, Park SR, et al merekomendasikan bentuk latihan peregangan untuk meningkatkan ekstensi otot adduktor dan otot hamstring. Sedangkan latihan dengan perban elastis difokuskan pada penguatan otot di sekitar sendi panggul, seperti otot hip abductor, gluteus maksimus, dan lateral rotator guna mengurangi jarak antar lutut serta meningkatkan stabilitas tubuh.
Kesimpulan studi menunjukan program latihan yang diberikan, yaitu peregangan dan latihan dengan perban elastis, menghasilkan perubahan yang cukup signifikan pada perbaikan jarak antar lutut. Maka dari itu, latihan ini dapat dipergunakan sebagai terapi untuk mengatasi genu varum.[1]
Studi Latihan Peregangan, Penggunaan Perban Elastis, dan Mobilisasi Sendi pada Genu Varum
Studi case-control yang dilakukan oleh Chol K et al. terhadap efek latihan pada genu varum juga mendapatkan hasil yang serupa. Penelitian yang melibatkan 40 orang sampel dengan genu varum ini menyimpulkan bahwa latihan peregangan, penggunaan perban elastis, dan mobilisasi sendi dapat memberikan perubahan yang cukup baik dari genu varum.[4]
Rekomendasi Aktivitas Fisik untuk Genu Varum Berdasarkan Hasil Studi
Olahraga atau latihan yang memberikan sedikit tekanan atau bahkan tanpa tekanan pada sendi lutut dapat memelihara kesehatan sendi lutut pada pasien genu varum. Membatasi tekanan yang diterima sendi lutut dapat mencegah terjadinya cedera atau bahkan robekan ligamen pada sendi lutut.
Jika penderita genu varum sudah mengalami nyeri lutut, latihan yang direkomendasikan adalah latihan tanpa tekanan ke sendi lutut seperti berenang atau bersepeda. Latihan lain yang dapat dilakukan adalah latihan untuk meningkatkan keseimbangan dan fleksibilitas tubuh seperti yoga, tai chi dan pilates.[1,2,6]
Aktivitas Fisik yang Sebaiknya Dihindari oleh Penderita Genu Varum
Sebelum melakukan program latihan, pasien harus berkonsultasi dengan dokter spesialis orthopedi atau rehabilitasi medis. Konsultasi dokter bertujuan untuk menentukan program aktivitas fisik yang terbaik untuk dilakukan. Latihan yang tidak sesuai dan teknik yang salah akan berpotensi memperberat kondisi yang sudah ada.[1,2]
Olahraga atau latihan yang memberikan tekanan berat pada sendi lutut sebaiknya dihindari oleh penderita genu varum. Tekanan berat pada sendi lutut dapat memperberat kondisi lutut hingga menimbulkan cedera bahkan kerusakan sendi. Jenis olahraga yang sebaiknya dihindari di antaranya berlari, sepak bola, aerobik, bola basket, tenis, dan bola voli.[2,5,6]
Penelitian cross sectional oleh Asadi K,et al mencari hubungan antara olahraga sepak bola dengan genu varum pada 750 remaja laki-laki pemain sepakbola dan 750 remaja laki-laki bukan pemain sepakbola. Rentang usia antara 10‒18 tahun.
Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan bermakna secara statistik antara latihan sepakbola dengan prevalensi genu varum (P=0,0001). Terlebih jika ada riwayat trauma terdahulu dan aktivitas latihan yang terlampau berat dapat meningkatkan terjadinya kejadian genu varum (P=0,0001).[2,5]
Kesimpulan
Genu varum adalah perubahan bentuk kaki yang disebabkan oleh bergesernya sendi lutut ke arah lateral, atau disebut kaki O. Genu varum dapat diatasi dengan tindakan nonbedah, di mana berbagai penelitian merekomendasikan terapi peregangan, penggunaan perban elastis, hingga latihan gerakan yang dapat membantu memperkuat otot-otot panggul maupun kaki.
Program latihan yang dilakukan rutin bertujuan agar dapat mengurangi deformitas yang terjadi. Akan tetapi, pada kondisi berat atau jika aktivitas fisik atau latihan sudah tidak dapat membantu, tindakan pembedahan dapat dilakukan sebagai opsi terakhir.
Aktivitas fisik yang memberikan tekanan berat pada sendi lutut pun harus dihindari pada penderita genu varum, agar derajat genu varum yang diderita tidak semakin berat atau bahkan sampai mencederai dan merusak sendi lutut. Hal ini didukung dari penelitian yang sudah ada dimana aktivitas yang memberikan tekanan berat pada sendi lutut, misalnya olahraga sepak bola dapat meningkatkan kejadian genu varum pada remaja.[1–5]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli