Salah satu komplikasi yang sering terjadi ketika menempatkan pasien dalam posisi pronasi atau tengkurap adalah peningkatan risiko ulkus dekubitus. Posisi pronasi telah ditemukan bermanfaat dan sering dilakukan terhadap penderita ARDS (acute respiratory distress syndrome), terutama selama pandemi COVID-19 (coronavirus disease 2019).
Secara umum, pasien dengan ARDS dari berbagai etiologi dengan hipoksemia berat membutuhkan posisi pronasi untuk memperbaiki mekanisme respirasi, meningkatkan oksigenasi, dan meringankan beban jantung. Ketika dilakukan sedini mungkin, biasanya 12 sampai 24 jam setelah inisiasi dari ventilasi mekanik, posisi pronasi telah dilaporkan berkaitan dengan penurunan mortalitas.[1,2]
Pemanfaatan Posisi Pronasi
Selain dalam kasus ARDS, contoh kasus medis lainnya dari penggunaan posisi pronasi adalah pada pasien yang menjalani operasi tulang belakang, nefrolitotomi, atau pada kasus di mana akses bedah ke posterior kepala dan leher diperlukan. Populasi pasien ini mungkin akan berada dalam posisi pronasi dalam jangka waktu lama.
Dalam kasus ARDS, pasien yang telah diintubasi umumnya tetap dipertahankan dalam posisi pronasi hingga 16 jam per hari, kemudian 8 jam dalam posisi supinasi. Meski demikian, posisi pronasi meningkatkan risiko terjadinya ulkus dekubitus, dimana risiko ini lebih tinggi dibandingkan menempatkan pasien dalam posisi supinasi.[1-4]
Risiko Ulkus Dekubitus pada Posisi Pronasi Berkepanjangan
Ulkus dekubitus, yang terkadang juga disebut pressure injury atau pressure ulcer, adalah kerusakan lokal pada jaringan lunak yang mengalami pembebanan mekanis berkelanjutan. Pasien yang lebih berisiko mengalami hal ini adalah pasien yang mengalami imobilisasi, paralisis, atau di bawah anestesi. Populasi pasien tersebut menanggung tekanan dan beban geser yang berkepanjangan di tempat kontak antara tubuh mereka dan permukaan penyangga. Seiring waktu, hal ini akan mencetuskan ulkus dekubitus.
Risiko ulkus dekubitus meningkat 3 kali lipat pada pasien yang ditempatkan dalam posisi pronasi. Sehubungan dengan posisi pronasi, ulkus dekubitus pada area wajah merupakan salah satu yang paling umum ditemukan.[4]
Posisi Pronasi dan Risiko Ulkus Dekubitus pada Wajah
Pada posisi pronasi, area penopang utama kepala adalah dahi dan dagu. Pada kasus yang membutuhkan pasien dalam posisi pronasi berkepanjangan, misalnya pembedahan tulang belakang, wajah akan mengalami tekanan dan beban geser yang terus menerus. Perlu diketahui bahwa wajah memiliki massa otot yang kecil sehingga sulit untuk menopang area wajah dan mempertahankan suplai darah ke kulit dan jaringan. Hal ini ditambah dengan efek kelemahan otot dan hipotensi dari anestesi.
Mekanisme di atas akan meningkatkan risiko terjadinya ulkus dekubitus di wajah. Area yang paling rentan adalah dahi dan dagu.[4,5]
Pencegahan Ulkus Dekubitus pada Posisi Pronasi
Rekomendasi pencegahan utama ulkus dekubitus pada posisi pronasi adalah untuk menghindari penggunaan posisi pronasi berkepanjangan kecuali diperlukan untuk pengelolaan kondisi medis. Pada kasus dimana posisi pronasi berkepanjangan tidak dapat dihindarkan, maka strategi pencegahan utama adalah penggunaan permukaan penopang dan bantal yang sesuai, diikuti dengan reposisi pasien segera setelah memungkinkan. Bantal wajah dan bantalan dada dapat digunakan untuk redistribusi tekanan.[1,6]
Titik-titik tekanan utama dalam posisi pronasi adalah dahi, dagu, pipi, bahu anterior, siku, dada (payudara), genitalia (khususnya pria), tulang panggul anterior, lutut, punggung kaki, dan jari kaki. Lakukan pemeriksaan pada area-area tekanan tersebut sesering mungkin, misalnya setiap akan melakukan rotasi pada pasien.[1]
Langkah Pencegahan Ulkus Dekubitus Sebelum Memposisikan Pasien
Langkah pencegahan ulkus dekubitus yang dapat dilakukan sebelum menempatkan pasien dalam posisi pronasi adalah:
- Lakukan pemeriksaan pada kulit
- Gunakan alat redistribusi tekanan atau perangkat pemosisian untuk melepaskan tekanan dari tonjolan tulang dan meringankan beban pada titik-titik tekanan
- Pilih matras atau pelapis yang sesuai
- Lepaskan alat fiksasi pipa endotrakeal. Lakukan fiksasi pipa endotrakeal dengan plester
- Gunakan dressing protektif berbentuk likuid dan dapat merangsang pembentukan film
- Lubrikasi mata, kemudian tutup[1,6,7]
Langkah Pencegahan Ulkus Dekubitus Setelah Pasien dalam Posisi Pronasi
Langkah pencegahan ulkus dekubitus yang dapat dilakukan pada pasien dalam posisi pronasi adalah:
- Tempatkan wajah pasien dalam swimmer’s position. Putar wajah ke samping ke arah lengan yang tertekuk dan letakkan lengan lainnya di belakang pasien. Posisi wajah ini memungkinkan pergerakan kepala, pipa endotrakeal, dan pipa nasogastrik.
- Lakukan reposisi secara rutin, misalnya setiap 2 jam
- Periksa jika ada distribusi tekanan yang tidak merata secara rutin
- Jaga agar kulit tetap bersih dan lembap dengan pemberian moisturizer[1,6,7]
Langkah Pencegahan Lainnya
Langkah pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah:
- Gunakan sarana pencegahan tambahan, seperti pembalut silikon yang diletakkan pada area-area tonjolan tulang dan area yang berada di bawah alat medis
- Lakukan pemeriksaan kulit dan jaringan lunak sesering mungkin, misalnya setiap melakukan rotasi. Pemeriksaan ini berfokus pada area-area tekanan utama.
- Pastikan pasien mendapat nutrisi dan hidrasi yang cukup[1,6,7]
Kesimpulan
Posisi pronasi berkepanjangan membawa risiko ulkus dekubitus yang lebih tinggi dibandingkan posisi supinasi. Untuk mencegah hal ini, dokter dapat menggunakan matras, pelapis, dan alat pemosisian pasien untuk memastikan distribusi tekanan yang merata. Lakukan pemeriksaan pada kulit sesering mungkin, misalnya setiap melakukan reposisi. Pemeriksaan terutama berfokus pada area titik tekan, seperti dahi dagu, bahu anterior, dada, dan lutut. Jaga pula hidrasi pasien, bersihkan kulit, dan berikan pelembab.