Ekskavasi Selektif Karies Gigi

Oleh :
drg.Rosalina Intan Saputri, MSc

Ekskavasi selektif karies gigi merupakan salah satu teknik manajemen karies gigi yang mulai diperkenalkan sebagai alternatif dari restorasi konvensional. Restorasi konvensional, disebut juga dengan ekskavasi komplit atau non-selektif, adalah teknik terapi restoratif dengan mengambil seluruh jaringan yang rusak, kemudian menempatkan bahan restorasi pada kavitas yang terbentuk. Walaupun teknik ini telah digunakan selama bertahun-tahun, ekskavasi non-selektif memiliki risiko melemahkan struktur gigi dan mengekspos pulpa.[1-3]

Perubahan Paradigma Perawatan Karies Gigi

Karies gigi adalah kelainan yang disebabkan oleh perubahan ekologis biofilm gigi, dari populasi mikroorganisme yang seimbang menjadi populasi mikroorganisme yang asidogenik, asidurik, dan kariogenik. Perubahan populasi ini menyebabkan ketidakseimbangan demineralisasi dan remineralisasi, yang kemudian menyebabkan hilangnya mineral dari jaringan keras gigi dan menimbulkan manifestasi lesi karies.

EkskavasiSelektifKariesGigi

Perubahan paradigma tentang lesi karies ini, menjadikan karies bukan lagi merupakan penyakit infeksi yang harus disembuhkan dengan menghilangkan seluruh spesies bakteri tertentu. Namun, karies dapat dirawat dengan mengontrol faktor penyebabnya, seperti pasokan karbohidrat terfermentasi dan keberadaan serta maturasi bakteri biofilm gigi.

Berdasarkan pengertian ini, perawatan karies berfokus kepada manajemen dari lesi yang sudah terbentuk dan pencegahan timbulnya lesi baru, bukan pada menghilangkan jaringan. Manajemen dalam menghentikan perkembangan dan mengontrol lesi karies ini memberikan ruang untuk berbagai alternatif perawatan restoratif, dari yang secara tradisional menggunakan ekskavasi komplit menjadi perawatan yang lebih minimal invasif.[1,4,5]

Perbedaan Ekskavasi Selektif dengan Ekskavasi Komplit pada Perawatan Karies Gigi

Perawatan karies gigi dengan pengambilan jaringan karies disebut sebagai caries tissue removal. Dahulu, perawatan dilakukan dengan melakukan ekskavasi komplit atau non-selektif pada jaringan karies gigi. Tujuannya adalah pembuangan jaringan karies dengan mengambil seluruh dentin yang terdemineralisasi sampai hard dentine, hingga tidak ada soft dentine yang tertinggal. Meski demikian, teknik perawatan ini semakin ditinggalkan dan digantikan dengan teknik yang lebih tidak invasif.

Ekskavasi selektif merupakan salah satu alternatif perawatan yang semakin disukai. Ekskavasi selektif adalah proses pengambilan karies hingga kavitas cukup untuk menempatkan restorasi yang dapat bertahan lama dan menghindari pulpa terbuka. Ekskavasi selektif dapat dilakukan hingga soft dentine atau firm dentine.

Meski demikian, kekhawatiran tentang penggunaan ekskavasi selektif telah dikemukakan. Basis lunak di bawah restorasi dapat memicu pembentukan celah marginal yang berisiko menyebabkan karies rekuren atau sekunder. Selain itu, basis dari restorasi yang lunak tentu akan mempengaruhi sifat mekanik dari suatu perawatan restorasi. Karies yang tersisa di dentin juga dapat menimbulkan risiko untuk pulpa gigi.[1-4,6,7]

Bukti Ilmiah Efikasi Ekskavasi Selektif

Dalam suatu tinjauan sistematik dan meta analisis, dilakukan evaluasi terhadap data dari 7 uji klinis acak terkontrol untuk membandingkan efikasi dari ekskavasi selektif dan non-selektif. Peneliti menyebutkan bahwa uji klinis yang diikutkan dalam studi ini memiliki risiko bias yang secara umum rendah. Hasil meta analisis menunjukkan bahwa ekskavasi selektif menurunkan risiko pajanan pulpa (pulpa exposure), dengan gejala pulpa dan tingkat kegagalan yang tidak berbeda bermakna dengan ekskavasi non-selektif.[8]

Hasil serupa juga dikemukakan oleh tinjauan sistematik dan meta analisis lain yang membandingkan ekskavasi selektif dengan dengan ekskavasi non-selektif dan ekskavasi bertahap (stepwise). Dalam studi ini dilakukan evaluasi terhadap hasil dari 10 uji klinis dan kohort. Hasil meta analisis menunjukkan bahwa ekskavasi selektif memiliki risiko pajanan pulpa yang lebih rendah, kesehatan pulpa yang lebih baik, dan tingkat kesuksesan keseluruhan yang lebih tinggi.[9]

Tinjauan Cochrane (2021) juga menunjukkan hasil serupa. Tinjauan ini melibatkan 27 studi dengan 3350 partisipan dan 4195 gigi pada 11 negara berbeda. Ekskavasi selektif ditemukan memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah, baik untuk gigi susu ataupun permanen. Meski begitu, peneliti menyatakan bahwa bukti yang tersedia masih terbatas dan memiliki risiko bias yang tinggi.[2]

Kesimpulan

Ekskavasi selektif memiliki kelebihan yaitu bersifat lebih tidak invasif dibandingkan ekskavasi non-selektif. Bukti ilmiah yang ada saat ini masih terbatas, namun mengindikasikan bahwa efikasinya baik dalam manajemen karies gigi. Masih diperlukan studi lebih lanjut sebelum kesimpulan lebih pasti dapat ditarik.

Referensi