Selamat siang dok, izin konsul dan mohon bimbingannyaAnak saya di usia 16 bulan didiagnosa TB Paru Kasus Baru oleh dokter spesialis anak. Dasar diagnosa...
Apakah Anak dengan TB Paru harus lanjut OAT hingga 9 bulan? - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Apakah Anak dengan TB Paru harus lanjut OAT hingga 9 bulan?
Selamat siang dok, izin konsul dan mohon bimbingannya
Anak saya di usia 16 bulan didiagnosa TB Paru Kasus Baru oleh dokter spesialis anak.
Dasar diagnosa adalah: hasil rontgen sugestif bronkopneumonia dd/TB paru, dan pembesaran kelenjar limfe coli.
Hasil mantoux negatif tidak ada indurasi, hanya kemerahan 5 mm.
Serta sebelumnya keluhannya: BB stagnan & nafsu makan tidak baik.
Dari hasil hematologi lengkap memang ada anemia ringan namun dengan terapi zat besi 1 bulan, Hb langsung membaik dari 10,6 g/dl menjadi 11,4 g/dl.
Perkembangan selama pengobatan OAT: Setiap bulan BB selalu naik diatas KBM. Sejauh ini sudah naik 1,5 kg selama pengobatan. Nafsu makan pun sudah baik sekali, tidak pernah lagi GTM atau tidak mau makan. Anak jarang sekali sakit, tidak ada keluhan prolonged fever atau pun batuk lebih dari 2 minggu sampai saat ini.
Saat ini usia 22 bulan sudah pengobatan OAT lengkap sampai 6 bulan. Namun di expertise rontgen thorax evaluasi di bulan ke-6 pengobatan ini masih perbaikan dan aspek paru masih aktif.
Mohon bimbingan dokter, apakah anak harus lanjut pengobatan OAT menjadi 9 bulan karena hasil rontgen masih seperti itu, meskipun secara klinis sudah perbaikan.
Saya lampirkan expertise rontgen awal diagnosa dan setelah 6 bulan OAT
Terimakasih banyak dokter
Selamat pagi Dokter.
Jika merujuk pada pedoman berikut:
https://tbindonesia.or.id/wp-content/uploads/2021/06/UMUM_PNPK_revisi.pdf
Tatalaksana TB paru anak, tetap dilakukan selama 6 bulan, dengan 2 bulan fase inisial dan 4 bulan fase lanjutan. Respon pengobatan di pantau setiap 2 minggu fase intensif dan setiap 1 bulan pada fase lanjutan sampai terapi selesai. Foto thoraks tidak rutin dilakukan karena perbaikan radiologis ditemukan dalam jangka waktu yang lama, kecuali pada TB milier setelah pengobatan 1 bulan dan efusi pleura setelah pengobatan 2-4 minggu.
Namun, pada beberapa anak bisa terjadi sindrom pulih imun (SPI), yakni perburukan klinis (gejala baru/perburukan gejala/tanda/manifestasi radiologis) yang biasa terjadi setelah terapi TB akibat peningkatan kapasitas respon imun. Pada kondisi SPI, terapi TB diteruskan, sebagian kasus bisa ditambahkan obat lain, sesuai dengan pertimbangan dokter pemeriksa Dokter. Jadi IMHO, kembali lagi ke pertimbangan dokter pemeriksa sebelumnya ya Dok.
Mungkin ada TS lain yang ingin menambahkan. CMIIW
ALO dok, di Alomedika juga terdapat referensi mengenai pengobatan tuberkulosis pada anak yang mungkin dapat menolong.
Referensi: https://www.alomedika.com/penanganan-tuberkulosis-anak-di-indonesia