Alodokter, selamat sore. Hampir setiap hari ada user yang menanyakan obat levonogestrel pada saya, ada yang menanyakan efek sampingnya, ada yang...
Apakah levonogestrel dapat dibeli tanpa resep dokter - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Apakah levonogestrel dapat dibeli tanpa resep dokter
Alodokter, selamat sore.
Hampir setiap hari ada user yang menanyakan obat levonogestrel pada saya, ada yang menanyakan efek sampingnya, ada yang mengkhawatirkan cara penggunaannya, macam-macam.
Yang saya bingungkan, apakah masyarakat memang dapat mengakses morning after pil ini secara bebas? Sebab kebanyakan tidak paham cara penggunaannya.
Kedua, apakah tidak apa jika melalui platform alodokter, kita menyarakan penggunaannya pada user/pasien?
Mohon asupannya, dokter2 sekalian..
Benar sekali dok, di praktik sy sering ketemu pasien yang meminta morning after-pill/EC tsb..
Izin memberikan pendapat.
Obat ini tergolong obat keras dan di kadang Sp.OG yg bisa meresepkan ja. Kalau kita melihat dari perspektif sisi pasien yg saya tanya alasan nya, karena kebanyakan karena sudah ada riwayat aktivitas seksual dan tidak ingin hamil secara instan.
Emergency Contraception/EC sering di salah gunakan untuk persiapan kontrasepsi yang praktis, hingga terjadi penggunaan yang berlebihan tanpa melihat side effect/reverse effect jangka panjang.
Apakah terkait dengan norma adat dan sosial di Indonesia, karena pasien tsb mengeluh harus sampai mencari secara online karena ada stigma masyarakat di daerah saya bahwa EC digunakan pada pasangan yang belum menikah dan kadang-kadang remaja yang sering "berburu" EC padahal harus ada indikasi pemakaian.
Disini dilema nya dok,mungkin ada edukasi yang penting tanpa menghakimi. Jika ada pasien seperti ini... kalau saya menganjurkan pemakaian pil kontrasepsi/ spiral sebelum berhubungan karena lebih aman dan menganjurkan abstinence (tdk berhubungan seksual) apabila belum ada ikatan yg sah. Tapi itu kembali ke individu masing2. Beri dukungan moril supaya pasien tdk cemas agar tidak sampai ada niatan aborsi... Jangan menghakimi pasien spt ini kalau kata senior psikiater sy.
Tambahan dok, kalau pasien dgn indikasi riwayat aktivitas seksual yang belum mencapai waktu maksimal 72 jam, maka boleh saja menganjurkan pasien untuk konsultasi langsung ke dokter via platform online.
Pertanyaan yang sangat bagus. Emergency contraceptive (EC) SEHARUSNYA dapat tersedia bebas seperti di luar negeri, tapi di Indonesia sayangnya harus dengan resep dokter.
Bila ada teman2 dokter yang dimintakan oleh pasien, mohon agar dapat diberikan resep EC, tidak harus oleh SpOG. Selain itu diberikan tanpa menghakimi ya. Jangan sampai unmet need untuk KB disebabkan oleh faktor dokter juga :)
Sebenarnya keluhan dilema beberapa dokter umum seperti sy dok, menanggapi kasus unmet need KB trutama di daerah.
Apotek di praktik tmpat saya bekerja, jarang bahkan tidak ada yang "berani" menyediakan EC ini dok, kurang tau kalau di tempat sejawat lain. Jadi, jika ingin meresepkan harus melihat stok dulu, bahkan harus merujuk ke Sp.OG.
Sharing kasus juga pernah sejawat dokter umum di fktp sy dulu sering meresepkan EC, dan setelah itu kena delik aduan masyarakat setempat. Untung sj deliknya lemah dan kurang bukti... jadi sy mulai berpikir bahwa cukup rentan memberikan resep EC sembarangan di praktik scr pribadi. Akhirnya sy hanya edukasi sj dan kadang pasien malu-malu ke tmpat rujukan hingga mungkin mmbuat angka unmet need KB bisa meningkat.
Semoga saja ada regulasi jelas terkait hal ini dok di Indonesia, mungkin sejawat lain ada pasal UU terkait hal ini? Terimakasih sebelumnya pd TS yg mengangkat diskusi ini.
Pertanyaan yang sangat bagus. Emergency contraceptive (EC) SEHARUSNYA dapat tersedia bebas seperti di luar negeri, tapi di Indonesia sayangnya harus dengan resep dokter.
Bila ada teman2 dokter yang dimintakan oleh pasien, mohon agar dapat diberikan resep EC, tidak harus oleh SpOG. Selain itu diberikan tanpa menghakimi ya. Jangan sampai unmet need untuk KB disebabkan oleh faktor dokter juga :)
Terima kasih dr Darrell Fernando, SpOG atas infonya yg sangat jelas. Semoga tidak salah lg disebut namanya.. 😅
Alodokter!
Untuk levonogestrel yang dimaksud, masuk ke dalam obat keras yang harus dengan resep dokter. Sesuai logo yang ada di obat (logo merah).
Sebenarnya untuk obat tersebut harus dengan resep dokter, jika ada user yg bertanya diarahkan saja untuk tanya atau periksa langsung ke dokter kandungan untuk lebih jelas mengenai obat tersebut (cara penggunaan, efek samping) dan bagaimana mendapatkannya..Mungkin TS obgin lain ada yg mau menambahkan.
Berdasarkan ketentuan yg berlaku di Indonesia secara hukum ia termasuk obat keras yg memerlukan resep dan pemeriksaan dokter. sekalipun di luar negeri ini termasuk 'otc' tapi kita tetap mengikuti aturan yg berlaku di negara kita. Jadi sebaiknya ikuti aturan standar yg berlaku seperti juga disarankan di Alodokter utk tetap melalui pemeriksaan dan resep dokter. Pertimbangan luasnya pemberian kontrasepsi atau utk memenuhi unmet need itu dilakukan pada kondisi pasien tatap muka dan diperiksa langsung oleh dokter.
Belum jelas legalitas kita dalam memberikan obat di platform Alodokter ini.
Bila terjadi adverse reaction yg tidak hanya terbatas pada efek samping yg tidak diinginkan, sejawat tidak akan disalahkan karena memberikan anjuran penggunaannya. Jaman sekarang screenshot bisa dijadikan alat bukti, jadi sebaiknya berhati-hati.
Sebenarnya keluhan dilema beberapa dokter umum seperti sy dok, menanggapi kasus unmet need KB trutama di daerah.
Apotek di praktik tmpat saya bekerja, jarang bahkan tidak ada yang "berani" menyediakan EC ini dok, kurang tau kalau di tempat sejawat lain. Jadi, jika ingin meresepkan harus melihat stok dulu, bahkan harus merujuk ke Sp.OG.
Sharing kasus juga pernah sejawat dokter umum di fktp sy dulu sering meresepkan EC, dan setelah itu kena delik aduan masyarakat setempat. Untung sj deliknya lemah dan kurang bukti... jadi sy mulai berpikir bahwa cukup rentan memberikan resep EC sembarangan di praktik scr pribadi. Akhirnya sy hanya edukasi sj dan kadang pasien malu-malu ke tmpat rujukan hingga mungkin mmbuat angka unmet need KB bisa meningkat.
Semoga saja ada regulasi jelas terkait hal ini dok di Indonesia, mungkin sejawat lain ada pasal UU terkait hal ini? Terimakasih sebelumnya pd TS yg mengangkat diskusi ini.
Memang edukasinya sulit dan masih besar stigma masyarakat kita. Tapi jangan sampai barier nya dari petugas kesehatan.
Disarankan segera pada user untuk langsung menemui dokter nya dok, bagus lagi jika langsung ke TS Obsgyn jadi ada pemeriksaan yang tepat.
Beberapa kasus yang sering saya temui adalah pasien datang sudah membawa obat yang mereka beli di apotek dan tidak ada perubahan.
Untuk kasus EC, sering datang karena efek sampingnya yaitu perdarahan
Berdasarkan ketentuan yg berlaku di Indonesia secara hukum ia termasuk obat keras yg memerlukan resep dan pemeriksaan dokter. sekalipun di luar negeri ini termasuk 'otc' tapi kita tetap mengikuti aturan yg berlaku di negara kita. Jadi sebaiknya ikuti aturan standar yg berlaku seperti juga disarankan di Alodokter utk tetap melalui pemeriksaan dan resep dokter. Pertimbangan luasnya pemberian kontrasepsi atau utk memenuhi unmet need itu dilakukan pada kondisi pasien tatap muka dan diperiksa langsung oleh dokter.
Belum jelas legalitas kita dalam memberikan obat di platform Alodokter ini.
Bila terjadi adverse reaction yg tidak hanya terbatas pada efek samping yg tidak diinginkan, sejawat tidak akan disalahkan karena memberikan anjuran penggunaannya. Jaman sekarang screenshot bisa dijadikan alat bukti, jadi sebaiknya berhati-hati.