Alo dok,Saya izin menanyakanPada kondisi ibu hamil 5 bulan, apakah KB implant yang di pasang sebelum hamil harus di lepas ?Terimakasih dok..
Kb implan pada ibu hamil usia 5 bulan - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
Pada ibu hamil 5 bulan dan masih menggunakan KB implan yang terpasang, pertanyaan mengenai keamanan, risiko, dan dampak hormon kontrasepsi dari implan terhadap janin dan proses kehamilan memang perlu perhatian khusus. Berikut adalah penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam situasi tersebut:
1. Apakah KB Implan Harus Dicabut Segera?
- · Jika seorang perempuan diketahui hamil saat masih menggunakan KB implan, sebaiknya implan tersebut dicabut sesegera mungkin. Meskipun implan tidak secara aktif merusak kehamilan yang sudah terjadi, implan tidak memiliki manfaat untuk dipertahankan selama kehamilan dan keberadaannya dapat meningkatkan risiko ketidaknyamanan atau infeksi lokal di tempat pemasangan.
- · Implan kontrasepsi bekerja dengan melepaskan hormon secara perlahan (levonorgestrel atau etonogestrel), yang bertujuan untuk mencegah ovulasi dan mengubah mukus serviks, namun tidak dirancang untuk digunakan selama kehamilan.
2. Risiko Implan Kontrasepsi Terhadap Kehamilan
- · Hormon yang dilepaskan dari KB implan, seperti progestin (levonorgestrel atau etonogestrel), pada dosis yang sangat rendah. Berdasarkan bukti yang ada, tidak ada risiko besar terhadap kehamilan jika KB implan tetap terpasang, karena hormon-hormon ini umumnya tidak menyebabkan malformasi atau gangguan besar pada janin.
- · Namun, paparan hormon kontrasepsi selama kehamilan masih kontroversial, meskipun studi besar belum menunjukkan peningkatan risiko cacat lahir yang signifikan.
3. Dampak Pada Janin
- · Hingga saat ini, belum ada bukti klinis yang menunjukkan adanya efek teratogenic dari hormon progestin yang dilepaskan oleh KB implan. Meskipun demikian, progestin pada kehamilan mungkin dapat memengaruhi fungsi hormon yang terlibat dalam kehamilan normal.
- · Penggunaan KB hormonal selama kehamilan belum terbukti secara konsisten memengaruhi perkembangan janin, meskipun diperlukan kewaspadaan tambahan.
4. Dampak Terhadap Proses Menyusui
- · KB implan berbasis progestin umumnya aman digunakan selama menyusui setelah persalinan. Hormon progestin tidak berdampak signifikan pada jumlah atau kualitas ASI. Faktanya, KB progestin sering direkomendasikan sebagai pilihan kontrasepsi yang aman bagi ibu menyusui karena tidak menurunkan produksi ASI.
- · Oleh karena itu, KB implan tidak diharapkan memiliki dampak negatif pada proses menyusui setelah persalinan.
5. Pengaruh Terhadap Perubahan Hormonal Bayi
- · Hormon progestin dari KB implan sangat sedikit yang masuk ke dalam aliran darah ibu dan janin, terutama dalam dosis rendah yang digunakan. Oleh karena itu, hormon ini kemungkinan besar tidak akan memengaruhi sistem hormonal janin secara signifikan.
- · Studi menunjukkan bahwa kadar hormon kontrasepsi yang mencapai janin sangat rendah, sehingga dampak pada perubahan hormonal bayi diperkirakan minimal.
6. Dampak Terhadap Perkembangan Sekunder Seks Jika Kelamin Bayi Laki-laki
- · Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa KB implan akan memengaruhi perkembangan karakteristik seksual sekunder pada janin laki-laki. Implan berbasis progestin tidak mengandung estrogen, dan kadar hormon yang dilepaskan terlalu rendah untuk mengganggu diferensiasi seksual normal pada janin laki-laki.
- · Oleh karena itu, risiko terhadap perkembangan seks sekunder seperti ukuran alat kelamin atau karakteristik seksual lainnya pada janin laki-laki diperkirakan sangat kecil.
7. Dampak Terhadap Perkembangan Sekunder Seks Jika Kelamin Bayi Perempuan
- · Sama seperti pada janin laki-laki, tidak ada bukti klinis yang mengaitkan KB implan dengan gangguan pada perkembangan karakteristik seksual sekunder pada janin perempuan. Hormon progestin dari KB implan tidak diharapkan memengaruhi perkembangan seksual janin perempuan.
- · Meskipun kadar hormon yang sangat rendah mungkin mencapai janin, dampaknya diperkirakan sangat minimal dan tidak menyebabkan kelainan perkembangan seksual.
8. Pengaruh pada Kontraksi Uterus Postpartum
- Hormon progestin tidak memiliki efek langsung pada otot uterus (miometrium) yang bertanggung jawab atas kontraksi selama persalinan dan pascapersalinan.
- KB implan tidak menghambat pelepasan atau fungsi oksitosin, sehingga tidak ada bukti bahwa KB implan akan mengganggu kontraksi uterus postpartum.
9. Pengaruh pada Perdarahan Postpartum (PPH)
- KB implan, yang melepaskan progestin, tidak secara langsung terkait dengan peningkatan risiko perdarahan postpartum melalui mekanisme hormonalnya.
- Progestin dalam dosis rendah yang dilepaskan oleh implan terutama bekerja pada endometrium untuk mencegah ovulasi dan mengatur siklus menstruasi, bukan pada sistem koagulasi darah. Dalam konteks postpartum, hormon progestin dari KB implan tidak memengaruhi koagulasi atau menyebabkan gangguan pembekuan darah yang dapat meningkatkan risiko PPH.
- Selain itu, hormon progestin tidak memengaruhi kontraksi otot-otot uterus selama masa postpartum yang diperlukan untuk mencegah perdarahan berlebihan. Oleh karena itu, kemungkinan KB implan memengaruhi perdarahan postpartum secara langsung sangat rendah.
10. Mekanisme Hormon Progestin dan Koagulasi
- Progestin pada KB implan bekerja secara lokal di uterus dan tidak memiliki pengaruh langsung pada proses koagulasi. Tidak ada bukti bahwa hormon ini menyebabkan gangguan pembekuan darah atau menurunkan kadar trombosit yang akan memicu risiko perdarahan.
- KB implan hanya mengandung progestin, dan hormon ini tidak meningkatkan risiko tromboemboli atau perdarahan secara signifikan.
Jika ada kekuatiran atau risiko lain terkait KB Implan yang masih aktiv terpasang dalam kehamilan dan persalinan, sebaiknya rujuk dan lakukan konsultasi pemantauan oleh dokter kandungan.