Alo dokter!Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini tentu layanan kesehatan bisa dengan mudah diakses oleh siapa saja, tidak jarang pula yang belum...
Bagaimana tanggapan dalam menangani pertanyaan non medis pada konsultasi online - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Bagaimana tanggapan dalam menangani pertanyaan non medis pada konsultasi online
Alo dokter!
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini tentu layanan kesehatan bisa dengan mudah diakses oleh siapa saja, tidak jarang pula yang belum betul-betul memahami tujuan platform kesehatan untuk konsultasi medis sehingga ada juga yang menanyakan perihal pertanyaan yang bukan suatu keluhan medis dan bahkan bersifat teoritis. Tidak jarang ada mahasiswa, baik dari ilmu kesehatan atau bukan, yang menanyakan mengenai teori suatu pelajaran untuk tugas sekolah atau kuliah.
Nah, bagaimana sebaiknya menanggapi pertanyaan seperti ini? Tentu di awal konsultasi tetap perlu ditanyakan mengenai keluhan medis yang dialami. Jika pasien tidak memiliki keluhan dan hanya ingin bertanya guna mencari jawaban untuk tugas, maka apabila pertanyaannya masih menungkinkan untuk dijawab sebaiknya Dokter dapat memberikan penjelasan secara umum. Kemudian untuk lebih detailnya dapat Dokter edukasikan untuk mencari referensi dari literatur ilmiah seperti buku teks atau jurnal. Hal ini bertujuan agar tidak langsung defensif dalam menanggapinya namun tetap dapat membiasakan pasien untuk mencari referensi yang ilmiah. Serta tak lupa perlu diberi edukasi bahwa tujuan dari aplikasi Alodokter adalah untuk membantu pengguna dalam hal keluhan medis sehingga pengguna dapat mengambil keputusan terbaik untuk kesehatannya.
Bagaimana pendapat sejawat sekalian, apakah pernah mendapat pertanyaan untuk tugas? Bagaimana sikap rekan-rekan sejawat dalam menanggapinya?
Barangkali bisa dipertegas saja di peraturan Alodokter, yg bisa di screenshot kalau ada yg bertanya terutama untuk penelitian y, jadi bisa langsung dikirim ke mereka. Mengarahkan harus baca apa, membudayakan literasi itu sangat perlu.
Jika terkait penelitian, saya pribadi keberatan untuk menjawab.
Bukan bermaksud defensif namun disini juga terkait etik penyampaian informasi. Saya yakin setiap perhimpunan memiliki kode etik sendiri termasuk bagaimana menyampaikan berita dalam media.
Berikutnya, dalam setiap penelitian ada rules dan guidance yg harus dipenuhi, bagaimana menjadikan seseorang sebagai responden, bagaimana mengurus ijin penelitian, beberapa penelitian perlu persyaratan kajian etik. Itu ada tahapannya.
Seringnya ini terlewati begitu saja, lalu mengadu membandingkan, "saya uda tanya ke dokter X, kenapa disini gak mau jawab" yg berakhir dengan review negatif, klo review negatif terserah lah, g semua orang harus suka dengan saya.
Akan jadi buruk ketika tiba2 dari awal sudah g jujur tujuannya apa, mencantumkan nama narasumber tanpa persetujuan, terus uda publikasi. Ke depan, jika ini terjadi dan bersinggungan dengan kepentingan publik, jelas ini akan rawan tuntutan. Siapa yg kena? Y nama yg tertera disitu.
Jadi mohon timbang terima dulu untuk keamanan masing2 dok, mungkin sudut pandang saya ini tidak seluruhnya setuju. Saya menyampaikan ini atas nama pribadi dan demi keamanan sejawat juga (khususnya untuk narasumber / responden) penelitian yg cukup berpotensi membawa rangkaian problem. Atas perhatiannya BTK.
Mungkin saran dari Saya, dokter juga sebaiknya bisa diberikan peluang untuk menyanggah respon negatif dari user.
Betul ya dok, setidaknya setelah edukasi mengenai tujuan layanan konsultasi online, tetap dijawab pertanyaan dari pasien.
Namun agar pasien tidak memiliki ketergantungan mengandalkan layanan konsultasi online sebagai media menjawab pertanyaan seperti tugas, maka dokter hendaknya juga tegas dalam meminta user untuk membuka buku teks dan jurnal terkait.
Betul sekali hal ini beberapa kali saya temui, beberapa mahasiswa konsultasikan kasusnya, diawal tidak saya curigai tapi seiring saya mengulik dan bertanya detail keluhan, riwayat medis dsb, user mulai tampak bingung dan mengaku jika bertanya untuk tugas kuliahnya.
Jujur ini tentu tidak membuat nyaman, dimana proses belajar mengajar tidak akan tersampaikan baik, proses nalar pikir tidak terbentuk jika inginnya jalan pintas langsung diagnosa dan treatement.
Pada akhirnya saya hanya mengedukasi untuk membaca literatur ilmiah saja.
Perlu adanya penegasan saya rasa dari pihak alodokter juga, jika terdapat kasus2 seperti ini, kita bisa melaporkan saja agar bisa lebih bijak dalam pelayanan.
BTK
Barangkali bisa dipertegas saja di peraturan Alodokter, yg bisa di screenshot kalau ada yg bertanya terutama untuk penelitian y, jadi bisa langsung dikirim ke mereka. Mengarahkan harus baca apa, membudayakan literasi itu sangat perlu.
Jika terkait penelitian, saya pribadi keberatan untuk menjawab.
Bukan bermaksud defensif namun disini juga terkait etik penyampaian informasi. Saya yakin setiap perhimpunan memiliki kode etik sendiri termasuk bagaimana menyampaikan berita dalam media.
Berikutnya, dalam setiap penelitian ada rules dan guidance yg harus dipenuhi, bagaimana menjadikan seseorang sebagai responden, bagaimana mengurus ijin penelitian, beberapa penelitian perlu persyaratan kajian etik. Itu ada tahapannya.
Seringnya ini terlewati begitu saja, lalu mengadu membandingkan, "saya uda tanya ke dokter X, kenapa disini gak mau jawab" yg berakhir dengan review negatif, klo review negatif terserah lah, g semua orang harus suka dengan saya.
Akan jadi buruk ketika tiba2 dari awal sudah g jujur tujuannya apa, mencantumkan nama narasumber tanpa persetujuan, terus uda publikasi. Ke depan, jika ini terjadi dan bersinggungan dengan kepentingan publik, jelas ini akan rawan tuntutan. Siapa yg kena? Y nama yg tertera disitu.
Jadi mohon timbang terima dulu untuk keamanan masing2 dok, mungkin sudut pandang saya ini tidak seluruhnya setuju. Saya menyampaikan ini atas nama pribadi dan demi keamanan sejawat juga (khususnya untuk narasumber / responden) penelitian yg cukup berpotensi membawa rangkaian problem. Atas perhatiannya BTK.
Terlepas dari review yang akan diberikan user. Hal ini seakan menjebak dokter untuk melakukan jawaban skematis dan jawaban pasti akan suatu diagnosa dan perawatan.
Semoga bisa terdenga tim yang berwenang ya dok 🙏
Barangkali bisa dipertegas saja di peraturan Alodokter, yg bisa di screenshot kalau ada yg bertanya terutama untuk penelitian y, jadi bisa langsung dikirim ke mereka. Mengarahkan harus baca apa, membudayakan literasi itu sangat perlu.
Jika terkait penelitian, saya pribadi keberatan untuk menjawab.
Bukan bermaksud defensif namun disini juga terkait etik penyampaian informasi. Saya yakin setiap perhimpunan memiliki kode etik sendiri termasuk bagaimana menyampaikan berita dalam media.
Berikutnya, dalam setiap penelitian ada rules dan guidance yg harus dipenuhi, bagaimana menjadikan seseorang sebagai responden, bagaimana mengurus ijin penelitian, beberapa penelitian perlu persyaratan kajian etik. Itu ada tahapannya.
Seringnya ini terlewati begitu saja, lalu mengadu membandingkan, "saya uda tanya ke dokter X, kenapa disini gak mau jawab" yg berakhir dengan review negatif, klo review negatif terserah lah, g semua orang harus suka dengan saya.
Akan jadi buruk ketika tiba2 dari awal sudah g jujur tujuannya apa, mencantumkan nama narasumber tanpa persetujuan, terus uda publikasi. Ke depan, jika ini terjadi dan bersinggungan dengan kepentingan publik, jelas ini akan rawan tuntutan. Siapa yg kena? Y nama yg tertera disitu.
Jadi mohon timbang terima dulu untuk keamanan masing2 dok, mungkin sudut pandang saya ini tidak seluruhnya setuju. Saya menyampaikan ini atas nama pribadi dan demi keamanan sejawat juga (khususnya untuk narasumber / responden) penelitian yg cukup berpotensi membawa rangkaian problem. Atas perhatiannya BTK.
Mudah2an kondisi ini semakin dipertegas dengan peraturan dari alodokter tentang tujuan aplikasi ke user 🙏
Selain itu saya sering mendapati seolah user ingin mendapatkan hasil yg sama dengan menggantikan layanan chat ini dengan pemeriksaan langsung. Tentu selalu saya tegaskan bahwa layanan chat ini tidak dapat disetarakan dengan pemeriksaan langsung. Apalagi jika membutuhkan pemeriksaan fisik 🙏
Jadi biar user tidak perlu review jawaban dokter , jadi dokter tidak terbebani dalam menjawab tugas.
Terima kasih atas diskusi dan masukannya rekan dokter-dokter semua.
Tentu perihal tugas atau penelitian memang ada batasannya sendiri, tidak bisa dijawab melalui platform konsultasi online. Aejauh yang bisa kita lakukan tentu mengedukasi sebenarnya apa tujuan dari aplikasi layanan konsultasi kesehatan.
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas asupannya dari rekan-rekan semua, tentu akan selalu kami pertimbangkan yang terbaik demi perbaikan layanan dan kenyamanan dokter-dokter semua dalam konsultasi.
Mohon maaf dokter namun saya kurang setuju jika tetap harus menjawab pertanyaan tentang tugas dok. Yg pertama, karena umumnya jika menjawab secara umum mereka akan tetap meminta jawaban secara detail. Kedua, jika terus dijawab maka mereka akan terus bertanya di platform (bisa dilihat di history chat) dan bahkan ada yg sampai menggunakan multiakun dan IMHO ini menjadikan alodokter sebagai jalan pintas daripada harus membaca jurnal/textbook. Tentunya ini juga tidak diharapkan dalam proses pembelajaran.
Setuju dgn saran bbrp TS sebelumnya, apakah bisa kita men-take down komen negatif dok? Mgkn dgn kolom alasan dapat bisa dievaluasi kembali oleh tim operasional nantinya.
Terima kasih dokter.