Alo juga, dokter. Perlu diingat bahwa CHF (chronic atau congestive kah yang dimaksud?) merupakan juga salah satu faktor risiko VTE walau bukan yang mayor. Jadi saran saya pemberian methylergotamine dan asam traneksamat hanya jika terjadi perdarahan yang sulit dihentikan atau jumlahnya banyak menimbang risiko VTE yang dapat disebabkannya. Sebagai tambahan, saya memprediksi bila kakak dokter sampai diminta terminasi kehamilan, brarti saya mencurigai CHF nya disebabkan oleh penyakit jantung kongenital yang sudah sampai mengakibatkan hipertensi paru atau ada gangguan aorta yang signifikan sehingga memang kontraindikasi kehamilan "SECARA TEORI".
Namun oleh karena pertimbangan etik, sebaiknya hal ini memang sudah menjadi diskusi mendalam antara keluarga, dokter kandungan, bersama dokter jantung yang merawat kakak juga. Oleh karenanya, pasien bersama suami memang perlu mengikuti program KB yang diusahakan non hormonal efektif di kemudian hari. Jika yang diinginkan tetap yg hormonal mohon didiskusikan dengan SpOG nya mengenai KB hormonal dengan risiko VTE terendah. Dan dalam hal ini, setahu saya, yang mengandung estrogen dikontraindikasikan sedangkan yang progesteron tinggal masih dapat dipertimbangkan. Sekian, Terima kasih. Semoga membantu.

Alo Dokter, 

ijin ikut berdiskusi ya Dok, 

Kalau saya mikirnya karena ini untuk terminasi kehamilan, mungkin methylergomethrin dan asam traneksamat diberikan setelah konsumsi misoprostol dulu Dok dan jika terdapat perdarahan post partum.

Menunggu insight dari TS lain ya,  CMIIW.

https://www.alomedika.com/obat/obat-yang-bekerja-pada-uterus/uterotonika/misoprostol/indikasi-dan-dosis

https://www.alomedika.com/obat/obat-yang-bekerja-pada-uterus/uterotonika/methylergometrine/indikasi-dan-dosis

https://www.alomedika.com/obat/obat-yang-mempengaruhi-darah/obat-yang-mempengaruhi-koagulasi/asam-traneksamat/indikasi-dan-dosis

https://www.alomedika.com/efektivitas-dan-keamanan-asam-traneksamat-untuk-perdarahan-post-partum

 

Ijin menambahkan insight saja :Terlepas tidak diketahui kondisi klinis CHFnya ini detailnya seperti apa, terminasi kehamilan pada kasus di mana kondisi ibu tidak layak hamil sebnrnya mmg diijinkan secara etik dan ada peraturannya tentu idealnya dengan informed consent yg jelas dan SUDAH melibatkan tim medis terkait, jd harus didiskusikan dan disetujui bersama oleh kardiologi, obsgyn bahkan kalau pasiennya dirawat di RS, melibatkan manajemen RS dan atau forensik.Hanya saja, meski usia 4 mgg mmg blm ada perubahan hemodinamik signifikan pada cardiac output, stroke volume dsbnya, proses terminasi itu dengan misoprostol bs menimbulkan nyeri yg meningkatkan demand kerja jantung dan bs mencetuskan acute failure. Jadi seharusnya terminasi dilakukan dengan observasi ketat di RS. Kalau ada pertimbangan tidak boleh mengejan bs saja harus dipasang epidural analgesia misalnya.Pertimbangan lain adalah penggunaan ergometrin, FIGO sudah merekomendasikan secara resmi bahwa terminasi usia kehamilan tertentu ada dosisnya misoprostol sndr yg optimal berapa, jd seharusnya tidak perlu ergometrin, apalagi ergometrin itu kontraksinya lbh erratic, jd lbh diperlukan pada kasus2 abortus yg telah terjadi, bukan untuk menginduksi abortus, selain itu ergometrin bisa menyebabkan bronkokonstriksi dan vasokonstriksi jd sepanjang pengetahuan saya, penggunaan nya sangat dibatasi bahkan mgkn dikontraindikasikan pada penyakit jantung.Jadi cb dicrosscheck lagi, apa benar sudah dalam pengawasan atau melibatkan tim misalnya? Apa sudah melibatkan fetomaternal juga mgkn untuk insight yg lbh jauh.Semoga membantu.