Alo dr. Nurul, izin ikut berdiskusi ya dok.

Kasusnya cukup menarik ya dok, sebelumnya saya belum pernah menemukan kasus serupa pasca dilakukannya tindakan cupping. Namun, jika melihat dari beberapa referensi yang saya dapatkan memang dikatakan bahwa terdapat adanya kemungkinan adverse event dari tindakan cupping yang terbagi menjadi reaksi lokal dan sistemik. Untuk reaksi lokal diantaranya seperti luka bakar atau pembentukan bulla memang dapat terjadi dikarenakan reaksi panas yang ditimbulkan.

Untuk penanganan bula kemungkinan dapat merujuk sama halnya seperti penanganan pada luka bakar dengan adanya bula superficial. Bula yang terbentuk tidak direkomendasikan untuk dipecahkan, jika memang relatif kecil dapat sebagai barier infeksi. Selain itu yang penting juga untuk menjaga kebersihan dan perawatan di area bula untuk mencegah infeksi lebih lanjut. 

Berikut referensi lebih lanjut yang mungkin dapat membantu dok: 

https://www.researchgate.net/publication/302979273_Safety_of_Cupping_Therapy_in_Studies_Conducted_in_Twenty_One_Century_A_Review_of_Literature

https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-plastik/luka-bakar/penatalaksanaan

Mungkin ada pendapat atau masukan dari TS sekalian, turut menyimak juga dokter.. mohon koreksi jika ada kekurangan. Terima kasih.

Alo dokter, izin berdiskusi.

Pada kasus pasien diatas sebaiknya bula tidak perlu dipecahkan karena akan memicu infeksi sekunder. Sehingga baiknya dibiarkan dan akan mengempis dengan sendirinya.

Untuk penanganan bula sendiri yaitu : 

- membersihkan bula dengan air mengalir tanpa menggunakan sabun

- keringkan dengan menggunakan kassa (pastikan menggunakan kassa dengan cara ditempel perlahan-lahan)

- oleskan gel/salep/krim yang mengandung ekstrak placenta untuk membantu penyembuhan.

Berikut diskusi mengenai penatalaksanaan bula yang dapat menjadi referensi, CMIIW

https://www.alomedika.com/komunitas/topic/combutio

Mungkin ada pendapat dari Ts lainnya.