Alo dokter, Izin bertanya, ada user yang menyampaikan bahwa beliau tidak dapat melakukan penetrasi saat berhubungan intim dengan pasangan, karena otot-otot...
Tenaga kesehatan yang tepat untuk menangani kasus vaginismus - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Tenaga kesehatan yang tepat untuk menangani kasus vaginismus
Alo dokter,
Izin bertanya, ada user yang menyampaikan bahwa beliau tidak dapat melakukan penetrasi saat berhubungan intim dengan pasangan, karena otot-otot vagina "tertutup rapat", dan menyampaikan bahwa istrinya takut berhubungan intim. User bertanya harus berkonsultasi lanjut dengan spesialis apa berkenaan dengan hal tersebut.
Menurut sejawat sekalian, apakah lebih tepat merujuk pasien dalam kasus ini kepada sejawat psikiater, atau obsgyn? Mohon masukannya 🙏🏻
Terima kasih
Sekedar saran saja, kadang pasien kesulitan membedakan antara vaginismus dengan masalah pada suami (misalnya ereksi yang tidak adekuat), sehingga perlu dipastikan dahulu. Misalnya tanyakan apakah pasien bisa mendapatkan lubrikasi ketika dirangsang..
Setelah yakin bahwa masalahnya adalah vaginismus, maka
1. Pastikan tidak ada masalah organik di area vagina dan pelvis, tentu saja yang berkompeten adalah SpOG
2. Pastikan juga tidak ada kondisi organik yang mempengaruhi fungsi neurologi dan fungsi hormonal pasien
3. Bila semua itu negatif, maka silahkan diminta berkonsultasi dengan SpKJ
Semoga bermanfaat
Permasalahan hub seksual suami - istri dapat bersumber pd beberapa hal berikut ini :
1. Kurangnya pengetahuan mengenai teknik hub seksual, utamanya foreplay dan teknik penetrasi shg diperlukan konseling sexual therapy.
2. Gangguan ereksi pd suami, dapat disebabkan faktor fisik (kelelahan fisik, peny jantung, diabetes, hipertensi, riwayat stroke, konsumsi obat2 yg mengganggu ereksi) maupun psikis (cemas, depresi, dsb).
3. Gangguan fisik maupun psikis pd istri. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan fisik dan genitourinaria terlebih dahulu.
Konsultasi dpt dilakukan dg dokter penyakit dalam, syaraf, obsgyn, andrologi, maupun psikiater, tergantung pada asesment dokter lebih ke arah mana yg menyebabkan gangguan seksual pd pasangan tersebut.
Jika hasil pemeriksaan fisik (organik) normal, maka dpt dirujuk ke psikiater utk dilakukan konseling. Seringkali persepsi / mitos yg salah bahwa hub seksual itu sakit mengakibatkan istri mengalami ketakutan melakukan hub seksual. Faktor lain yg mungkin adl trauma seksual di masa lalu, gangguan depresi, gangguan cemas, paranoid, maupun relasi interpersonal yg kurang baik dg pasangan.
Semoga bermanfaat
Alo Dok,
Jika memang kasusnya merupakan vaginismus bisa dirujuk ke psikolog atau psikiater agar dapat dilakukan psikoterapi, konseling pernikahan ataupun terapi farmakodinamik. Namun, baiknya digali kembali apakah memang sampai terjadi vaginismus atau 'hanya' rasa takut/cemas karena pasien memiliki memori negatif mengenai hubungan seksual misalnya karena penetrasi sebelumnya menimbulkan nyeri sehingga pasien enggan melakukannya lagi atau bisa juga karena riwayat pelecehan/kekerasan seksual sebelumnya. Jika tertarik membaca mengenai vaginismus, jurnal berikut membahas lengkap dok. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20887170