intinya dinilai level sakitnya dokter,jika ada sesuatu pada ibu hamil,tetap yg diobati ibunya dulu,baru dedek bayinya..tentunya dengan edukasi yg adekuat...

halo dr.Nadena
untuk pemberian NSAID pada kehamilan memang selektif,tapi untuk pemberian pada trimester kedua ,lebih aman daripada trimester 1 krn pembentukan organ sudah selesai.Jika memang untuk terapi simptomatis karena pasien sangat kesakitan,bisa diberikan NSAID lain tentunya dengan edukasi.NSAID yg berisiko mempengaruhi kehamilan bisa diberikan,dan kecil kemungkinan terjadi masalah pada bayi.tapi hanya untuk simtomatis saja dan BUKAN jangka waktu lama.Contoh pemakaian dalam seminggu setelah itu stop.Tentunya sambil ditelaah penyebab primernya apa

ALO dr. Nadena,

 

 

Sampai saat ini paracetamol masih menjadi painkiller pilihan untuk kehamilan. Baik NSAID ataupun opioid berisiko bila digunakan saat hamil.

 

 

Mungkin kembali lagi dok, setiap obat yang digunakan perlu mempertimbangkan risiko dan benefitnya, dan yang terpenting mungkin dicari causa dari nyerinya.

 

 

Sumber:

https://www.medscape.com/viewarticle/906502

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31242344

 

Semoga membantu dok, CMIIW

Perlu dipertimbangkan kemungkinan pre-eklamsia dok, yang mungkin gejalanya mulai muncul pada trimester kedua (mual, pusing, hipertensi, proteinuria).
.
Jika mengarah ke pre-elampsia, bisa diberikan suplementasi kalsium.
.
Jika terbukti bukan pre-eklamsia, perlu dicari lagi kemungkinan seperti vertigo.

Sepertinya parasetamol tetap menjadi pilihan aman bagi ibu hamil dok walaupun penggunaan dalam jangka waktu yang lama juga tidak dianjurkan (https://www.webmd.com/baby/pain-relievers-that-are-safe-during-pregnancy)
NSAID dapat dipertimbangkan pemberiannya karena ibu ini di trimester kedua ( https://www.rcog.org.uk/en/news/new-rcog-review-clarifies-pain-relief-options-for-women-during-pregnancy-and-breastfeeding/)

Yang perlu tetap dicari adalah penyebab sakit kepala yang menetap tersebut, apakah ada tanda tanda pre-eklampsia, gangguan pada sistem oftalmikus ataupun vestibular, masalah pada daerah kepala ataupun stres

Saya setuju dengan pendapat sejawat yang lain. Sebaiknya ditegakkan dulu diagnosis nyeri kepalanya. Penanganan nyeri tidak hanya dengan medikamentosa, apalagi pada kehamilan, metode non medikamentosa seperti CBT juga dapat dipertimbangkan. 

Pada kasus ibu hamil dengan nyeri kepala, nyeri ulu hati tertusuk mungkin juga bisa dipertimbangkan karena penekanan rahim ke lambung sehingga menyebabkan reflux dok, dan tidak jarang pada kondisi gerd, LPR, juga sering disertai nyeri kepala yang terus menerus,
Jadi bisa juga diberikan saran non farmakologi terkait pola makan, dan aktivitas untuk melepas stress