Modalitas Transcranial Magnetic Stimulation sebagai Tata Laksana Depresi

Oleh :
dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H.

Penggunaan transcranial magnetic stimulation (TMS) dalam penanganan depresi masih banyak diiringi oleh keraguan mengenai efikasi dan keamanannya. TMS merupakan modalitas terapi non-invasif yang memanfaatkan stimulasi area otak via modulasi eksitabilitas korteks melalui produksi medan magnet. Pada depresi, TMS digunakan pada pasien dewasa yang gagal mendapatkan perbaikan klinis bermakna setelah pemberian antidepresan.[1,2]

Di Amerika Serikat, meskipun TMS telah disetujui oleh FDA, masih banyak kontroversi terkait penggunaannya. Bukti ilmiah yang tersedia masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda, terutama mengenai pasien seperti apa yang akan mendapat manfaat paling banyak dari modalitas tata laksana ini.[4-6]

Secara klinis, TMS telah dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai kondisi medis, termasuk depresi, demensia Alzheimer, gangguan obsesif kompulsif, gangguan cemas, dan gangguan stress pasca trauma.[2-4]

Referensi