Pedoman Penanganan Deteriorasi Klinis Pasien Di Luar ICU 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Oleh :
dr.Bedry Qintha

Pedoman penanganan deteriorasi atau perburukan klinis pasien di luar ICU dipublikasikan oleh Society of Critical Care Medicine (SCCM) pada tahun 2024. Pedoman ini berisikan berbagai cara yang efektif untuk meningkatkan perawatan pasien yang berisiko mengalami perburukan klinis di luar ICU. Ini mencakup cara pengenalan perburukan klinis dan langkah terbaik dalam merespon perburukan klinis tersebut.

Dalam hal pengenalan dini deteriorasi klinis, SCCM menekankan edukasi tidak hanya pada staf medis, tetapi juga pada keluarga, pasien sendiri, dan juga caretaker. Untuk penanganan perburukan klinis, SCCM merekomendasikan adanya rapid response team (RRT) di seluruh bagian rumah sakit.[1]

Specialist,Male,Doctor,Came,To,Report,The,Worsening,Symptoms,Of

Tabel 1. Tentang Pedoman Klinis Ini

Penyakit Perburukan Klinis di Luar ICU
Tipe Diagnosis dan Penatalaksanaan
Yang Merumuskan

Society of Critical Care Medicine (SCCM)

Tahun 2024
Negara Asal Internasional
Dokter Sasaran Dokter Rawat Intensif, Dokter Jaga.

Penentuan Tingkat Bukti 

Penentuan tingkat bukti dilakukan melalui penyaringan literatur, evaluasi, dan pengambilan keputusan berbasis konsensus. Langkah awal melibatkan pengembangan pertanyaan klinis berbasis PICO (Population, Intervention, Comparator, Outcome) yang dirumuskan oleh panel. Pertanyaan ini menjadi dasar untuk pencarian sistematis literatur, yang kemudian ditinjau oleh tim peneliti untuk mengevaluasi relevansi, melakukan ekstraksi data, dan menilai risiko bias.

Setelah bukti terkumpul, tingkat kepastian bukti dinilai menggunakan metodologi GRADE (Grading of Recommendations, Assessment, Development, and Evaluation). Rekomendasi diklasifikasikan sebagai “strong” atau “conditional” berdasarkan keseimbangan manfaat dan risiko, kualitas bukti, serta implikasi bagi pasien, klinisi, dan pembuat kebijakan. Konsensus diperoleh melalui proses voting, dengan tingkat kesepakatan minimal 80% di antara 75% anggota panel.[1]

Rekomendasi Utama untuk Diterapkan dalam Praktik Klinis Anda

Pedoman klinis SCCM ini merekomendasikan pengenalan dini gejala dan tanda klinis perburukan pasien di luar ICU. Pedoman ini juga merekomendasikan pembentukan RRT, yang selain mencakup klinisi juga perlu mencakup keluarga atau caregiver pasien.

  • Jika pasien di bangsal non-ICU menunjukkan gejala atau tanda yang mencurigakan ataupun mengarah pada perburukan klinis, lakukan pemeriksaan tanda vital lengkap dan segera laporkan adanya abnormalitas apapun.
  • Jika ada pasien non-ICU yang mengalami perburukan klinis, aktifkan RRT sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing instansi.
  • Komposisi RRT dapat berbeda-beda pada tiap instansi. Ketua RRT biasanya adalah perawat ICU dan terapis respirasi, atau bisa juga dokter.
  • Setidaknya satu anggota RRT harus memiliki ekspertise yang sesuai dengan target terapi pasien dan mengetahui keinginan serta prognosis pasien.
  • Dalam hal aktivasi RRT, edukasi perlu diberikan pada pasien, keluarganya, atau pengasuhnya agar mereka bisa mengenali perburukan klinis dan mengetahui untuk menyampaikan pada praktisi kesehatan yang bertugas.[1]

Perbandingan dengan Pedoman Klinis di Indonesia

Di Indonesia, pedoman klinis yang membahas topik serupa masih belum tersedia. Pada Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) yang dipublikasikan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015, pengawasan deteriorasi klinis yang dijabarkan lebih spesifik pada pengawasan pasca sedasi dan tindakan medis dan bukan mengenai pasien non-ICU.[2]

Dalam pedoman serupa yang dikeluarkan oleh NHS Skotlandia, rekomendasi juga ditekankan pada pengenalan dini. Pengenalan dini ini mencakup pemantauan tanda dan gejala klinis, perekaman perkembangan tanda dan gejala klinis, serta penggunaan sistem skoring untuk stratifikasi risiko. Meskipun tidak menamai tim respon sebagai RRT, pedoman NHS Skotlandia ini juga merekomendasikan adanya tim rawat intensif yang bisa dihubungi jika ada pasien yang terdeteksi mengalami perburukan.[3]

Kesimpulan

Society of Critical Care Medicine (SCCM) mempublikasikan pedoman klinis untuk penanganan deteriorasi klinis pasien non-ICU pada tahun 2024. Rekomendasi utama dalam pedoman klinis ini adalah:

  • Deteksi dini adanya perburukan klinis merupakan hal penting. Deteksi dini dilakukan dengan mengawasi adanya tanda dan gejala klinis apa pun yang tampak tidak biasa.
  • Jika ada tanda atau gejala klinis yang tidak biasa pada pasien bangsal non-ICU, lakukan pengukuran tanda vital lengkap dan laporkan adanya abnormalitas signifikan pada rapid response team (RRT).
  • Rapid response team (RRT) perlu dibentuk di rumah sakit. Komposisi RRT pada tiap rumah sakit bisa berbeda-beda tergantung keperluan dan ketersediaan personel. RRT ini yang nantinya akan melakukan penanganan lebih lanjut bagi pasien yang terdeteksi mengalami perburukan.

Referensi