Pencegahan keloid dengan memakai lembaran gel silikon atau silicone gel sheet pada suatu luka sering dianjurkan pada pasien yang mempunyai riwayat keloid sebelumnya. Keloid adalah abnormalitas penyembuhan luka yang ditandai dengan respons inflamasi berlebihan, peningkatan aktivitas fibroblas, dan overekspresi sinyal faktor pertumbuhan. Hal-hal ini menyebabkan produksi kolagen yang terlalu banyak dan membentuk suatu jaringan parut abnormal.[1,2]
Penatalaksanaan keloid masih menjadi tantangan karena belum adanya konsensus tentang kombinasi terapi yang terbaik. Beberapa contoh modalitas terapi keloid adalah produk silikon, kortikosteroid intralesi, 5-fluorouracil, laser fraksional atau pulsed dye, dan bedah eksisi.[1-3]
Pencegahan keloid harus menjadi fokus klinisi ketika menghadapi pasien yang memiliki riwayat keloid sebelumnya. Pencegahan utama adalah dengan menghindari tindakan bedah yang tidak esensial pada pasien tersebut. Namun, bila tindakan bedah harus dilakukan atau ada trauma yang tidak disengaja, modalitas pencegahan keloid dapat berupa hidrasi dengan emolien, pemberian terapi tekanan, dan penggunaan lembaran gel silikon.[1,4,5]
Mekanisme Kerja Silikon untuk Mencegah Keloid
Silikon diduga membantu menjaga lingkungan epidermis kulit tetap terhidrasi, sehingga mencegah dehidrasi yang bisa mengaktivasi fibroblas dan mencegah kenaikan produksi kolagen. Selain itu, hidrasi yang baik juga dapat meningkatkan difusi sitokin yang juga dapat menurunkan sintesis kolagen. Dengan demikian, hidrasi dapat mencegah proses pembentukan keloid dan mengurangi keparahan keloid.[2-4]
Lembaran silikon juga dapat memberikan stabilitas mekanik secara pasif, sehingga bisa mengurangi pertumbuhan abnormal dari jaringan parut. Lembaran gel silikon dianjurkan untuk digunakan selama 12–24 jam untuk 2–3 bulan, dimulai sejak 2 minggu setelah penanganan luka primer.[2-5]
Efektivitas Lembaran Gel Silikon untuk Mencegah Keloid
Meskipun telah umum digunakan untuk mencegah keloid, bukti efektivitas lembaran gel silikon sebenarnya masih sangat terbatas. Tinjauan sistematik oleh Tian F, et al. hanya bisa menemukan dua uji klinis yang memenuhi kriteria inklusi untuk analisis efektivitas lembaran gel silikon dalam pencegahan keloid. Dari kedua studi tersebut, sampel hanya berjumlah 16 dan 20 pasien.[2]
Tinjauan sistematik oleh Tian F, et al. tersebut menyatakan bahwa uji klinis yang ada masih terlalu heterogen, misalnya dalam hal penyebab scarring (bedah, infeksi, atau trauma), lokasi luka (dada atau punggung) dan usia luka. Tian F, et al. tidak dapat membuktikan manfaat lembaran gel silikon bila dibandingkan dengan grup tanpa terapi, grup yang menerima terapi non-silikon, dan grup yang menerima injeksi triamsinolon. Jumlah sampel terlalu sedikit dan risiko bias masih terlalu tinggi.[2]
Kakinuma T, et al. melakukan uji klinis terhadap 45 pasien yang menjalani operasi laparoskopi di Jepang, yakni dengan menggunakan skala Japan Scar Workshop (JSW). Skala JSW dinilai dengan mengevaluasi indurasi, elevasi, kemerahan pada luka, gatal, dan nyeri tekan. Skor dinilai sebelum intervensi, lalu pada bulan ketiga dan keenam.[6]
Hasil studi Kakinuma T, et al. tersebut menunjukkan bahwa skala JSW lebih rendah pada pasien yang menggunakan lembaran gel silikon bila dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan gel silikon setelah operasi. Oleh karena itu, silikon dinyatakan cukup efektif untuk mencegah keloid. Namun, studi ini juga memiliki jumlah sampel yang sangat kecil.[6]
Penelitian lain yang mempelajari penggunaan lembaran gel silikon pada 18 luka juga menunjukkan pengurangan kolagen pada luka apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun, jumlah sampel juga masih terlalu kecil.[7]
Efek Samping Penggunaan Silikon
Efek samping penggunaan gel silikon yang paling umum dialami adalah nyeri, gatal, dan sensasi terbakar. Namun, hal ini bersifat ringan dan sementara saja. Dalam studi Medhi B, et al. terhadap 36 pasien, hanya 2 pasien mengalami gatal dan nyeri setelah penggunaan gel silikon. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan gel silikon memiliki profil keamanan yang cukup baik.[8,9]
Beberapa studi lain juga menunjukkan bahwa lembaran gel silikon tidak memiliki efek samping yang serius. Tinjauan sistematik oleh Tian F, et al. juga tidak melaporkan efek samping maupun keluhan serius setelah penggunaan lembaran gel silikon.[2,8,9]
Kesimpulan
Belum adanya standar baku tentang terapi yang terefektif untuk keloid menyebabkan pencegahan keloid masih menjadi fokus utama dalam tata laksana pasien beriwayat keloid. Lembaran gel silikon merupakan salah satu modalitas yang umum digunakan sebagai langkah preventif keloid.
Akan tetapi, bukti yang ada tentang efektivitas lembaran gel silikon dalam pencegahan keloid sebenarnya masih berkekuatan sangat lemah. Hal ini dikarenakan jumlah studi yang ada masih sangat terbatas, dengan jumlah sampel yang sangat kecil dan risiko bias yang cukup tinggi. Uji klinis berskala lebih besar dengan metodologi yang lebih baik masih diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas lembaran gel silikon.
Untuk saat ini, pencegahan utama keloid masih berupa identifikasi pasien yang memiliki riwayat keloid dan penghindaran tindakan bedah yang tidak esensial. Namun, karena penggunaan lembaran gel silikon bersifat noninvasif dan memiliki efek samping sangat minimal, metode ini masih sering menjadi pilihan para klinisi untuk pencegahan maupun terapi keloid.