Etiologi Sindrom Stevens-Johnson
Etiologi sindrom Stevens-Johnson atau Stevens-Johnson Syndrome yang paling utama adalah reaksi hipersensitivitas terhadap obat. Sekitar 80% kasus sindrom Stevens-Johnson telah dikaitkan dengan reaksi obat. Reaksi tersebut melibatkan limfosit sitotoksik CD8+ spesifik obat, jalur apoptosis ligan Fas (FasL), dan eksositosis yang dimediasi granul dan tumor necrosis factor (TNF) alfa.[1,4]
Obat
Obat merupakan etiologi tersering sindrom Stevens-Johnson. Pada dasarnya semua obat dapat menyebabkan sindrom Stevens-Johnson, tetapi beberapa obat berisiko lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Risiko Tinggi
Antibiotik, terutama penicillin seperti amoxicillin dan golongan sulfa seperti cotrimoxazole, adalah yang paling banyak dikaitkan dengan sindrom Stevens-Johnson.
Obat lain yang juga berisiko tinggi menyebabkan sindrom Stevens-Johnson adalah allopurinol, terutama jika digunakan dalam dosis lebih dari 100 mg per hari. Sindrom Stevens-Johnson juga bisa disebabkan oleh antikonvulsan seperti carbamazepine, lamotrigine, phenorbarbital, dan phenytoin.
Obat lainnya yang bisa menyebabkan sindrom Stevens-Johnson adalah nevirapine, serta obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti meloxicam.[1]
Risiko Sedang
Obat yang berisiko sedang menyebabkan sindrom Stevens-Johnson antara lain golongan sefalosporin seperti cefadroxil, ceftriaxone, dan cefixime; serta makrolida seperti azithromycin, clarithromycin, dan erithromycin.
Obat risiko sedang lainnya adalah golongan kuinolon seperti ciprofloxacin dan levofloxacin, serta golongan tetrasiklin seperti doxycycline dan minocycline.
Analgesik yang dianggap risiko sedang menimbulkan sindrom Stevens-Johnson adalah diklofenak.[1,4]
Risiko Rendah
Obat yang dianggap berisiko rendah menimbulkan sindrom Stevens-Johnson adalah golongan penghambat beta seperti bisoprolol, serta ACE-inhibitor seperti captopril. Golongan lain yang dianggap berisiko rendah adalah calcium channel blocker (CCB) seperti amlodipine, serta diuretik tiazid seperti hydrochlorothiazide.
Obat antidiabetes golongan sulfonilurea, seperti glimepiride, serta insulin juga dianggap berisiko rendah. Selain itu, analgesik ibuprofen juga masuk dalam risiko rendah menyebabkan sindrom Stevens-Johnson.[1,4]
Agen Infeksius
Sindrom Stevens-Johnson dapat disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap virus, bakteri, maupun jamur. Virus yang dapat menyebabkan sindrom Stevens-Johnson misalnya virus Epstein-Barr dan herpes simpleks. Bakteri yang telah dikaitkan dengan sindrom Stevens-Johnson adalah difteri dan Mycobacteria. Sementara itu, fungi yang dikaitkan dengan sindrom Stevens-Johnson misalnya dermatofitosis dan histoplasmosis.[5,6]
Genetik
Predisposisi genetik terkait gen human leukocyte antigen (HLA) diperkirakan berperan dalam kerentanan sindrom Stevens-Johnson.[1]
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor risiko yang telah diketahui berhubungan dengan sindrom Stevens-Johnson:
- Usia di atas 40 tahun
- Jenis kelamin wanita
- Genetik dengan predisposisi terkait gen HLA
HIV positif
- Penyakit imun, seperti lupus eritematosus sistemik
- Infeksi virus herpes simpleks
- Penggunaan dosis obat lebih tinggi[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta