Insulin dan dekstrosa sering digunakan untuk mengelola pasien dengan hiperkalemia. Meski demikian, dosis dan durasi pemberian optimal insulin dalam kasus hiperkalemia masih menjadi perdebatan.[1,2]
Hiperkalemia adalah gangguan elektrolit yang dapat menyebabkan aritmia jantung fatal. Penatalaksanaan hiperkalemia akut mencakup pencegahan aritmia dengan pemberian kalsium, upaya memindahkan kalium ke dalam sel, serta meningkatkan eliminasi kalium.
Pemberian insulin banyak direkomendasikan dalam pengobatan hiperkalemia dalam keadaan darurat untuk membantu memindahkan kalium ke dalam sel. Dosis yang sering dianjurkan adalah 10 unit insulin reguler diberikan melalui bolus intravena. Meski demikian, bukti yang mendukung rekomendasi tersebut masih belum jelas.[2,3]
Pendekatan Penatalaksanaan Hiperkalemia Secara Umum
Prinsip tata laksana hiperkalemia adalah melindungi membran kardiomiosit untuk mencegah aritmia akibat hiperkalemia, menggeser konsentrasi kalium yang berlebihan di ekstraseluler menuju kompartemen intraseluler, dan meningkatkan eliminasi kalium dari tubuh. Berbagai modalitas terapi hiperkalemia dapat dilihat pada Tabel 1.[2,3]
Tabel 1. Modalitas Terapi Hiperkalemia
Modalitas terapi | Awitan Kerja | Durasi Kerja | Mekanisme Kerja | Efikasi |
Kalsium Glukonat | 1-2 menit | 30-60 menit | Melindungi kardiomiosit | 0,5-1,5 mEq/L |
Glukosa + insulin | 10-20 menit | 2-6 jam | Menggeser kalium ke Intraseluler | Tergantung dosis |
Beta-agonis | 3-5 menit | 1-4 jam | Menggeser kalium ke Intraseluler | |
Natrium bikarbonat | 30-60 menit | 2-6 jam | Menggeser kalium ke intraseluler | |
Cation-Exchange Resin | 2-6 jam | 4-6 jam | Meningkatkan eliminasi kalium | |
Furosemide | 5-30 menit | 2-6 jam | Meningkatkan eliminasi kalium | |
Hemodialisis | Segera setelah hemodialisis | Meningkatkan eliminasi kalium | 1 mmol/L pada 60 menit pertama dan 2 mmol/L pada 180 menit |
Sumber: dr. Hendra Gunawan, 2022.[2,3]
Sebelum menentukan modalitas terapi, klinisi seyogyanya melihat apakah didapatkan tanda bahaya perubahan EKG akibat peningkatan kadar kalium atau apakah kadar kalium dalam darah melebihi 6,5 mEq/L. Jika didapatkan salah satu tanda tersebut, maka penurunan kadar kalium secara cepat diperlukan.
Pemberian kalsium glukonat 10% sebanyak 5-10 mL dalam infus intravena lambat selama 5-10 menit dapat diberikan untuk melindungi kardiomiosit dari peningkatan kalium. Evaluasi EKG dapat dilakukan 10 menit pasca pemberian pertama dan apabila tidak ada perubahan maka injeksi kalsium glukonat kedua dengan dosis yang sama dapat diberikan.[3,4]
Peran Insulin pada Hiperkalemia
Insulin berperan dalam manajemen hiperkalemia dengan menggeser kalium ke dalam sel. Insulin merangsang aktivitas antiporter Na+-H+ pada membran sel, mendorong masuknya natrium ke dalam sel, yang menyebabkan aktivasi Na+-K+ ATPase. Hal ini akan menyebabkan masuknya kalium secara elektrogenik.
Pemberian insulin intravena telah dilaporkan menyebabkan penurunan kadar kalium serum yang bergantung dosis. Kombinasi dosis insulin intravena 10 unit ditambah dengan 25 g dekstrosa dipercaya dapat menurunkan kadar kalium serum sebesar 1 mEq/L (mmol/L) dalam waktu 10-20 menit, dengan durasi efek sekitar 4-6 jam. Meski demikian, regimen terapi ini telah dikaitkan dengan risiko hipoglikemia signifikan.[5,6]
Potensi Risiko Hipoglikemia Akibat Pemberian Insulin pada Hiperkalemia
Beberapa penelitian telah mengevaluasi angka kejadian hipoglikemia pada pasien hiperkalemia yang mendapat insulin. Meski begitu, kebanyakan penelitian tersebut memiliki sampel yang kecil atau dilakukan spesifik pada pasien dengan insufisiensi ginjal. Hal ini karena eliminasi insulin bergantung pada fungsi ginjal yang memadai, sehingga gangguan fungsi ginjal akan meningkatkan kadar serum plasma dan risiko komplikasi hipoglikemia.[1,6]
Dalam sebuah studi retrospektif yang melibatkan 172 pasien dengan hiperkalemia yang menerima insulin, dilaporkan bahwa pemberian insulin berkaitan signifikan dengan risiko hipoglikemia. Insidensi keseluruhan hipoglikemia pada studi ini adalah 19,8%, dengan insidensi hipoglikemia berat sebesar 5,2%.[6]
Penurunan Dosis Untuk Mengatasi Hipoglikemia Akibat Pemberian Insulin pada Kasus Hiperkalemia
Salah satu solusi potensial untuk menurunkan risiko hipoglikemia pada pasien hiperkalemia yang mendapat insulin adalah dengan menurunkan dosis pemberian menjadi 5 unit. Dalam sebuah studi kohort retrospektif (2017) yang melibatkan 675 pasien hiperkalemia dengan insufisiensi renal, hipoglikemia dilaporkan terjadi pada 19,5% pasien yang mendapat insulin 5 unit dibandingkan 28,6% pasien yang mendapat insulin 10 unit.[1]
Hipoglikemia berat terjadi pada 3% pasien kelompok insulin 5 unit dibandingkan 6,8% pasien kelompok insulin 10 unit. Selain itu, tidak didapatkan perbedaan bermakna terkait efek penurunan kadar kalium serum (−1.0 ± 0.8 vs −1.0 ± 0.7 mEq/L).[1]
Hasil serupa dilaporkan pada studi lain berupa suatu meta analisis (2021) yang mengevaluasi hasil dari 10 kohort retrospektif dengan total 3437 sampel. Analisis peneliti menunjukkan adanya penurunan risiko hipoglikemia secara umum dan hipoglikemia berat, tanpa adanya perbedaan efek penurunan kadar kalium serum antara pasien yang mendapat dosis insulin diturunkan dengan yang mendapat dosis konvensional.[7]
Hasil sedikit berbeda dipaparkan oleh studi lain yang melibatkan 92 pasien yang mendapat dosis insulin dikurangi dan 309 pasien yang mendapat dosis konvensional. Meskipun dalam studi ini didapatkan penurunan risiko hipoglikemia pada dosis insulin yang lebih rendah (8,7% vs 10,7%), studi ini memaparkan efikasi penurunan kadar kalium yang sedikit lebih baik pada penggunaan insulin dosis 10 unit.[8]
Kesimpulan
Insulin efektif digunakan dalam penatalaksanaan hiperkalemia untuk menurunkan risiko aritmia jantung yang fatal. Meski demikian, pemberian insulin dosis standar 10 unit telah dilaporkan berkaitan signifikan dengan kejadian hipoglikemia, termasuk hipoglikemia berat. Penurunan dosis menjadi pemberian insulin 5 unit telah dilaporkan mampu menurunkan risiko hipoglikemia tanpa menurunkan efikasi penurunan kadar kalium serum.