Percutaneous coronary intervention atau intervensi koroner perkutan pada sindrom koroner akut dapat dilakukan dengan pendekatan radial atau femoral. Masing-masing pendekatan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.[1.2]
Percutaneous coronary intervention (PCI) merupakan prosedur revaskularisasi utama yang dilakukan pada sindrom koroner akut (SKA) untuk memulihkan aliran darah. PCI dipilih karena efikasinya yang signifikan untuk mencegah kejadian SKA berulang dan sifatnya yang kurang invasif bila dibandingkan dengan prosedur bedah seperti CABG (Coronary Artery Bypass Graft).[1-3]
Meskipun kurang invasif, PCI merupakan tindakan yang tentunya juga memiliki risiko, misalnya access-site bleeding atau perdarahan pada lokasi puncture. Dalam hal ini, lokasi puncture adalah arteri femoralis atau arteri radialis, yang merupakan tempat masuknya guiding catheter dan guidewire. Untuk itu, pemilihan akses vaskular sangat penting dalam tindakan PCI karena berdampak terhadap luaran klinis pasien.[3-5]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)