Terapi Terkini untuk Dry Age-Related Macular Degeneration

Oleh :
dr. Friska Debby Anggriany, SpM, MKes

Terdapat beberapa terapi baru yang telah disetujui secara global untuk penanganan dry age-related macular degeneration (dry AMD). Dry AMD adalah bentuk degenerasi makula yang yang ditandai oleh akumulasi drusen dan atrofi epitel pigmen retina, yang menyebabkan penurunan fungsi visual sentral tanpa neovaskularisasi koroid. Kondisi ini diklasifikasikan berdasarkan keparahannya menjadi tahap awal, intermediata, atau lanjut.

Kebanyakan kasus AMD adalah dry AMD, yang mana telah dilaporkan bahwa 8 dari 10 pasien AMD mengalami dry AMD. Pada kasus intermediata, pemberian antioksidan formula AREDS2 telah dilaporkan dapat mengurangi kehilangan penglihatan pada dry AMD. Di sisi lain, kasus dry AMD lanjut, atau geographic atrophy, belum memiliki modalitas terapi yang andal hingga baru-baru ini.[1,2]

Asian,Senior,Man,With,Eye,Pain,Isolated,On,White,Background,

Terapi Berbasis Sistem Imun

FDA Amerika Serikat telah menyetujui penggunaan pegcetacoplan dan avacincaptad pegol untuk penanganan dry AMD. Kedua obat ini bekerja dengan menghambat kaskade komplemen untuk mencegah kerusakan retina dan memperlambat progresi geographic atrophy.[2]

Pegcetacoplan

Pegcetacoplan adalah inhibitor komplemen yang secara selektif menargetkan protein C3. Obat ini bekerja dengan mengikat C3 dan C3b, sehingga mencegah pembentukan mediator hilir dari jalur komplemen dan mengurangi kerusakan jaringan retina pada dry AMD.[3]

OAKS dan DERBY adalah uji klini fase 3, multisenter, double-masked, dan sham-controlled yang melibatkan 1258 pasien ≥60 tahun dengan geographic atrophy. Partisipan dibagi menjadi kelompok yang mendapat pegcetacoplan intravitreal (1-2 bulan sekali) atau sham. Uji klinis ini menunjukkan bahwa pegcetacoplan secara signifikan memperlambat pertumbuhan lesi geographic atrophy hingga 22% pada 24 bulan dalam studi OAKS dan hingga 19% dalam studi DERBY dibandingkan dengan sham.[4]

Di Amerika Serikat, pegcetacoplan tersedia dalam vial 150 mg/ml. Secara klinis, obat ini digunakan dalam dosis 15 mg (setara 0,1 ml) melalui injeksi intravitreal, yang diberikan pada masing-masing mata setiap 25-60 hari sekali. Obat ini dikontraindikasikan jika pasien mengalami infeksi okular dan periokular. Efek samping yang sering dilaporkan adalah perdarahan konjungtiva, rasa tidak nyaman pada mata, dan floaters vitreous.[5]

Avacincaptad Pegol

Avacincaptad pegol (ACP) adalah pegylated RNA aptamer yang bekerja spesifik pada komplemen C5. Obat ini menghambat proses pemecahan C5 dan memperlambat peradangan serta kerusakan sel yang dimediasi oleh komplemen pada geographic atrophy.[3]

Uji klinis GATHER 2 yang merupakan uji klinis double-masked, sham-controlled, fase ke-3, melibatkan 448 partisipan. Penelitian ini menunjukkan bahwa ACP 2 mg mengurangi laju pertumbuhan area geographic atrophy sebesar 14% dibandingkan sham. Efek samping okular terkait pengobatan terjadi pada 49% pasien kelompok ACP, dengan insiden neovaskularisasi makula eksudatif lebih tinggi pada kelompok ACP (5%) dibandingkan sham (3%).[6]

Di Amerika Serikat, ACP tersedia dalam vial 20 mg/ml untuk injeksi. Obat ini digunakan dalam dosis 2 mg (setara 0,1 ml) secara injeksi intravitreal pada mata yang terkena, dengan frekuensi pemberian sekali setiap bulan selama hingga 12 bulan. Sama seperti pegcetacoplan, ACP dikontraindikasikan jika ada infeksi okular dan periokular. Efek samping yang paling banyak dilaporkan adalah perdarahan konjungtiva, peningkatan tekanan intraokular, penglihatan kabur, dan AMD neovaskularisasi.[7]

Terapi Berbasis Penggantian Sel

Terapi baru yang sedang dikembangkan untuk dry AMD adalah penggunaan sel punca untuk menggantikan sel retina yang rusak pada tahap lanjut dry AMD. Terapi ini digunakan dengan cara mentransplantasikan sel punca ke dalam mata lewat cairan suspensi atau scaffold tipis. Terapi ini sedang diujikan dalam uji klinis kecil dan kemungkinan akan perlu waktu 10-15 tahun untuk mengetahui efikasinya pada manusia.[2]

Kesimpulan

Terdapat dua terapi baru berbasis sistem imun yang telah dilaporkan efektif untuk kasus dry age-related macular degeneration (dry AMD), yakni pegcetacoplan dan avacincaptad pegol. Kedua obat ini telah disetujui penggunaannya pada dry AMD oleh FDA Amerika Serikat. Keduanya digunakan melalui injeksi intravitreal setiap bulan. Kontraindikasi penggunaannya adalah adanya infeksi okular atau periokular. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah perdarahan konjungtiva, ketidaknyamanan mata, peningkatan tekanan intraokular, dan floaters intravitreous.

Referensi