Pada kasus hipokalemia yang stabil, penggantian kalium yang hilang dapat dilakukan melalui konsumsi bahan makanan sumber kalium. Hipokalemia merupakan gangguan elektrolit yang ditandai dengan penurunan kadar kalium serum di bawah nilai ambang (umumnya berkisar 3,5–5,0 mEq/L).
Keadaan hipokalemia terutama dialami pasien dengan penyakit kronik seperti penyakit ginjal kronis (PGK), gagal jantung, dan diabetes melitus (DM), ataupun penggunaan obat seperti loop diuretic misalnya furosemide. Keadaan hipokalemia juga kerap dihubungkan dengan peningkatan risiko perburukan pada pasien-pasien tersebut.[1-3]
Ulasan Singkat Peran Kalium dalam Tubuh
Sebagai kation utama pada intraseluler dan sebagian besar sel, kalium sangat penting bagi tubuh manusia. Sebagai contoh, kalium berperan dalam aktivitas enzim, pembelahan dan perkembangan sel, serta pompa Na+-K+-ATPase yang memompa natrium keluar sel dan kalium ke dalam sel. Kalium intraseluler juga berpartisipasi dalam proses keseimbangan asam basa.
Sebanyak 98% total kalium tubuh berada intraseluler, sedangkan kalium yang berada di cairan ekstraseluler diketahui hanya sebesar 2 % atau 4 mEq/L. Keseimbangan kalium ditandai dengan asupan kalium sekitar 100 mEq/hari dan pengeluaran kalium lewat feses dan urine masing-masing sebesar 90 mEq/hari dan 10 mEq/hari.
Kadar kalium ekstraseluler berlebihan (hiperkalemia) akan menurunkan potensial membran, sedangkan hipokalemia akan menyebabkan hiperpolarisasi sehingga membran menjadi tidak responsif. Saat hal tersebut terjadi, akan terjadi gangguan konduksi elektrik jantung, disritmia bahkan sudden death. Penting untuk diingat bahwa setiap penurunan 1 mEq/L serum kalium, menunjukkan defisit kalium sekitar 200-400 mEq.[2]
Berbagai Penyebab Terjadinya Hipokalemia
Kadar kalium yang cukup sangat penting bagi kesehatan, bahkan kalium telah dilaporkan berperan dalam penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Hipokalemia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, antara lain penurunan asupan, ekskresi berlebihan lewat urine maupun saluran pencernaan, serta intracellular shift.
Ekskresi berlebihan dari urine (kaliuresis) dapat terjadi akibat penggunaan diuretik, gangguan endokrin, gangguan ginjal, serta sindrom genetik yang memengaruhi fungsi ginjal. Sementara itu, kehilangan melalui saluran cerna umumnya terjadi akibat diare, muntah, penggunaan laksatif kronik, obstruksi saluran cerna, atau infeksi. Intracellular shift dapat terjadi pada penggunaan insulin, tirotoksikosis, dan stimulasi saraf simpatis akibat beta 2-agonis.[2,10]
Rentang Manifestasi Klinis Hipokalemia
Gejala hipokalemia bervariasi sesuai dengan derajatnya, mulai dari asimptomatik hingga aritmia yang menyebabkan kematian. Pada umumnya, manifestasi klinis tidak akan muncul kecuali kadar kalium di bawah 3,0 mEq/L dan akan membaik setelah dilakukan koreksi.
Terkait fungsi ginjal, hipokalemia dapat menyebabkan asidosis metabolik, rhabdomyolysis, gangguan transpor tubular, gangguan tubulointerstisial kronik, dan pembentukan kista. Pada sistem neuromuskular, dapat terjadi kekakuan anggota gerak bawah, kelemahan, paresis atau paralisis. Hipokalemia dapat pula menimbulkan gejala konstipasi atau paralisis intestinal, gangguan sistem respirasi, gangguan kardiovaskular yang menyebabkan perubahan elektrokardiografi (EKG), hingga gagal jantung.[2]
Manajemen Nutrisi pada Hipokalemia
Secara garis besar, tata laksana hipokalemia memiliki 4 tujuan, yaitu menurunkan proses kehilangan kalium, menambahkan simpanan kalium, mengevaluasi kemungkinan toksisitas dan menetapkan penyebab untuk mencegah episode berulang berikutnya. Pasien dengan kadar kalium 2,5–3,5 mEq/L akan membutuhkan terapi penggantian secara oral, sedangkan kadar kalium <2,5 mEq/L perlu diganti secara intravena diikuti dengan pemantauan ketat, monitoring EKG, dan pemeriksaan kadar kalium serial.[2,4]
Dalam manajemen hipokalemia, strategi untuk mempertahankan kadar normal kalium dibutuhkan agar pasien terhindar dari gejala yang mengancam jiwa. Suplementasi kalium yang diikuti dengan diet tinggi kalium merupakan salah satu pendekatan yang dianjurkan.[3-5]
Jenis pola makan yang diketahui tinggi kalium adalah diet Mediterania, yang dapat memberikan hingga 6 g/hari kalium. Selain itu, diet lain berupa Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) juga direkomendasikan dan dapat menyumbang sekitar 4,7 g/hari kalium. Diet mediterania dan diet DASH didominasi oleh sayur, buah, dan produk susu yang dilaporkan memiliki kandungan tinggi kalium, magnesium, kalsium, serat, dan komponen bioaktif lain.[3,6]
Di sisi lain, perlu diketahui bahwa bioavailabilitas kalium dipengaruhi oleh konsumsi nutrisi lain yang akan mempengaruhi metabolisme kalium, seperti vitamin, antioksidan, karbohidrat, dan serat.[3,6]
Bahan Makanan Sumber Kalium
Kalium diketahui banyak terkandung dalam buah dan sayuran, tetapi sumber asupan kalium di setiap negara berbeda-beda. Sumber asupan kalium pada populasi dewasa di Amerika Serikat adalah susu, kopi, ayam, olahan sapi, jeruk, jus anggur, dan kentang. Sedangkan pada anak-anak diketahui bahwa jus buah, susu, kentang, dan buah menjadi sumber asupan kalium terbesar. Asupan kalium di tengah masyarakat juga kian menurun karena terjadinya pergeseran pola makan dari plant-based menjadi refined product.[6,7]
Beberapa contoh bahan makanan sumber kalium yang tersedia di Indonesia adalah mentimun suri, daun pepaya, genjer, pisang, tempe, dan daging sapi. Contoh bahan makanan yang tersedia luas di Indonesia dan kandungan kalium dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.[7,8]
Tabel 1. Sayur dan Buah, serta Kandungan Kaliumnya
Jenis Makanan (100 g) | Kandungan Kalium (mg) |
Kacang gude, rebus | 1.126 |
Mentimun suri, segar | 1.008 |
Daun pepaya, segar | 927 |
Genjer, segar | 906 |
Pisang ketip, segar | 726,0 |
Pisang uli, segar | 650,3 |
Kacang mete, goreng | 641,7 |
Daun labu waluh, segar | 630,7 |
Tempe kedelai murni, goreng | 626,7 |
Pisang mas bali kopang, segar | 616,0 |
Pisang raja, segar | 582,2 |
Jeruk manis, segar | 472,1 |
Kembang tahu | 455,3 |
Bayam, kukus | 431 |
Kentang, segar | 396 |
Labu waluh, segar | 356,2 |
Jambu air, segar | 321,2 |
Alpukat, segar | 278,0 |
Wortel, segar | 245 |
Tomat muda, segar | 210 |
Labu kuning, segar | 220,0 |
Susu kedelai | 287,9 |
Tabel 2. Daging dan Olahannya Beserta Kandungan Kalium
Jenis Makanan (100 g) | Kandungan Kalium (mg) |
Daging anak sapi, segar | 412,0 |
Daging ayam, segar | 385,9 |
Daging babi, segar | 819,3 |
Daging domba, segar | 355,0 |
Daging kambing, segar | 268,7 |
Daging kelinci, segar | 371,1 |
Ham | 819,3 |
Daging menjangan, dendeng mentah | 1282,0 |
Susu sapi | 149,0 |
Susu kambing | 160,0 |
Telur ayam kampung | 141,0 |
Telur ayam ras | 118,5 |
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017.[9]
Kesimpulan
Hipokalemia merupakan penurunan kadar kalium serum di bawah normal yang terutama dialami pasien dengan penyakit kronik. Keadaan hipokalemia berhubungan dengan peningkatkan risiko perburukan pada pasien-pasien tersebut, dengan demikian penting mempertahankan kadar kalium pada rentang normal. Diet Mediterania dan diet DASH merupakan 2 diet yang direkomendasikan dan mengandung kalium yang tinggi. Menurut Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017 beberapa bahan makanan tinggi kalium adalah dendeng daging menjangan, kacang gude, mentimun suri, daun pepaya, genjer, daging babi, ham, dan berbagai jenis pisang.