Diagnosis peningkatan tekanan intrakranial menjadi tantangan tersendiri bagi klinisi karena sulit dilakukan hanya berdasarkan tanda klinis dan pencitraan. Baku emas pemeriksaan tekanan intrakranial hingga saat ini adalah monitoring invasif, yakni melalui kateter cairan serebrospinal intraventrikel. Namun, metode ini memiliki risiko infeksi dan cedera, serta tidak selalu tersedia di semua daerah. Hal ini menyebabkan tanda klinis dan pemeriksaan pencitraan lebih sering digunakan.[1,2]
Peningkatan tekanan intrakranial didefinisikan sebagai tekanan intrakranial ≥20 mmHg. Kondisi ini dapat terjadi akibat cedera otak traumatik maupun kondisi medis nontrauma. Peningkatan tekanan intrakranial dapat ditemukan pada kasus perdarahan intrakranial (perdarahan subarachnoid maupun intraserebral), hydrocephalus, meningitis, stroke, dan peningkatan tekanan idiopatik.[3,4]
Akurasi Diagnosis Peningkatan Tekanan Intrakranial Berdasarkan Tanda Klinis
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)