Evaluation of the Effects of Remdesivir and Hydroxychloroquine on Viral Clearance in COVID-19
Barratt-Due A, Olsen IC, Nezvalova-Henriksen K, et al. Evaluation of the Effects of Remdesivir and Hydroxychloroquine on Viral Clearance in COVID-19. Annals of Internal Medicine. 2021;174(9):1261-1269. PMID: 34251903
Abstrak
Latar belakang: modalitas pengobatan baru sangat dibutuhkan untuk penanganan pasien COVID-19. Hasil Solidarity Trial dari WHO menunjukkan bahwa remdesivir dan hydroxychloroquine (HCQ) tidak memberikan efek pada mortalitas pasien COVID-19. Akan tetapi, efek antiviral obat-obat ini belum diketahui.
Tujuan: mengevaluasi efek remdesivir dan hydroxychloroquine pada mortalitas segala penyebab di rumah sakit, derajat gagal napas dan inflamasi, serta viral clearance di orofaring.
Desain: NOR-Solidarity adalah uji klinis acak terkontrol sebagai tambahan terhadap uji klinis Solidarity WHO yang mencakup biobanking dan follow-up klinis selama 3 bulan. Uji klinis dilakukan di 23 rumah sakit di Norwegia. Peserta adalah orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi SARS-CoV-2 yang terkonfirmasi.
Intervensi: selama 28 Maret hingga 4 Oktober 2020, sebanyak 185 peserta diacak. Dari jumlah tersebut, 181 peserta dimasukkan dalam analisis lengkap. Sebanyak 42 peserta menerima remdesivir, 52 menerima HCQ, dan 87 menerima terapi standar.
Parameter: selain luaran primer Solidarity WHO, luaran khusus yang dinilai adalah viral clearance di spesimen orofaring, derajat gagal napas, dan variabel inflamasi.
Hasil: tidak ada perbedaan mortalitas di rumah sakit yang bermakna antara tiap kelompok intervensi. Secara umum, ada penurunan viral load orofaring yang signifikan di 1 minggu pertama, dengan tingkat penurunan viral load dan angka viral load 10 hari yang mirip antara kelompok remdesivir, HCQ, dan terapi standar.
Remdesivir dan HCQ tidak memengaruhi derajat gagal napas maupun variabel inflamasi dalam plasma. Kurangnya efek antivirus tidak berkaitan dengan durasi gejala, tingkat viral load, tingkat inflamasi, atau adanya antibodi SARS-CoV-2 saat perawatan di rumah sakit.
Kesimpulan: remdesivir dan HCQ tidak memengaruhi viral clearance pasien COVID-19 yang dirawat inap di rumah sakit.
Ulasan Alomedika
Solidarity Trial WHO telah menunjukkan bahwa remdesivir dan hydroxychloroquine tidak mengurangi mortalitas pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dan tidak mengurangi kebutuhan ventilasi mekanik. Namun, uji klinis yang menganalisis efek antiviral obat-obat ini terhadap pasien COVID-19 masih terbatas.
Uji klinis ini dilakukan untuk mengevaluasi efek antiviral remdesivir dan HCQ terhadap pasien COVID-19, terutama dalam hal viral clearance di orofaring. Tujuan ini dianggap penting karena perjalanan klinis COVID-19 pada pasien dengan penyakit derajat ringan atau moderat diketahui lebih berhubungan dengan replikasi virus daripada inflamasi. Inflamasi lebih berperan pada COVID-19 derajat berat.
Ulasan Metode Penelitian
Uji klinis acak terkontrol ini melibatkan 181 pasien yang sesuai dengan kriteria. Peserta penelitian direkrut dari 23 rumah sakit di Norwegia dengan kriteria: usia ≥18 tahun; infeksi SARS-CoV-2 terkonfirmasi oleh PCR; dan pasien dirawat di rumah sakit.
Kriteria eksklusi adalah pasien dengan komorbiditas yang berat, peningkatan enzim liver >5 kali lipat nilai rujukan, pemanjangan interval QT >470 ms, kehamilan, kondisi sedang menyusui, dan intoleransi terhadap obat yang digunakan dalam uji coba.
Peserta diacak menjadi 3 kelompok perlakuan, yaitu kelompok terapi standar, kelompok terapi standar ditambah HCQ (2x800mg peroral di hari pertama lalu 2x400mg peroral sampai hari ke-9), atau kelompok terapi standar ditambah remdesivir (200 mg IV di hari pertama lalu 100 mg IV sampai hari ke-9).
Terapi dihentikan ketika peserta keluar dari rumah sakit. Selama penelitian, terdapat beberapa perubahan perlakuan di mana HCQ dihentikan atas saran komite pengarah Solidarity Trial berdasarkan hasil laporan Recovery Trial pada 8 Juni 2020.
Ulasan Hasil Penelitian
Selain luaran primer Solidarity Trial yang mempelajari pengaruh obat pada mortalitas dan ventilasi mekanik, luaran khusus untuk studi ini adalah perubahan viral clearance SARS-CoV-2 di spesimen orofaring, yang diukur pada awal studi, hari ke-3 hingga ke-5, hari ke-7 hingga ke-9, dan setelah itu tiap hari ketiga.
Luaran viral clearance ini dinilai cocok dengan tujuan khusus studi ini, yakni mengetahui efek antiviral obat-obat ini pada pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2. Selain itu, luaran lain yang juga dinilai adalah pengaruh obat-obat ini pada derajat gagal napas dan variabel inflamasi.
Pengukuran viral load dilakukan secara kuantitatif dengan polymerase chain reaction (PCR) SARS-CoV-2 dari spesimen orofaring. Hasil menunjukan tidak ada perbedaan bermakna antara viral clearance masing-masing kelompok perlakuan.
Remdesivir dan hydroxychloroquine (HCQ) juga tidak berefek signifikan pada tingkat keparahan gagal napas yang dinilai dari rasio PO2-FIO2 dan tidak berefek signifikan pada variabel laboratorium seperti C-reactive protein, prokalsitonin, lactate dehydrogenase, kadar ferritin, dan jumlah limfosit-neutrofil.
Kelebihan Penelitian
Uji klinis ini menunjukkan bahwa hasil uji in-vitro di masa lampau yang melaporkan bahwa remdesivir dan hydroxychloroquine memiliki efek antiviral terhadap SARS-CoV-2 ternyata tidak terbukti pada pasien. Penggunaan kedua obat ini tidak mengurangi viral load secara bermakna.
Kelebihan penelitian ini adalah tipe penelitian yang berupa uji klinis acak terkendali, yang melibatkan sebagian besar rumah sakit di Norwegia sehingga proporsi pasien rawat inap yang direkrut cukup besar. Uji klinis juga dilakukan pada setting klinis yang nyata, sehingga data yang tersaji cukup akurat.
Limitasi Penelitian
Penelitian ini tidak melibatkan grup plasebo. Selain itu, jumlah sampel masih relatif kecil dan confidence interval (CI) cukup luas. Oleh karena itu, hasil penelitian ini perlu diinterpretasikan dengan hati-hati. Beberapa pasien juga tidak menerima terapi hingga selesai karena pasien telah keluar dari rumah sakit. Rerata waktu rawat inap hanyalah 5–6 hari.
Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia
Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah remdesivir dan hydroxychloroquine memiliki efek antiviral pada pasien COVID-19, yang dinilai melalui viral clearance pada orofaring. Luaran ini dianggap penting diteliti karena progresivitas COVID-19 ringan dan moderat dikatakan lebih berhubungan dengan replikasi virus.
Sebagai tambahan terhadap bukti yang menunjukkan bahwa remdesivir dan HCQ tidak mengurangi mortalitas, kebutuhan ventilasi mekanik, dan durasi rawat inap, bukti dari studi ini juga menunjukkan bahwa kedua obat ini tidak memengaruhi viral clearance. Oleh karena itu, kedua obat ini tidak dianjurkan untuk pasien COVID-19.
Beberapa studi lain juga menunjukkan bahwa remdesivir tidak bermanfaat sebagai terapi COVID-19.