Glukosamin dan kondroitin adalah obat yang sering digunakan pada tata laksana osteoarthritis. Namun, efikasi kedua obat tersebut dalam memperbaiki gejala dan mencegah progresi penyakit osteoarthritis masih belum jelas.[1,2]
Osteoarthritis sendiri merupakan penyakit degeneratif pada sendi sinovial yang disebabkan oleh kerusakan tulang rawan secara progresif. Pada osteoarthritis, sel sinovial yang mengalami inflamasi dan kondrosit yang rusak menyebabkan adanya produksi matriks metalloproteinase (MMP), agrekanase, dan prostaglandin.[3,4]
Hal ini menyebabkan degradasi molekul kolagen dan proteoglikan, serta apoptosis kondrosit yang kemudian meningkatkan reaksi inflamasi lebih lanjut menjadi suatu siklus yang tidak pernah berakhir sehingga terjadi degenerasi tulang rawan dan tulang lebih lanjut dan luas.[3,4]
Proses degenerasi yang terjadi pada tulang rawan sendi hingga tulang ini memicu reaksi inflamasi di dalam lutut, serta melibatkan membran sinovial sehingga menyebabkan nyeri, gangguan gerak sendi, penurunan massa otot dan deformitas pada sendi. Gejala-gejala tersebut dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya.[1,2]
Glukosamin dan kondroitin adalah obat yang termasuk dalam golongan symptomatic slow acting drugs for osteoarthritis (SYSADOA), dimana keduanya merupakan substansi yang terdapat dalam tubuh dan dibutuhkan untuk pembentukan proteoglikan. Glukosamin dan kondroitin diharapkan dapat memperlambat proses degenerasi dan meredakan nyeri.[1,2]
Efikasi dan Keamanan Glukosamin dan Kondroitin pada Pasien Osteoarthritis
Hasil penelitian in vivo dan hewan menunjukkan bahwa glukosamin dan kondroitin dapat menekan progresivitas osteoarthritis. Dalam penelitian in vivo dan hewan, beberapa manfaat glukosamin dan kondroitin yang ditemukan adalah:
- Menstimulasi produksi matriks ekstraseluler kartilago
- Meningkatkan produksi kolagen
- Menekan mediator inflamasi
- Menghambat degenerasi kartilago
- Menurunkan aktivitas resorpsi pada tulang subkondral[3,4]
Berdasarkan manfaat yang ditemukan, dilakukan uji klinis untuk mengetahui efikasi glukosamin dan kondroitin pada pasien osteoarthritis. Beberapa meta analisis telah menilai efikasi dan keamanan glukosamin dan kondroitin pada pasien osteoarthritis.[6,7]
Meta Analisis oleh Zhu et al tahun 2018
Meta analisis oleh Zhu et al pada tahun 2018 yang meliputi 30 randomized controlled trial (RCT) dengan tingkat bias rendah dan melibatkan 7172 pasien, meneliti efektivitas glukosamin dan kondroitin maupun kombinasi keduanya pada pasien dengan osteoarthritis, dibandingkan dengan placebo.[6]
Pada meta analisis ini didapatkan kondroitin dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi gerak persendian jika dibandingkan dengan placebo. Sedangkan glukosamin terbukti dapat mengurangi kekakuan sendi jika dibandingkan dengan placebo. Namun terapi dengan mengkombinasikan keduanya tidak menunjukan efektivitas yang signifikan dalam mengurangi nyeri maupun perbaikan fungsional bila dibandingkan dengan placebo. Tidak ditemukan adanya efek samping yang bermakna dalam penggunaan glukosamin dan kondroitin dibandingkan placebo.[6]
Meta Analisis oleh Simental-Mendia et al tahun 2018
Penelitian meta analisis lain oleh Simental-Mendía et al, melibatkan 29 RCT dengan tingkat bias rendah dengan 6120 pasien didalamnya, ditemukan bahwa terapi tunggal dengan glukosamin atau kondroitin saja terbukti dapat mengurangi nyeri bila dibandingkan dengan placebo. Namun hal serupa tidak didapati pada terapi kombinasi glukosamin dan kondroitin.[7]
Baik glukosamin, kondroitin maupun kombinasi keduanya juga tidak menunjukan perubahan yang signifikan terhadap nilai indeks Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis (WOMAC) yang meliputi penilaian terhadap nyeri, kekakuan sendi dan fungsionalitas fisik. Lamanya konsumsi glukosamin dan kondroitin juga tidak memiliki efek signifikan dalam meredakan nyeri dan nilai indeks WOMAC, baik dikonsumsi kurang atau lebih dari 6 bulan.[7]
Kesimpulan
Potensi dan manfaat glukosamin dan kondroitin dalam penanganan osteoarthritis dinilai cukup menjanjikan. Glukosamin dan kondroitin memiliki potensi sebagai anti inflamasi dan proteksi terhadap tulang rawan sendi secara in vitro. Oleh karena itu, kedua obat ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penderita osteoarthritis awal atau dengan gejala ringan-sedang.
Beberapa penelitian klinis mendapatkan bahwa penggunaan tunggal glukosamin dan kondroitin dibandingkan plasebo menunjukkan manfaat yang kecil pada pasien osteoarthritis; glukosamin dapat mengurangi kekakuan sendi sementara kondroitin dapat mengurangi nyeri. Namun, ada pula beberapa studi yang tidak menemukan manfaat penggunaan kedua substansi tersebut dibandingkan plasebo.
Pada sisi lain, kombinasi glukosamin dan kondroitin belum terbukti menunjukan efek yang signifikan dalam mengurangi nyeri, kekakuan sendi, fungsionalitas fisik penderita osteoarthritis, maupun menghambat progresivitas osteoarthritis.
Penelitian lanjutan masih diperlukan untuk membuktikan glukosamin dan kondroitin memiliki efek teraputik yang memuaskan bagi pasien yang mengonsumsinya. Panduan dari Osteoarthritis Research Society International (OARSI) di tahun 2019, juga belum merekomendasikan penggunaan glukosamin dan kondroitin sebagai terapi untuk osteoarthritis.
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggita