Penggunaan injeksi steroid intraartikular untuk osteoarthritis genu sering ditemukan dalam praktik. Injeksi steroid dilaporkan dapat mengurangi nyeri jangka pendek. Namun, manfaat dan keamanan penggunaannya masih diperdebatkan. [1]
Osteoarthritis (OA) genu merupakan kondisi peradangan kronik pada sendi lutut dengan manifestasi klinis tersering berupa nyeri. OA dapat menyebabkan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Injeksi intraartikular dengan kortikosteroid merupakan salah satu modalitas penatalaksanaan OA. Injeksi intraartikular steroid dipercaya dapat menurunkan progresi penyakit serta mengatasi keluhan melalui efek antiinflamasi. [2-4]
Teori Mengenai Efek Steroid dalam Osteoarthritis
Osteoarthritis (OA) genu merupakan peradangan kronik pada sendi lutut yang ditandai dengan adanya kehilangan kartilago artikular, pembentukan osteofit, dan remodeling tulang subkondral.
OA diawali dengan adanya kerusakan kartilago secara perlahan, disusul dengan perubahan morfologi dan metabolik kondrosit. Hal ini menyebabkan aktivasi mediator-mediator inflamasi dan produksi sitokin dan kemokin.
Inflamasi synovial juga terlibat dalam progresi OA. Sitokin dan kemokin meningkat pada cairan synovial dan menyebabkan synovitis. Adanya synovitis dapat memperparah kerusakan kartilago sendi, dan bersama dengan pembentukan osteofit dapat menstimulasi nosiseptor dan menyebabkan manifestasi nyeri. [2,3]
Efek Kortikosteroid pada Osteoarthritis
Kortikosteroid memiliki efek antiinflamasi dan imunosupresif. Kortikosteroid dapat menurunkan permeabilitas vaskular, menghambat akumulasi sel inflamasi, fagositosis, dan produksi neutrofil superoksida. Mekanisme aksi ini diduga bermanfaat secara klinis untuk mengurangi eritema, bengkak, panas, dan nyeri pada OA.
Penggunaan steroid intraartikular pada penanganan OA genu sudah dikerjakan sejak lama. Triamcinolone merupakan sediaan yang paling sering digunakan. Beberapa studi menyatakan bahwa kortikosteroid efektif dalam menurunkan rasa nyeri, namun hanya bersifat sementara (<4 minggu). Penggunaannya secara jangka panjang diduga dapat menyebabkan kerusakan pada kartilago karena bersifat kondrotoksik. [3,5]
Bukti Ilmiah Efektivitas Injeksi Intraartikular Kortikosteroid pada Osteoarthritis
Panduan klinis yang ada memiliki rekomendasi yang berbeda-beda mengenai penggunaan steroid intraartikular untuk osteoarthritis (OA) genu. Pedoman dari American Academy of Orthopaedic Surgeons tahun 2013 tidak menyarankan ataupun menentang penggunaan steroid intraartikular. [6] Pedoman American College of Rheumatology tahun 2012 merekomendasikan penggunaan steroid intraartikular secara selektif pada kondisi tertentu saja. [7] Sedangkan pedoman Osteoarthritis Research Society International tahun 2014 menyatakan bahwa steroid intraartikular boleh digunakan secara rutin. [8]
Sebuah meta analisis yang dipublikasi oleh JAMA (Journal of The American Medical Association) pada tahun 2016 menyebutkan bahwa penggunaan kortikosteroid intraartikular berkaitan dengan perbaikan moderat dari keluhan nyeri dan perbaikan ringan dari fungsi fisik hingga 6 minggu setelah injeksi. Namun, kualitas bukti ilmiah yang ada masih rendah. [9]
Studi Mengenai Steroid Intraartikular pada Osteoarthritis Genu
Bukti ilmiah yang ada mengenai efikasi steroid intraartikular untuk OA genu masih saling bertentangan. Selain itu, tindakan ini merupakan tindakan yang invasif dan cukup sulit dilakukan.
Sebuah meta analisis dari 4 RCT membahas tentang efektivitas dan keamanan injeksi steroid (methylprednisolone) intraartikular untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan OA genu. Meta analisis ini menunjukan adanya penurunan skala nyeri signifikan pada grup injeksi steroid dengan plasebo pada 4 minggu, 12 minggu, dan 24 minggu setelah injeksi. [10]
Selain itu, didapatkan pula adanya perubahan fungsi fisik yang signifikan pada grup injeksi methylprednisolone dan tidak ada efek samping sistemik yang bermakna. Namun, meta analisis ini memiliki keterbatasan karena tingginya heterogenitas antar RCT yang dianalisis.[10]
Berbeda dengan hasil tersebut, sebuah Randomised Controlled Trial (RCT)oleh McAlindon et al pada tahun 2017 meneliti efek injeksi steroid intraartikular (triamcinolone acteonide 40 mg) setiap 3 bulan selama 2 tahun terhadap kerusakan kartilago dan nyeri lutut. RCT ini melaporkan bahwa kerusakan kartilago lebih besar pada grup trimacinolone dibandingkan dengan grup salin. Didapatkan perubahan ketebalan kartilago pada grup triamcinolone sebesar -0.21 mm dan pada grup saline sebesar -0.11 mm. Selain itu, tidak didapatkan perbedaan signifikan terhadap pengurangan nyeri pada kedua grup.[11]
RCT ini menyimpulkan bahwa pemberian triamcinolone intraartikular justru dapat meningkatkan kerusakan volume kartilago dan tidak memberikan efek yang signifikan dalam mengatasi nyeri dibandingkan injeksi saline. Namun, studi ini memiliki keterbatasan karena jumlah sampel yang kecil dan skala nyeri diukur terlalu lama setelah penyuntikan (setiap tiga bulan). Selain itu, pasien juga diperbolehkan mengonsumsi obat analgesik rutin selama percobaan sehingga terdapat bias. [11]
Tinjauan Cochrane oleh Juni et al menyatakan bahwa manfaat klinis yang jelas dari injeksi steroid intraartikular masih belum dapat dibuktikan. Oleh karenanya, peneliti tidak menyarankan tindakan ini dilakukan secara rutin, dan cukup dianggap sebagai tindakan eksperimental hingga ada studi lain dengan desain dan jumlah sampel yang lebih baik. [1]
Kesimpulan
Osteoarthritis genu merupakan masalah peradangan sendi yang banyak ditemukan di praktik dengan manifestasi tersering adalah nyeri dan gangguan kualitas hidup. Penggunaan injeksi intraartikular merupakan salah satu modalitas terapi pada OA genu.
Kortikosteroid memiliki efek antiinflamasi dan imunosupresif, dapat menurunkan permeabilitas vaskular, menghambat akumulasi sel inflamasi, fagositosis, dan produksi neutrofil superoksida, sehingga diduga bermanfaat secara klinis untuk mengurangi eritema, bengkak, panas, dan nyeri pada OA. Namun, pedoman klinis dan bukti ilmiah yang ada masih bertentangan satu sama lain mengenai penggunaannya.
Bukti ilmiah mengenai efikasi yang masih saling bertentangan, sulitnya melakukan injeksi intraartikular, dan adanya risiko kondrotoksik merupakan alasan yang tepat untuk berhenti melakukan injeksi steroid intraartikular pada pasien dengan OA genu. Masih diperlukan penelitian dengan kualitas lebih baik untuk mengidentifikasi secara pasti rasio manfaat dan risiko dari tindakan ini.