Association Between Dairy Product Consumption And Colorectal Cancer Risk In Adults: A Systematic Review And Meta-Analysis Of Epidemiologic Studies
Barrubés L, Babio N, Becerra-Tomás N, et al. Association Between Dairy Product Consumption and Colorectal Cancer Risk in Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis of Epidemiologic Studies. Adv Nutr. 2019 May 1;10(suppl_2):S190-S211. doi: 10.1093/advances/nmy114
Abstrak
Konsumsi produk olahan susu dapat mengurangi risiko colorectal cancer (CRC), tetapi hanya sedikit studi yang mengevaluasi hubungan antara berbagai jenis produk olahan susu dan lokasi CRC.
Tujuan dari tinjauan sistematis dan meta-analisis ini ialah untuk menilai hubungan antara konsumsi produk olahan susu dan insidensi CRC.
Peneliti melakukan estimasi kesimpulan risk ratio (RR) dan odds ratio (OR). Pencarian literatur menemukan 15 studi kohort dan 14 studi kasus kontrol dengan total > 22.000 kasus yang diikutsertakan pada analisis sintesis kuantitatif.
Studi kohort menunjukkan bahwa terdapat penurunan insidensi CRC yang signifikan secara konsisten berkaitan dengan lebih tingginya konsumsi total produk olahan susu (RR 0,80; 95% CI 0,70-0,91) dan total susu (RR 0,82;95%CI 0,76-0,88) dibandingkan dengan konsumsi yang lebih rendah.
Kumpulan data studi kohort turut menunjukkan bahwa ada asosiasi protektif signifikan antara konsumsi susu rendah lemak (low-fat milk) dan CRC (RR 0,76; 95%CI 0,66-0,88), tetapi khusus untuk kanker kolon (RR 0,73; 95%CI 0,61-0,87). Konsumsi keju menunjukkan hubungan protektif terhadap risiko CRC (RR 0,85;95%CI 0,76-0,96) dan kanker kolon proksimal (RR 0,74; 95%CI 0,60-0,91).
Tidak terdapat hubungan bermakna antara konsumsi low-fat dairy, whole milk, fermented dairy product, atau cultured milk dengan CRC. Sebagian besar dari hubungan di atas tidak disokong oleh studi kasus kontrol.
Kesimpulannya ialah konsumsi total dairy product maupun total milk dalam jumlah besar (high) berhubungan dengan penurunan risiko terhadap CRC di lokasi anatomis manapun, termasuk kolon proksimal, distal, hingga rektum. Konsumsi low-fat milk berhubungan dengan penurunan risiko CRC, tetapi terbatas pada kanker kolon.
Konsumsi keju berhubungan dengan pencegahan CRC, terutama kanker kolon proksimal. Studi lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan periode follow-up yang lebih lama, yang berupa uji klinis dengan desain metode penelitian yang optimal, masih diperlukan guna menentukan apakah konsumsi produk olahan susu benar-benar dapat memengaruhi pengembangan CRC.[1]
Ulasan Alomedika
Sejumlah studi telah memperlihatkan bahwa pola hidup sehat, seperti: diet Mediterania yang terdiri dari konsumsi tinggi sayuran, buah, whole grain, nuts, minyak zaitun; konsumsi produk olahan susu rendah lemak; asupan moderat ikan; asupan rendah daging merah, produk daging olahan, dan minuman manis dapat mengurangi risiko kanker kolorektal.
Laporan terakhir dari Continuous Update Project (CUP) membuktikan bahwa konsumsi produk olahan susu dapat membantu mencegah kanker kolorektal. Namun, masih terdapat pertanyaan mengenai jenis produk olahan susu apa yang benar-benar dapat mengurangi risiko kanker kolorektal. Oleh sebab itu, penelitian ini melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis dari beragam data studi yang ada guna memeriksa hubungan antara konsumsi produk olahan susu dan risiko CRC.[1]
Ulasan Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis dan meta-analisis yang menggunakan petunjuk Cochrane Handbook for Systematic Reviews of Interventions dan pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analysis: Prisma Statement.
Peneliti melakukan pencarian sistematis terhadap studi kasus kontrol dan studi kohort prospektif yang membahas tentang konsumsi produk olahan susu dan insidensi CRC (total CRC, kanker kolon proksimal atau distal, kanker rektum) pada database MEDLINE (PubMed), Cochrane Library, CINAHL, serta Science Direct yang dipublikasi hingga tanggal 4 Juni 2018.
Laporan non-original (tinjauan, komentar, editorial atau surat); studi penilaian ekologi dan korelasi; studi cross-sectional; studi non-peer reviewed; studi mortalitas CRC; studi percobaan hewan; serta studi pada populasi anak-anak, remaja, atau wanita hamil dieksklusi dari pencarian.
Untuk mengevaluasi studi individual, penelitian menerapkan penilaian Newcastle-Ottawa Scale (NOS). Peneliti kemudian mengalkulasi estimasi risiko gabungan/kesimpulan dengan konfidens interval 95% untuk kategori konsumsi produk olahan susu dalam jumlah besar/tinggi (high) dan konsumsi rendah (low) terhadap risiko CRC. Peneliti menghitung log-transformed dan pooled risiko relatif (RR) untuk studi kohort dan odds ratio (OR) untuk studi kasus kontrol. Penilaian heterogenitas antarstudi menerapkan statistik Cochran’s Q dan I2.[1]
Ulasan Hasil Penelitian
Totalnya, terkumpul 780 laporan studi dari pencarian database, tetapi hanya 29 studi yang memenuhi kriteria inklusi (15 studi kohort prospektif dan 12 studi kasus kontrol). Studi kohort mencakup 1.371.848 partisipan sedangkan studi kasus kontrol mencakup 10.921 kasus dan 13.398 kontrol.
Pooled data studi kohort menunjukkan bahwa konsumsi produk olahan susu secara keseluruhan (total dairy product) yang tinggi dapat menurunkan risiko CRC dengan estimasi kesimpulan RR 0,80. Penilaian kategori menemukan bahwa konsumsi produk total milk, low-fat milk, total yogurt, dan keju dapat mengurangi risiko CRC dengan signifikan secara statistik.
Data kohort turut menunjukkan adanya hubungan protektif antara konsumsi low-fat milk dan insidensi kanker kolon. Begitu pula dengan konsumsi keju dan insidensi kanker kolon proksimal. Tidak ditemukan hubungan protektif antara konsumsi produk low-fat dairy, whole milk, fermented dairy product, atau cultured milk dan CRC.
Sementara itu, data pooled studi kasus kontrol tidak menemukan adanya penurunan risiko CRC secara signifikan pada konsumsi total dairy product, termasuk terhadap risiko CRC pada konsumsi setiap jenis produk olahan susu yang diteliti.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa data studi kohort menyokong adanya hubungan antara konsumsi total dairy product, khususnya total milk dalam jumlah besar (high), dan penurunan risiko CRC di lokasi anatomi kolorektal manapun, termasuk kolon proksimal, distal, hingga rektum.
Konsumsi low-fat milk memiliki hubungan terhadap penurunan risiko CRC, terutama untuk kanker kolon. Konsumsi keju berhubungan dengan pencegahan CRC, terutama kanker kolon proksimal.[1]
Kelebihan Penelitian
Kelebihan penelitian ini terletak pada penerapan metode penelitian meta-analisis yang menggunakan pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses (PRISMA), penilaian analisis sensitivitas termasuk penilaian heterogenitas antarstudi, pada database valid yang dipublikasi hingga tanggal terkini. Selain itu, penelitian ini turut melakukan penilaian menurut subkategori untuk masing-masing jenis produk olahan susu.
Limitasi Penelitian
Penelitian ini mempunyai sejumlah limitasi. Pertama, ditemukan adanya diskrepansi hasil estimasi antara data studi kohort dengan data kasus-kontrol. Hal ini disebabkan oleh perbedaan desain studi antara kohort dan kasus kontrol, perbedaan dalam mengategorikan frekuensi dan jumlah produk olahan susu yang dikonsumsi, serta perbedaan kovariat yang dianggap sebagai perancu dalam statistik.
Kedua, data yang digunakan pada meta-analisis ini terbatas hanya pada studi kohort prospektif dan studi kasus kontrol pada populasi dewasa saja.
Ketiga, peneliti hanya menerapkan skala kuantitatif NOS untuk mengeksklusi studi berkualitas rendah.
Keempat, studi yang diikutsertakan pada meta-analisis ini hanya menggunakan validated food-frequency questionnaire dalam penilaian besaran konsumsi produk olahan susu sehingga bisa saja berbeda dengan konsumsi secara riil.
Masih dibutuhkan banyak data tambahan, khususnya uji acak terkontrol, dengan desain yang sesuai untuk mengevaluasi hubungan kausatif antara konsumsi produk olahan susu dan kanker kolorektal, serta menjawab semua limitasi di atas.[1]
Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia
Berdasarkan data dari WHO, kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak di Indonesia dengan insidensi 8,6% dan tingkat mortalitas sebesar 7,9%. Dengan demikian, penelitian yang berkaitan dengan kanker kolorektal patut diikuti dan dikembangkan di Indonesia.[2]
Produk olahan susu merupakan produk dengan harga yang relatif terjangkau dan tersedia luas di seluruh provinsi Indonesia. Dalam hal pencegahan kanker kolorektal, konsumsi susu dapat berpotensi menjadi cara yang aplikatif.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa hasil penelitian ini perlu diterjemahkan secara hati-hati karena studi yang dianalisis bukan berasal dari uji acak terkontrol sehingga tidak dapat menggambarkan hubungan kausatif antara konsumsi produk olahan susu dan risiko kanker kolorektal.
Penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara konsumsi produk olahan susu dan risiko kanker kolorektal perlu menjadi perhatian demi perkembangan kesehatan masyarakat.[1]