Imposter Syndrome sebagai Dokter

Oleh :
dr. Soeklola SpKJ MSi

Imposter syndrome pada dokter merupakan kondisi psikologis yang membuat dokter meragukan kemampuan, keterampilan, kesuksesan, dan kapabilitas dirinya. Dokter yang mengalami imposter syndrome akan cenderung memandang kesuksesan yang dicapainya sebagai bagian dari faktor eksternal, seperti keberuntungan, kesalahan, ataupun dampak mengenal individu yang tepat.[1-5]

Walaupun imposter syndrome tidak dikategorikan sebagai gangguan psikiatri, kondisi ini merupakan prediktor terjadinya distress psikologis. Menurut estimasi, tingkat imposter syndrome adalah sekitar 22–60% pada mahasiswa kedokteran dan sekitar 33–44% pada residen. Profesi dokter termasuk profesi yang cukup berisiko mengalami imposter syndrome.[3,5-7]

Imposter syndrome sendiri merupakan faktor risiko terjadinya burnout dan distress psikologis, yang mencakup kelelahan emosional di tempat kerja, depresi, perasaan rendah diri, rasa malu, rasa bersalah, ansietas, dan ketidakpuasan. Burnout dan distress psikologis juga berkaitan dengan peningkatan risiko bunuh diri dan risiko konflik di lingkungan pekerjaan dan keluarga.[3,5,7]

Referensi