Alo Dokter! Di tengah era resistensi antibiotik yang semakin merajalela ini, kita harus berhati-hati dalam memberikan antibiotik. Nah, salah satu kasus yang...
Abses kulit tanpa komplikasi - Perlu Antibiotik tidak? - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Abses kulit tanpa komplikasi - Perlu Antibiotik tidak?
Alo Dokter! Di tengah era resistensi antibiotik yang semakin merajalela ini, kita harus berhati-hati dalam memberikan antibiotik. Nah, salah satu kasus yang diangkat oleh Alomedika kali ini adalah penggunaan antibiotik untuk abses kulit.
https://www.alomedika.com/penggunaan-antibiotik-untuk-abses-kulit-tanpa-komplikasi
Penanganan abses kulit sering kali identik dengan pemberian antibiotik. Padahal, pedoman klinis untuk infeksi kulit dan jaringan lunak oleh Infectious Diseases Society of America pada tahun 2014 tidak menyarankan penggunaan antibiotik untuk abses kulit tanpa komplikasi. Pada pedoman klinis tersebut, dinyatakan bahwa terapi utama abses kulit adalah insisi dan drainase.
Sebuah meta analisis terkini tahun 2018 mencari signifikansi dan pengaruh pemberian antibiotik untuk abses kulit tanpa komplikasi. Penelitian ini meninjau 14 randomized controlled trials (RCTs) yang mencakup 4,198 pasien dengan populasi dewasa serta anak-anak. Hasilnya, pemberian antibiotik menurunkan jumlah kegagalan terapi, menurunkan angka rekurensi, mengurangi rasa nyeri, dan angka rawat inap di rumah sakit. Yang disarankan adalah pemberian kotrimoksazole atau clindamycin.
Bagaimana nih TS? Ketika menghadapi kasus abses kulit tanpa komplikasi, apakah TS sekalian akan memberikan antibiotik atau tidak? Karena walau hasil studi ini menyatakan manfaat pemberian antibiotik, tapi guideline yang ada belum menyarankan penggunaannya.
Coba bantu menjawab ya.
Abses sendiri merupakan akumulasi pus atau nanah pada suatu tempat yg ditutupi oleh suatu kantong. Tindakan yg paling efektif utk penanganan abses sebenarnya adalah debridement dan eksisi, kantong sekalian diangkat. Tindakan insisi sebenarnya kurang efektif, karena masih menyisakan kantong.
Komplikasi abses paling sering adalah ukuran yg bertambah besar sehingga membentuk suatu "terowongan" sehingga menyebar ke jaringan2 sekitarnya. Bila non-komplikata, berarti cukup terlokalisir di tempat tersebut. Pemberian antibiotik yg broad-spectrum biasanya diperbolehkan saja selama 3-5 hari tergantung ukuran abses. Paling sering kuman penyebabnya adalah Staphylococcus aureus yg cukup sensitif dgn antibiotik sefalosporin, seperti ceftriaxon dan kawan2nya.. Utk negara tropis seperti Indonesia yg mana angka infeksi cukup tinggi, pemberian antibiotik broadspectrum masih diizinkan. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penderita, lingkungan, adat istiadat, dll..yg mempengaruhi tindakan perawatan luka pasca tindakan.
Semoga membantu.
Dalam praktek klinis saya, saya juga masih sering memberikan antibiotik dok.
Namun setelah insisi, kadang pernah hanya diberi kompres NaCL dan antibiotik topikal.
Hasil juga cukup baik
Terimakasih
Alo dokter Andre,
Artikelnya menarik ya dok. Kalau saya jujur selama praktik di klinik masih sering menggunakan antibiotik untuk kasus abses ini disamping pemberian obat simptomatik lainnya seperti anti nyeri. Untuk tindakan incisi-drainase ini dilakukan juga sih dok namun terkadang dijadikan pertimbangan dari sisi higienitas pasien itu sendiri setelah kita lakukan drainase, dan setelah dilakukan incisi pun biasanya tetap diberikan antibiotik dok. Mungkin TS ada pengalaman yang menarik lainnya?
Sharing yang menarik sekali dokter 😊
Saya pribadi bila mendapatkan kasus dengan abses, saya lihat terlebih dahulu absesnya apakah ada tanda2 inflamasi atau tdk, bila masih ada saya berikan antibiotik oral tetapi bila sdh tdk ada saya lakukan insisi dan drainase lalu dibersihkan dengan NaCl dan diberikan antibiotik topikal.. Prinsip yg terpenting fokus infeksi hilang dokter..
Salam sehat selalu dokter..