Bayi usia 6 bulan, dibawah ibunya ke igd dengan mukosa bibir kebiruan. Dari anamnesis didapatkan ada riwayat diare dan demam 2 hari sebelumnya. Riwayat...
bolehkah antikonvulsan diberikan pada bayi distress nafas? - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
bolehkah antikonvulsan diberikan pada bayi distress nafas?
Bayi usia 6 bulan, dibawah ibunya ke igd dengan mukosa bibir kebiruan. Dari anamnesis didapatkan ada riwayat diare dan demam 2 hari sebelumnya. Riwayat sering diberikan asi oleh ibunya karena anaknya tetap diare. Tatalaksana awal yg diberikan oksigen via nasal kanul 1 liter. Di cek saturasi tetap 70%,maka nasal kanul di ganti sunkup, saturasi naik 80% tapi tetap ada retraksi. Dari pemeriksaan fisis didapatkan ronkhi pada kedua lapangan paru. Satu jam di igd, pasien menjadi demam dan kejang. Saat diberikan diazepam rektal, kejang berhenti, tetapi saturasi makin turun. Kejang terus trjadi selama 30 menit dan diagnosis sebagai status epileptikus. Pada kasus seperti ini, apa saran teman sejawat? Tetap diperbolehkan pemberian anti konvulsan pada pasien ancaman gagal nafas? Kapan indikator pasien distress nafas memerlukan intubasi? Terima kasih
Kalau ditanya bolehkah diberikan antikonvulsan pada pasien distres nafas? Jawaban bisa berbeda pada satu kasus dengan yang lain.
Pada kasus dokter tersebut, menurut saya boleh saja diberikan antikonvulsan asalkan ditopang dengan tindakan definitif airway, dan bahkan dengan perawatan ruang intensif.
Dan tentunya yang lebih penting, mencari penyebab distres nafas pada pasien tersebut.
berdasarkan pengalaman sejauh ini, pasien distres napas diintubasi jika pernapasannya tidak membaik meskipun sudah diberikan oksigen adekuat melalui mask (masih takipnoe atau bahkan bradypnoe karena kelelahan, saturasi oksigen menurun, retraksi berat). cmiiw ya dok.
Jika melihat kasus diatas. Seprtinya sudah wajib intubasi dok. Krn sdh distress nafas berat.
Krn bayi 6 bulan saturasi normal nya gak akan menyentuh 80.
Bahkan jika dgn bantuan O2 NRM, saturasi naik ke 90-an tp msh tampak sesak berat, RR cepat, retraksi dada, nafas cuping hidung, HR msh tinggi. Aroma2nya msh merupakan distress nafas yg kompensasi. Gk butuh waktu lama untuk terjadi dekompensasi.
Perlu diingat jg bahwa hipoksia bs menyebabkan kejang.
Jd bs jadi problem utama nya adlh distress nafas yang menyebabkan hipoksia, sehingga terjadi kejang.
Saran dok. Kalau mmg sdh dgn NRM tp pasien msh tanda2 distress nafas. Ada baiknya siapkan intubasi.
Informed consent tindakan scr cpt.
Intubasi butuh ruangan ICU, dll.
Risiko sampai dgn kematian.
Utk kasus pemberian anti kejang, misal diazepam. Itu protapnya kalau kejang, pasti diberikan. Tp kembali lg. Salah satu efek samping pemberian golongan obat anti kejang adalah depresi pernapasan.
Jd perlu diperhatikan jika ada mslh pernapasan yg mendasari kondisi pasien.
Semoga bermanfaat dok.