Selamat siang dok topik yang menarik ya dok :)

Mungkin dapat diedukasi juga kalau selain obat NSAIDS dapat dicoba dengan obat golongan lain namun dengan outcome yang kurang lebih sama meskipun memang nyerinya sedikit meningkat seperti yang dipaparkan di jurnal ini dok pada pasien dengan RA. Karena keluhan ini cenderung lebih ke sugesti ya dok dibandingkan efek obatnya sendiri. Mohon koreksinya para TS sekalian 😊🙏🏻

https://www.practiceupdate.com/content/successful-withdrawal-of-nsaids-in-rheumatoid-arthritis-patients-in-remission-or-with-low-disease-activity/59673

Alodokter.
Setuju dgn dr. Lilia kondisi pasien tsb bisa ke arah sugestif pd kebiasaan penggunaan NSAID.

Yang perlu diperhatikan dlm edukasi terhadap faktor usia , pasien dgn sindrom metabolik serta penggunaan post-terapi gout arthritis karena rentan sekali penggunaan NSAID dan disarankan ke opsi lain sprti parasetamol untuk menghilangkan nyeri karena outcome nya lebih baik berdasarkan laporan dengan reaksi hipersensitivitas dan efek samping yg minim, bagus untuk mghadapi kasus withdrawal obat nyeri.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3527878/

Hi dok,
Penanganan kasus dugaan adiksi memang perlu kerjasama yang baik dan komitmen dari pasiennya. Sebagai tenaga medis kita memang wajib memberitahu pasien tentang potensi bahaya yang akan dihadapi pasien, namun tetap pasien masih memiliki hak untuk memilih perubahan. Setelah ada kesepakatan bahwa hal tersebut perlu diubah/ peran edukasi, secara singkat dapat ditempuh dengan langkah berikut:
1. Kenali alasan penggunaan obat
2. Diskusikan besaran risiko manfaatnya.
3. Kenali waktu penggunaan dan tidak digunakan serta faktor yang menyertai (biasa saya menggunakan tabel "jadwal konsumsi obatnya dan kondisi yang menyebabkan obat dikonsumsi"). Tabel akan mudah membantu pasien menyadari apakah rasional penggunaannya disaat tersebut dan frekuensi serta faktor pencetus obat digunakan. Selanjutnya dibahas masing-masing faktor dan alternatif tindakan selain konsumsi obat tersebut. Kebanyakan kasus penyalahgunaan karena merasa benefit awal (perasaan enak) dan merasa segala kondisi bisa diatasi dengan obat tersebut ataupun ekspektasi berlebih dari suatu obat.
4. Ingat karena ini bersifat kesepakatan, maka penurunan dosispun bersifat bertahap disertai kesepakatan untuk dicoba diturunkan sambil diamati apakah perubahan kebiasaan berdampak positif
5. Jika tetap sulit berubah walaupun pasien menghendaki perubahan maka dapat dirujuk ke psikiater terdekat.
Bagaimanapun ingat, pasien masih memiliki hak untuk memutuskan kondisi dirinya, peran kita hanya sebagai fasilitator.
Semoga membantu