Alo dok.. izin bertanya beberapa kasus uretritis gonore yg di terapi dg cefixime 400mg SD PO dan azithromisin 1000mg SD PO masih mengeluh ad keluar nanah...
Terapi medikamentosa untuk pasien uretritis gonore yang masih keluar nanah - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Terapi medikamentosa untuk pasien uretritis gonore yang masih keluar nanah
Dibalas 16 November 2023, 16:44
dr.Firstyaprilly Wahyuningtyas
Dokter Umum
Alo dok.. izin bertanya beberapa kasus uretritis gonore yg di terapi dg cefixime 400mg SD PO dan azithromisin 1000mg SD PO masih mengeluh ad keluar nanah sedikit.
Memang keluhan sudh sgt mmbaik nmun belum tuntas.
Utk kasus ini bgmn dok? Apakah ad kmgknn resistensi?
Sudah ditnyakan jg cr pemberiannya sesuai. Bahkan ad yg merasa tdk smbuh di ulgi lagi bbrp hri kemudian
Utk kasus ini apakah d sarankan utk injeksi Ceftriaxone IM atau injeksi kanamisin 2gr atau bgmn y dok?
Krna CDC jg merekomendasikan injeksi Ceftriaxone 500mg IM .Trmksh sblmya dok 🙏
Dibuat 15 November 2023, 19:43
15 November 2023, 21:47
dr. Nugrah Cesar Cardinal Santo, Sp.DVE
Dokter Spesialis Kulit
Selamat malam dok,
Jika kita merujuk pada CDC 2021, DOC Gonorea tanpa komplikasi adalah Ceftriaxone 500 mg SD intramuskular untuk pasien dengan BB<150kg
Jika infeksi Chlamydia belum bisa disingkirkan, disertai dengan Doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari.
Alternatif jika alergi Sefalosporin adalah : Gentamicin 240mg i.m SD ditambah Azitromicin 2gr oral SD. Jika tidak bisa diberikan Sefalosporin atau obat tidak tersedia dapat diberikan : Cefixime 800mg oral SD, disertai Doksisiklin 2x100mg selama 7 hari jika infeksi Chlamydia belum bisa disingkirkan. Pada penjelasannya CDC mengatakan bahwa, jika gejalanya tetap sama, setelah pengobatan maka disarankan kultur dan tes antimikrobial. Lanjut dalam CDC, penelitian menunjukkan efektivitas Doksisiklin pada LSL lebih bagus dibanding Azitromicin.
Kanamisin, Levofloxacin dan beberapa preparat lain sudah tidak dicantumkan dalam CDC, tapi di Indonesia masih luas digunakan sebagai terapi, walau sudah banyak kasus resisten terhadap pengobatan Gonorea.
Semoga bisa membantu.
Jika kita merujuk pada CDC 2021, DOC Gonorea tanpa komplikasi adalah Ceftriaxone 500 mg SD intramuskular untuk pasien dengan BB<150kg
Jika infeksi Chlamydia belum bisa disingkirkan, disertai dengan Doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari.
Alternatif jika alergi Sefalosporin adalah : Gentamicin 240mg i.m SD ditambah Azitromicin 2gr oral SD. Jika tidak bisa diberikan Sefalosporin atau obat tidak tersedia dapat diberikan : Cefixime 800mg oral SD, disertai Doksisiklin 2x100mg selama 7 hari jika infeksi Chlamydia belum bisa disingkirkan. Pada penjelasannya CDC mengatakan bahwa, jika gejalanya tetap sama, setelah pengobatan maka disarankan kultur dan tes antimikrobial. Lanjut dalam CDC, penelitian menunjukkan efektivitas Doksisiklin pada LSL lebih bagus dibanding Azitromicin.
Kanamisin, Levofloxacin dan beberapa preparat lain sudah tidak dicantumkan dalam CDC, tapi di Indonesia masih luas digunakan sebagai terapi, walau sudah banyak kasus resisten terhadap pengobatan Gonorea.
Semoga bisa membantu.
16 November 2023, 02:00
dr.Firstyaprilly Wahyuningtyas
Dokter Umum
Trmksh dokter utk penjelasan nya
Izin bertanya kembali dokter maka utk kasus awal bl telah diberikan terapi awal cefixime 400 PO SD, azitromisin PO SD 1000mg, bs pertimbangkan inj Ceftriaxone 500mg IM y dok? Atau bs d coba pemberian cefixime 800mg dan doksisiklin 2x100 selama 7 hri dlu dok?Bila tdk respon baru kultur/tes antimikrobial y dok?
Izin bertanya kembali dokter maka utk kasus awal bl telah diberikan terapi awal cefixime 400 PO SD, azitromisin PO SD 1000mg, bs pertimbangkan inj Ceftriaxone 500mg IM y dok? Atau bs d coba pemberian cefixime 800mg dan doksisiklin 2x100 selama 7 hri dlu dok?Bila tdk respon baru kultur/tes antimikrobial y dok?
16 November 2023, 11:12
dr. Nugrah Cesar Cardinal Santo, Sp.DVE
Dokter Spesialis Kulit
Selamat pagi dok,
Kita harus menunggu respon terapi terhadap keluhan pasien. Tentu saja masing masing pasien berbeda respon nya terhadap terapi. Dalam CDC tidak dijelaskan rentang waktu penilaian terapi, hanya tertulis jika keluhan menetap, bisa dipertimbangkan kultur dan tes antimikrobial.
Dalam kasus ini, ada perbaikan, jadi sebaiknya diobservasi dahulu, jika memang dianggap terapi tidak adekuat, langsung kita berikan terapi DOC sesuai CDC 2021.
Semoga bisa membantu.
Kita harus menunggu respon terapi terhadap keluhan pasien. Tentu saja masing masing pasien berbeda respon nya terhadap terapi. Dalam CDC tidak dijelaskan rentang waktu penilaian terapi, hanya tertulis jika keluhan menetap, bisa dipertimbangkan kultur dan tes antimikrobial.
Dalam kasus ini, ada perbaikan, jadi sebaiknya diobservasi dahulu, jika memang dianggap terapi tidak adekuat, langsung kita berikan terapi DOC sesuai CDC 2021.
Semoga bisa membantu.
16 November 2023, 16:44
dr.Firstyaprilly Wahyuningtyas
Dokter Umum
Trmksh dokter sgt bermanfaat sekali sharingnya 🙏