Alo dokter. Izin konsultasi kasus yang saya temukan di IGD dok.Pasien laki-laki usia 24 tahun (pasien obesitas) datang keluhan sesak. Awalnya pasien sempat...
Pasien sesak dengan kadar leukosit dan trombosit tinggi - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Pasien sesak dengan kadar leukosit dan trombosit tinggi
Alo dokter. Izin konsultasi kasus yang saya temukan di IGD dok.
Pasien laki-laki usia 24 tahun (pasien obesitas) datang keluhan sesak. Awalnya pasien sempat rawat inap di RS yang sama dengan Anemia Gravis dan Abses Gluteus. Saat awal MRS pasien tidak ada keluhan sesak. Saat dirawat pasien sudah mendapatkan transfusi PRC 2 kolf. Hari ketiga dirawat pasien ada keluhan sesak, namun keluarga memutuskan untuk membawa pasien pulang (APS). Selang 4 jam dibawa pulang, pasien dilarikan lagi ke IGD dengan keluhan sesak semakin memberat.
TD 174/132, HR 122, RR 36, Suhu 36,2 C, SpO2 71 % dengan O2 NRM 15 lpm. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, rho -/-, whe -/-, S1S2 tunggal reguler. Hasil lab darah sementara Hb 7,4, Leukosit 52.000/mm^3, Trombosit 1034x10^3/mm^3, GDS 107. Leukosit dan trombosit meningkat hampir 2 kali lipat dibanding pemeriksaan sebelumnya di pagi hari yang sama sebelum pasien APS. Di IGD pasien mendapatkan Inf NaCl, Inj Ceftriaxone, Inj Metronidazole, Inj Furosemide, Inj Ranitidin.
Mohon pencerahannya dok, jika pasien dengan kondisi tersebut terapi apa saja yang harus diberikan? Serta pemeriksaan penunjang lain yang harus dilakukan 🙏🏻 Kebetulan untuk analisis gas darah dan elektrolit tidak ada di RS saya dok
1. Emboli paru
2. TRALI
Keduanya merupakan komplikasi transfusi darah tetapi tatalaksamanya berbeda. Untuk fasilitas terbatas, coba lihat tanda2 dekompensasi akut jantung kanan berupa RAD, S1q3T3, dan RVH. Perhatikan juga bunyi jantung di katup pulmonalnya apakah mengeras.
Untuk TRALI, boleh diberikan steroid. Evaluasi sederhana lainnya adalah menggunakan gambaran darah tepi utk mencari tanda rouleux formation ataupun hemolysis (schistocytes) sebagai akibat reaksi transfusi sekaligus mencari kemungkinan adanya keganasan darah. Kalau memang dokter setuju dugaan emboli paru dan TRALI, tidak ada tempatnya menggunakan diuretik dalam keadaan hiperleukositosis dan trombositosis hingga 1 juta karena dapat memperparah stasis, kecuali ada tanda overload cairan. Justru dalam keadaan demikian hidrasinya harus besar. Tidak boleh juga memberikan aspirin dalam keadaan trombositosis di atas 1 juta karena dapat mengakibatkan acquired VWD. Saran saya setidaknya pasien diberikan heparinisasi. Idealnya juga dapat menggunakan hydroxyurea untuk menurunkan jumlah trombositosis dan leukositosis, tetapi Hb nya juga akan ikut turun. Jika demikian, transfusi sebenarnya harus menggunakan yg, minimal, washed erythrocyte. Saya masih belum berani curiga ini mengarah ke Essential thrombositosis oleh karena cek lab datanya adalah sesudah transfusi darah. Demikian yang bisa saya bantu. Smoga bermanfaat
Hb 4,1 Leu 9300 Trombosit 739.000
Kemudian post transfusi sebelum APS (pulang atas inisiatif sendiri)
Hb 6,5 Leu 13.800 Trombosit 646.000
Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan hasil leukosit dan trombosit yg sangat tinggi dok.. apakah ini ad pertimbangan utk d rujuk k sp.pd K-HOM? Utk d evaluasi apakah ada kmgknn kelainan hematologi mengingat ada keluhan anemia gravis berulang dg jumlah leukosit dan trombosit yg demikian tinggi..
Jika d rs memungkinkan bs dok lakukan pemeriksaan apusan darah tepi/BMP dok...
ALO Dokter, turut menambahkan ya:
- Cari sumber perdarahan yang menyebabkan anemia, umumnya di saluran pencernaan. Hb 7.4 sangat perlu transfusi, karena tubuh membutuhkan hemoglobin untuk menjamin oksigenasi.
- DD/ sesak: 1. Edema paru akut (kelebihan cairan setelah transfusi sebelumnya dengan/tanpa iskemik atau gagal jantung), 2. Infeksi (kemungkinan nosokomial/iatrogenik atau infeksi dari abses/diabetes), 3. Emboli paru (riwayat dirawat di rumah sakit, obesitas, dan diabetes).
- Setelah pasien lebih stabil, cari lebih dalam apa penyebab Hb rendah - perlu disingkirkan perdarahan gastrointestinal/urologi ataupun kelainan sumsum tulang.