Pasien 26 tahun dengan DM tipe 2 dan TB paru kasus baru - Diskusi Dokter

general_alomedika

Lk usi 26 th , mengeluh kan batuk berdahak kurang lebih 3 bulan.. kringat malam (-), bb turun (-), nafsu makan tetap, kontak dgn px tb paru menurut pasien...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pasien 26 tahun dengan DM tipe 2 dan TB paru kasus baru

    Dibalas 07 September 2024, 15:48

    Lk usi 26 th , mengeluh kan batuk berdahak kurang lebih 3 bulan.. kringat malam (-), bb turun (-), nafsu makan tetap, kontak dgn px tb paru menurut pasien tdak ada, kmudian kami anjur kan tuk cek dhak d puskesmas hasil na negatif, lalu kami berikan pgobagan namun batuk tidak kunjung smbuh..kmudian pasien kami rujuk ke sp paru. Px pun d ro dri hasil ro , sp paru mendiagnosa px dgn tb paru, stlah tu px di cek lab sm sp paru na dan ternyata hasil gds nya 465 mg /dl. Dan pasien d suruh sp paru ke sp.pd..

    Izin diskusi nya dok,

    1.sya bekerja d faskes 1 bpjs, yg ingin saya tnya kan apa kah tidak bisa sp.paru lgsg rujukan internal ke sppd, adakah dokter2 di sni pernh mengalami ini slama praktek?? Mohon diskusi nya dok

    2. Sya ingin menanyakan tuk tatalaksan DM pada pasien ni, sudah saya anamnesa ttg gjla mengarah ke dm tp tidak ada.. pasien sudah mendapat kan terapi tb.

07 September 2024, 11:32
dr.Tri Haryati Paramita, Sp.PD
dr.Tri Haryati Paramita, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Ijin ikut berdiskusi Dok..
1. Terkait rujukan internal dari SpP ke SpPD: bila pasien menggunakan BPJS, mungkin dikembalikan kepada kebijakan BPJS di RS masing2. Bila di RS tempat saya bekerja, beberapa kasus bisa mendapat rujukan internal dari SpP ke SpPD
.
2. Untuk tatalaksana DM pada pasien, yang dapat dipertimbangkan:
- adakah faktor resiko DM pada pasien (misalkan Riwayat keluarga terutama 1st degree, BMI overweight/ obese) ? Atau, ada konsumsi obat2an yang berpotensi hiperglikemia (misal steroid) ?
- apakah ada gangguan GI tract (mual, muntah, BAB cair)
.
saran:
- cek GDP, HbA1c
- rujuk ke SpPD -- beberapa obat antidiabetik oral dapat berinteraksi dengan OAT, sehingga insulin menjadi pertimbangan terapi kendali glukosa tanpa mempengaruhi efektivitas OAT
- bila ada kendala untuk rujuk ke SpPD, dapat diberikan obat antidiabetik oral seperti metformin (bila tidak ada kontraindikasi), dengan monitoring kadar glukosa darah. Bila pasien telah mendapat 1 macam obat oral, atau kombinasi 2 obat oral namun pada pemantauan kadar GD tidak terkontrol --> rujuk SpPD
.
Semoga dapat membantu Dok 🙏
07 September 2024, 14:54
Sya ingin bertnya lagi dokter, px dm usia 58 thn wanita sudh d kmbalikan ke faskes 1. Stiap bulan na px d cek gdp hasil na slalu d bawah 126 dan kdang smpai 80an Krg lebih 5 bln stlah px d kmbalikan ke faskes n kta na klo d rs juga sgtu gpd nya Px juga jaga makan, yg ingin sy tnya kan apakah cukup dengan px ini metformin 1x1, krna sblum na px mndapat kn metformin 3x1 dr sppd.. 
07 September 2024, 15:08
dr.Tri Haryati Paramita, Sp.PD
dr.Tri Haryati Paramita, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Selama modifikasi life style pasien dapat terjaga, boleh dipertimbangkan:
- dosis metformin titrasi turun bertahap (menjadi 2x1) sambil tetap monitoring GD pasien
- bila memungkinkan, cek HbA1c per 3 bulan (target < 7%) -- bila belum mencapai target, sara  evaluasi GD 2 jam PP (post prandial)
.
Bila saat titrasi turun dosis metformin, GD kembali naik di atas target kendali --> dosis kembali naik
.
Semoga dapat membantu Dok 🙏
07 September 2024, 14:48
Terimakash bnyak dokter ilmu nya.. sdh sya knfirmasi ke bpjs dok, kta org bpjs na rujuk internal..
07 September 2024, 15:48
Sangat membantu dok..trmkash dok