Identitas Pasien:Nama: Bapak AUsia: 58 tahunJenis kelamin: Laki-lakiPekerjaan: Pegawai kantoranAnamnesis:Keluhan utama: Pembengkakan pada kaki dan kesulitan...
Terapi DM tipe 2 dan CKD - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Terapi DM tipe 2 dan CKD

Identitas Pasien:
Nama: Bapak A
Usia: 58 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Pekerjaan: Pegawai kantoran
Anamnesis:
Keluhan utama: Pembengkakan pada kaki dan kesulitan buang air kecil, terutama di malam hari, selama 3 bulan terakhir.
Riwayat penyakit:
DM tipe 2 selama 12 tahun, kontrol gula darah jarang teratur.
Hipertensi selama 8 tahun, minum obat secara sporadis.
Gejala tambahan: Mudah lelah, mual, kadang muntah, penurunan nafsu makan, kesemutan di kaki.
Riwayat keluarga: Ayah menderita DM dan hipertensi.
Pemeriksaan Fisik:
Tekanan darah: 160/95 mmHg
Nadi: 88 kali/menit
Berat badan: 82 kg, TB 170 cm (BMI 28.4 kg/m²)
Edema: Terdapat edema pada kedua tungkai bawah
Pemeriksaan lain: Tidak ada kelainan lain yang mencolok
Laboratorium:
Pemeriksaan Hasil:
Gula darah puasa 165 mg/dL
HbA1c 9.2%
Kreatinin serum 2.1 mg/dL
BUN 48 mg/dL
eGFR (CKD-EPI) 32 mL/min/1.73 m²
Urinalisis Proteinuria (+2), Sedimen normal
Elektrolit Na 138 mmol/L, K 5.2 mmol/L
Diagnosis sementara:
DM tipe 2 dengan CKD tahap 3 (moderate CKD)
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa faktor risiko yang menyebabkan progresi CKD pada pasien ini?
2. Bagaimana klasifikasi CKD berdasarkan eGFR dan proteinuria?
3. Apa Strategi manajemen DM pada pasien ini dengan CKD, termasuk apa obat antidiabetik yang aman?
4. Bagaimana Manajemen hipertensi pada pasien ini dan target tekanan darah yang dianjurkan?
5. Bagaimana pencegahan komplikasi CKD lebih lanjut pada pasien ini?

ALO dr. Jimmy, mengapa fotonya tanpa wajah ^^..
Aku coba jawab ya, berdasarkan artikel ini https://www.alomedika.com/cme-skp-perkembangan-terkini-pada-penyakit-ginjal-diabetik
1. Apa faktor risiko yang menyebabkan progresi CKD pada pasien ini? Hiperglikemia dan hipertensi yang tidak terkontrol.
2. Bagaimana klasifikasi CKD berdasarkan eGFR dan proteinuria? sesuai dengan KDIGO 2022 - https://www.alomedika.com/penyakit/nefrologi/penyakit-ginjal-kronis/diagnosis
3. Apa Strategi manajemen DM pada pasien ini dengan CKD, termasuk apa obat antidiabetik yang aman? Pasien dengan eGFR >30 , metformin dan SGLT2i merupakan terapi utama.
4. Bagaimana Manajemen hipertensi pada pasien ini dan target tekanan darah yang dianjurkan? ACEi atau ARB pilihan untuk mempertahankan tekanan darah <130/80 mmHg.
5. Bagaimana pencegahan komplikasi CKD lebih lanjut pada pasien ini? - terapi farmakologi dan non-farmakologi (cek artikel di atas, ya Dok).

Ini saya baca literatur di KDIGO 2024. dan EMPA KIDNEY study.
Sumber:
1. https://www.nephjc.com/news/kdigo-ckd-part1
2. https://www.nephjc.com/news/kdigo-ckd-part2
3.https://www.nephjc.com/news/empa-kidney
📌 Tatalaksana CKD Menurut KDIGO 2024
Inti dari guideline KDIGO 2024 untuk pasien CKD, terutama bila ada Diabetes Mellitus Tipe 2:
1. Identifikasi & Stratifikasi Risiko
Gunakan kombinasi eGFR dan albuminuria (ACR) untuk menentukan stadium CKD dan risiko progresi.Warna tabel KDIGO (hijau, kuning, oranye, merah) menunjukkan risiko rendah → tinggi.2. Tatalaksana UtamaKontrol tekanan darah → target <130/80 mmHg, gunakan ACEi/ARB bila ada albuminuria.Kontrol glikemik → HbA1c target individual (umumnya 7%).Farmakoterapi berbasis bukti:SGLT2 inhibitor direkomendasikan untuk semua pasien CKD dengan DM, bahkan sampai eGFR rendah (≥20).GLP-1RA bila target glikemik belum tercapai atau bila SGLT2i kontraindikasi.Non-steroid mineralocorticoid receptor antagonist (nsMRA, mis. finerenone) bila ada albuminuria persisten meski pakai ACEi/ARB + SGLT2i.Lifestyle: diet rendah garam, aktivitas fisik, manajemen berat badan, stop merokok.3. MonitoringPantau eGFR & albuminuria tiap 3–6 bulan.Edukasi pasien tentang progresivitas CKD📌 Tatalaksana CKD Menurut Studi EMPA-KIDNEYEMPA-KIDNEY adalah uji klinis besar yang meneliti empagliflozin (SGLT2 inhibitor) pada pasien CKD, baik dengan maupun tanpa diabetes.Hasil penting:1. Menurunkan risiko progresi CKD (dialisis, transplantasi, penurunan eGFR yang signifikan).2. Menurunkan risiko hospitalisasi kardiovaskular.3. Manfaat terlihat konsisten pada pasien dengan dan tanpa DM.4. Efikasi tetap ada meskipun eGFR sangat rendah (hingga 20 ml/min/1.73m²).Implikasi Praktis:SGLT2i (khususnya empagliflozin) sekarang menjadi standar terapi untuk pasien CKD, tidak hanya terbatas pada yang punya diabetes.Digunakan bersamaan dengan ACEi/ARB sebagai backbone terapi CKD.Bisa dikombinasikan dengan GLP-1RA bila ada DM + risiko kardiovaskular tinggi.👉 Jadi, kalau disederhanakan:KDIGO 2024 → Panduan global: pakai ACEi/ARB, SGLT2i, nsMRA, GLP-1RA, plus kontrol faktor risiko.EMPA-KIDNEY → Bukti kuat bahwa empagliflozin efektif mencegah progresi CKD, bahkan tanpa diabetes.Semoga bermanfaat. Kalau ada saran terapi bisa didiskusikan. Terima kasih


