Alo dr. Soeklola, Sp.KJ, izin bertanya dok, jika sesorang mengalami post power syndrome dengan gambaran depresi post stroke, Bagaimana pendekatan yang baik...
Cara pendekatan secara psikoterapi yang tepat seperti apa untuk pasien post power syndrome dan depresi - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Cara pendekatan secara psikoterapi yang tepat seperti apa untuk pasien post power syndrome dan depresi
Alo dr. Soeklola, Sp.KJ, izin bertanya dok, jika sesorang mengalami post power syndrome dengan gambaran depresi post stroke, Bagaimana pendekatan yang baik secara psikoterapi ya dok ?
Alo dr. Sukma,
Perlu diamati betul apakah post power sindrom yang terjadi atau memang depresi pasca stroke disertai salah satu stresornya adalah hilangnya jabatan.
Lokasi stroke sendiri sangat berkaitan dengan gangguan neuropsikiatri yang dapat timbul, termasuk depresi salah satunya (jika lesi mengenai area limbik). Di sisi lain, akibat stroke sendiri (dari yang mandiri menjadi segalanya membutuhkan bantuan) juga dapat mencetuskan kondisi depresi. Hal lain yang mungkin dapat menjadi stresor adalah penggantian peran (misalnya ayah tadinya bekerja karena stroke jadi ibu yang bekerja). Sehingga penting untuk mengenali dahulu yang mana yang ia alami.
Psikoterapi sendiri disesuaikan dengan kondisi yang ia alami. Misalnya jika lebih berupa marah akibat kondisinya berubah, maka yang paling tepat adalah ager management (misalnya melakukan tehnik rileksasi, melakukan pelampiasan marah ke hal yang positif seperti kegiatan menekan bantal jika memang lebih nyaman melakukan aktivitas fisik saat marah atau bahkan bernyanyi jika bentuk agresinya verbal)
Yang tidak kalah penting adalah berfokus terhadap hal apa yang ia masih bisa lakukan. Dengan mengajaknya fokus terhadap apa yang ia lakukan, biasanya ia akan menyadari hal positif yang terlewat.
Penggunaan antidepresan juga disarankan pada kasus depresi pasca stroke karena akan mengurangi dampak kerusakan otak lebih lanjut akibat gejala depresinya.
Semoga membantu
Alo dok,
Untuk antidepresan biasa disesuaikan dengan kondisi utama pasien. Beberapa antidepresan yang dapat dan sering diberikan berupa sertraline (dosis 50-100 mg dengan titrasi bertahap), escitalopram (dosis 10-30 mg dengan titrasi bertahap), vortioxetin (dosis 10-20 mg dengan titrasi bertahap) dan antidepresan lain masih dapat diberikan, namun perlu melihat usia, komorbid dan interkasi obat yang lain.
Pertimbangan antidepresan juga perlu berdasarkan per kasus. Perlu diingat untuk memulai dari dosis kecil karena adanya lesi pada otak post stroke (beberapa kasus memerlukan dosis inisiasi hingga 1/4 dosis terapi).
Semoga membantu.
Sama-sama dr. Sukma.. semoga membantu