Alo dokter,

Di artikel Alomedika https://www.alomedika.com/peran-igra-dalam-mendiagnosa-tuberkulosis-laten ada penjelasan hasil penelitian yang membandingkan test IGRA dan tuberkulin di negara dengan prevalensi tuberkulosis tinggi. Ternyata perbedaan dari kedua pemeriksaan tersebut untuk mendiagnosis TB tidak signifikan.

Karena itu, IGRA tidak disarankan sebagai pengganti uji tuberkulin di negara dengan sumber daya terbatas. Uji tuberkulin tetap menjadi pilihan karena harganya yang relatif lebih murah daripada IGRA serta mudah untuk digunakan (tidak memerlukan laboratorium terstandarisasi, tindakan venopunktur, dan teknisi ahli). Sedangkan pada populasi tertentu, seperti penerima vaksinasi BCG kurang dari 10 tahun yang lalu, tes dengan IGRA lebih sensititif.  

Alo Dok, 

IMHO, untuk menentukan sakit tb pada anak berdasarkan skoring dok (terlampir). Bener bahwa uji tuberkulin bisa ada false positive maka harus dinilai kembali kondisi klinisnya dok dan uji tuberkulin ini juga tidak direkomendasikan pada anak usia kurang dari 2 tahun.

Mengenai uji tuberkulin/IGRA, bila uji tuberkulin atau IGRA positif namun  tidak ada gejala klinis dikatakan infeksi laten. Tetapi bila ada gejala klinis dan kelainan radiologi dikatakan sakit Tb. Berdasarkan skor, kalau skor > atau sama dengan 6 diberi OAT, jika skor kurang dari 6 tapi uji tuberkulin positif maka diberi pengobatan OAT. Tetapi jika uji tuberkulin negatif, diobservasi 2-4 minggu dulu. 

Ref: Kepmenkes  2019 tentang pedoman Tb

Juknis Pedoman Tb Anak