Pencegahan terhadap otitis media akut atau OMA sangat penting mengingat rekurensi dan komplikasi umum terjadi akibat penyakit ini. Otitis media akut merupakan penyebab paling umum dari nyeri telinga atau otalgia.
Otitis media akut lebih umum terjadi pada anak–anak daripada dewasa. Otitis media tidak hanya dapat menimbulkan demam, tetapi juga nyeri dengan intensitas berat dan penurunan pendengaran.[1–3]
Otitis media akut (OMA) merupakan penyakit yang dapat diobati dan sembuh dengan sendirinya mengingat penyebab utamanya adalah virus. Akan tetapi, rekurensi penyakit ini dapat berdampak tidak baik pada kualitas hidup pasien, bahkan dapat berujung pada kehilangan pendengaran secara permanen.[1–3]
Menurut Qureishi et al, pengobatan yang ideal terhadap OMA adalah dengan upaya pencegahan. Sebelum mengetahui lebih jauh tentang upaya pencegahan otitis media, faktor risiko penyakit ini perlu dikenali lebih dahulu.[3]
Faktor Risiko Otitis Media
Insidensi otitis media dapat dipengaruhi oleh faktor host dan faktor lingkungan.
Faktor Host
Beberapa karakteristik tertentu membuat seseorang individu lebih rentan mengalami otitis media. Faktor usia, dimana anak lebih rentan terkena OMA dibanding orang dewasa, serta bayi prematur yang juga lebih rentan karena sistem imun yang belum adekuat. Selain usia dan kelahiran prematur, faktor lainnya antara lain:
- Penyakit alergi, seperti rhinitis alergi
- Penyakit dengan gangguan sistem imun, seperti HIV dan diabetes
- Abnormalitas anatomi kraniofasial, seperti sumbing bagian palatal dan Down syndrome
Hipertrofi adenoid, yang menyebabkan obstruksi tonsil adenoid yang membesar dilaporkan menjadi reservoir kuman patogen yang dapat menginfeksi jaringan sekitarnya, termasuk telinga tengah
- Predisposisi genetik
- Status nutrisi yang buruk dan defisiensi vitamin A dikaitkan dengan otitis media dan infeksi saluran napas atas lainnya[1–7,11]
Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan, seperti tidak menyusu secara eksklusif dan paparan asap rokok dilaporkan dapat meningkatkan risiko otitis media. Faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko otitis media antara lain:
Infeksi saluran napas atas akibat virus merupakan faktor predisposisi yang jelas untuk timbulnya OMA
- Tempat penitipan anak, karena lebih berisiko mengalami infeksi bakteri termasuk bakteri resisten antibiotik yang mengarah ke OMA yang refrakter terhadap antibiotik
- Keluarga besar terutama banyak anak balita
- Paparan asap rokok
- Durasi dan metode menyusui, di mana bayi yang menyusu langsung secara eksklusif dikaitkan dengan penurunan insidensi otitis media. Durasi menyusu yang pendek dapat meningkatkan risiko mengalami otitis media >3 episode pada 18 bulan
- Penggunaan dot
- Aspek sosioekonomi[1-5]
Upaya Pencegahan Otitis Media oleh Tenaga Kesehatan
Berikut adalah tindakan pencegahan yang perlu diupayakan oleh praktisi kesehatan terkait otitis media.
- Kasus baru OMA sering terjadi pada anak-anak <2 tahun dengan bibir sumbing bagian palatal. Koreksi dengan tindakan operasi dapat menurunkan rekurensi kasus otitis media
- Otitis media juga dapat berhubungan dengan sering terjadinya GERD. Identifikasi GERD secara dini dapat mencegah pengembangan otitis media ke arah kronis
Hipertrofi adenoid dapat menimbulkan serangan otitis media berulang pada anak. Pada kasus tertentu, tindakan operatif pada hipertrofi adenoid mungkin diperlukan, terutama pada kondisi obstruksi total dan otitis media kronis
- Terapi antimikroba harus diberikan secara rasional untuk menghindari risiko resistensi antibiotik
- Vaksinasi yang lengkap dan rutin, vaksin pneumokokus yang memproteksi dari penyebab umum infeksi telinga tengah, yakni Streptococcus pneumoniae.
- Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan perlu dipromosikan. ASI dapat dilanjutkan hingga usia bayi setidaknya 12 bulan. Semakin lama durasi ASI eksklusif, semakin kecil kemungkinan terinfeksi otitis media akut[5–10,12]
Pada anak usia ≥2 tahun dengan OMA tanpa komplikasi, watchfull waiting dapat diterapkan jika memenuhi kriteria klinis dan orang tua siap memantau keadaan anak dan berkomitmen membawa anak datang berobat. Watchful waiting dianjurkan untuk dilakukan selama 2–3 hari dan diikuti pemberian antibiotik 5 hari jika tidak ada perbaikan gejala
Hal ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan antibiotik pada OMA. Untuk menekan resistensi dan efek samping antibiotik, durasi antibiotik untuk terapi OMA harus disesuaikan berdasarkan regimen antibiotik, usia pasien, dan tingkat keparahan OMA.[5–10]
Edukasi Pasien terkait Otitis Media
Topik edukasi pasien harus mencakup hal menghindari faktor risiko, penggunaan antibiotik yang sesuai, dan memahami risiko resistensi antibiotik pada otitis media. Ibu baru melahirkan dapat di edukasi untuk menyusui secara eksklusif.
Selain itu, orang tua juga harus mempraktikkan hand hygiene dan sanitasi yang baik dan benar, seperti cuci tangan dan membersihkan mainan anak secara teratur dengan tujuan mengurangi risiko terkena infeksi pernapasan atas dan lainnya.[1–10]
Edukasi lainnya yang dapat diberikan kepada orang tua adalah:
- Tidak merokok serta bebaskan lingkungan anak dan keluarga dari asap rokok dan polusi udara
- Menghindari hal berisiko yang menyebabkan anak terkena penyakit infeksi pernapasan atas
- Menghindari faktor pencetus rhinitis alergi, sehingga rekurensi OMA dapat dicegah
- Melengkapi imunisasi anak, termasuk vaksin pneumokokus dan vaksin influenza
- Menggunakan jasa penitipan anak dalam grup kecil atau titipkan pada keluarga
- Menghindari pemberian dot pada anak <3 tahun
- Pada anak yang mengalami OMA rekuren, pada kasus tertentu dapat diberikan antibiotik profilaksis jangka pendek jika anak terkena infeksi pernapasan atas
- Menggunakan alat kontrasepsi untuk menjaga rentang usia anak dan jumlah anak[1–10,12]
Kesimpulan
Otitis media akut merupakan penyakit infeksi telinga yang memiliki tingkat rekurensi yang tinggi. Beberapa faktor risiko dilaporkan dapat meningkatkan terjadinya rekurensi dan komplikasi otitis media.
Berbagai strategi dapat dilakukan demi mencegah otitis media. Strategi tersebut berfokus pada pengurangan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, antara lain menghindari infeksi saluran pernapasan akut akibat bakteri dan virus, menyusui secara eksklusif, dan menghindari paparan rokok pada anak.
Anak dengan penyakit tertentu, seperti hiperplasia adenoid obstruktif dan bibir sumbing memerlukan tindakan operatif untuk menekan rekurensi otitis media.
Antibiotik oral dapat mengurangi durasi gejala otitis media akut, tetapi risiko resistensi dan efek sampingnya perlu dipertimbangkan ketika menentukan durasi pemberian antibiotik pada kasus ini. Pada anak ≥2 tahun dengan otitis media tanpa komplikasi, watchfull waiting dapat dilakukan bila memenuhi kriteria klinis dan orang tua bersedia membawa anak konsultasi ke dokter apabila ada perkembangan gejala.
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli