Apakah vaksin hpv pada anak dg thalasemia atau imunocompromise bisa dilakukan?
Pemberian vaksin HPV pada anak dengan kondisi thalassemia dan immunocompromise - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
ALO Dokter, seharusnya bisa, ya, karena vaksin HPV bukan live vaccine. Vaksin HPV adalah vaksin rekombinan yang terbuat dari virus like particles (VLP). Kontraindikasi vaksin HPV adalah reaksi hipersensitivitas, seperti riwayat reaksi alergi atau riwayat anafilaksis terhadap vaksin HPV atau komponen dari vaksin HPV.
Apakah vaksin hpv pada anak dg thalasemia atau imunocompromise bisa dilakukan?
Vaksin HPV pada anak dengan kondisi Thalassemia, penyakit autoimun, atau immunocompromised (misalnya, akibat kondisi medis atau pengobatan imunosupresif) bisa diberikan. Namun, ada beberapa perhatian khusus yang perlu dipertimbangkan dalam kasus ini.
1. Vaksin HPV pada Anak dengan Thalassemia atau Kondisi Imunocomprommised
- Thalassemia: Vaksin HPV aman untuk diberikan pada pasien dengan thalassemia. Karena thalassemia adalah gangguan darah yang memengaruhi produksi hemoglobin, vaksin HPV tidak memiliki interaksi langsung dengan kondisi tersebut. Namun, jika anak sering menerima transfusi darah, sebaiknya memastikan jadwal vaksinasi tidak berdekatan dengan transfusi untuk mengoptimalkan respons imun terhadap vaksin.
- Penyakit Autoimun atau Imunocomprommised: Anak dengan kondisi autoimun atau yang mengalami penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh (Imunocomprommised) juga dapat menerima vaksin HPV, karena vaksin ini tidak mengandung virus hidup. Namun, respons imun terhadap vaksinasi mungkin lebih rendah, sehingga perlu dipertimbangkan vaksinasi pada waktu ketika sistem imun relatif stabil. Konsultasi dengan dokter yang merawat sangat disarankan sebelum vaksinasi, terutama jika anak sedang dalam pengobatan imunosupresif.
Pemeriksaan Tambahan:
- Pemeriksaan khusus sebelum vaksinasi umumnya tidak diperlukan, tetapi dokter mungkin akan mengevaluasi kondisi kesehatan anak secara menyeluruh, terutama jika ada riwayat pengobatan imunosupresif atau kondisi lain yang melemahkan sistem imun.
- Anak dengan thalassemia yang sering menjalani transfusi mungkin akan diminta menyesuaikan waktu vaksinasi untuk memaksimalkan efektivitasnya.
2. Jenis Vaksin HPV yang Dianjurkan
Ada tiga jenis vaksin HPV yang tersedia:
- Cervarix (Bivalen): Melindungi terhadap HPV tipe 16 dan 18, yang merupakan penyebab utama kanker serviks.
- Gardasil 4 (Quadrivalent): Melindungi terhadap HPV tipe 6, 11, 16, dan 18. Tipe 6 dan 11 bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kutil kelamin.
- Gardasil 9: Melindungi terhadap 9 tipe HPV (6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58), yang mencakup lebih banyak tipe penyebab kanker.
Gardasil 9 adalah yang paling komprehensif dalam memberikan perlindungan terhadap berbagai tipe HPV, sehingga sering menjadi pilihan pertama untuk anak-anak, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.
3. Usia Pemberian Vaksin HPV dan Jadwal Dosis
- Usia minimum: Vaksin HPV dapat diberikan mulai usia 9 tahun. Pemberian vaksin pada usia dini (sebelum usia 15 tahun) dianggap lebih efektif karena respons imun lebih baik dibandingkan pada orang dewasa.
- Jadwal Dosis:
- Jika vaksin diberikan sebelum usia 15 tahun, hanya diperlukan 2 dosis (interval 6-12 bulan).
- Jika diberikan setelah usia 15 tahun atau pada anak dengan sistem imun yang terganggu, diperlukan 3 dosis (pada bulan ke-0, bulan ke-1 atau 2, dan bulan ke-6).
Booster Vaksin: Saat ini, belum ada rekomendasi untuk booster vaksin HPV setelah jadwal awal selesai, karena vaksin HPV dianggap memberikan perlindungan jangka panjang. Namun, penelitian terus berjalan, dan rekomendasi booster bisa berubah di masa depan tergantung pada data terbaru.
4. Pertimbangan Lain
- Efikasi pada Imunocomprommised: Anak dengan kondisi Imunocomprommised mungkin memerlukan pengawasan lebih lanjut terkait respons imun mereka terhadap vaksin HPV. Meskipun vaksin aman, efektivitasnya dapat berkurang pada mereka yang sistem kekebalannya lemah.
- Konsultasi dengan Dokter: Anak dengan kondisi medis serius seperti autoimun atau thalassemia sebaiknya mendapatkan panduan dari dokter spesialis, terutama dalam hal kapan vaksinasi dilakukan agar hasilnya optimal.