Lesi makulopapular pada sifilis sekunder sering sulit dibedakan dari penyakit lain. Sifilis sekunder umumnya ditandai dengan lesi mukokutaneus yang terlokalisasi atau menyebar dan sering disertai limfadenopati generalisata. Namun, sifilis juga dikenal sebagai the great imitator karena sifatnya yang polimorfik dan muncul dengan beragam manifestasi klinis yang menyerupai penyakit lain.
Pada beberapa kasus, bisa muncul lesi bersisik khas yang dikenal sebagai Biett’s Collarette atau Biett’s sign pada pemeriksaan dermoskopi untuk memperkuat kecurigaan terhadap diagnosis sifilis sekunder. Sementara itu, diagnosis pasti dilakukan dengan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan serologi, pewarnaan histopatologi, darkfield microscopy, fluorescent antibody, dan polymerase chain reaction assay.[1,2]
Gambar 1. Biett’s Sign pada Sifilis Sekunder
Sifilis bersifat sistemik dan bisa melibatkan organ apapun. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lesi sifilis primer atau chancres, maupun dari lesi mukokutan sifilis sekunder atau syphilids. Bercak pada mukosa dan kondiloma lata adalah dua bentuk gejala dari sifilis yang sangat mudah menular. Bercak pada mukosa dapat ditemukan pada area bukal, lidah, dan bibir, terkadang memiliki pseudomembran abu-abu atau putih di atasnya.[1,2]
Lesi Kulit pada Sifilis Sekunder
Gejala pada sifilis sekunder disebabkan oleh penyebaran spirochetes secara hematogen dan limfatik. Gejala paling umum adalah adanya lesi mukokutan yang muncul terlokalisir atau generalisata, disertai dengan limfadenopati. Manifestasi klinis ini umumnya muncul 3-12 minggu setelah resolusi dari chancre pada sifilis primer, tetapi beberapa pasien dapat mengalami chancre dan lesi mukokutan secara bersamaan.
Lesi kulit dapat timbul bersamaan dengan gejala lain yang tidak khas seperti mialgia, demam, berat badan turun, dan alopecia, walaupun bisa juga muncul tanpa gejala penyerta lain. Ruam dan lesi yang lembab pada penderita sifilis sekunder sangat menular sehingga penting untuk dideteksi segera,[1-3]
Biett’s Sign pada Penderita Sifilis Sekunder
Sifilis sekunder bisa menunjukkan dua jenis ruam. Pada fase awal, lesi biasa disebut sebagai roseola sifilis yang ditandai dengan makula berwarna merah muda hingga eritematosa. Pada fase lebih lanjut, lesi disebut sebagai syphilids yang ditandai dengan papula eritematosa.
Lesi erupsi mukokutan pada penderita sifilis sekunder biasanya muncul dalam pola menyebar dan simetris pada batang tubuh dan ekstremitas, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Lesi berbentuk makula atau papula berukuran 0,5 cm hingga 2 cm yang dapat berwarna kecoklatan dan dapat memiliki sisik.
Biett’s sign adalah makula atau papula bersisik, eritematosa atau hiperpigmentasi, pada area palmar dan plantar, dengan pola simetris. Biett’s sign memiliki tepi lesi melingkar. Arah sisik biasanya terlihat mengarah ke luar. Biett’s sign dapat dianggap sebagai indikator kuat penderita sifilis sekunder.[1,4,5]
Membedakan Lesi Makulopapular pada Sifilis Sekunder dari Diagnosis Banding Lain
Manifestasi kulit pada sifilis sekunder dapat bervariasi sehingga membuat diagnosis menjadi lebih sulit. Adanya Biett’s sign dapat membantu menegakkan diagnosis sifilis sekunder, tetapi beberapa penyakit kulit lain dapat memiliki lesi dengan morfologi eritematosa makulopapular serupa, seperti pityriasis rosea, granuloma annulare, dan lupus eritomatosus subakut.[6-8]
Pada pityriasis rosea, lesi biasanya muncul dalam bentuk eritematosa yang menyebar dan difus, serta memiliki sisik yang menunjukkan pola fragmen dengan arah pengelupasan yang tidak jelas. Pada lupus diskoid, manifestasi lesi umumnya melingkar, dengan sisik yang tebal, dan pada dermoskopi akan tampak lesi berwarna merah muda dengan gambaran pembuluh darah yang tersumbat. Pada granuloma annulare, lesi berbentuk plak anular dengan skuama halus dan batas eritematosa yang menonjol.[6,8]
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu memastikan diagnosis sifilis. Venereal disease research laboratory (VDRL) dan rapid plasma reagin (RPR) dapat digunakan untuk skrining. Konfirmasi dapat dilakukan dengan tes treponema seperti fluorescent treponemal antibody-absorbed test (FT-ABS) dan Treponema pallidum haemagglutination assay (TPHA).[1,9]
Kesimpulan
Lesi makulopapular sifilis sekunder bisa menyerupai penyakit lain, seperti pityriasis rosea dan granuloma annulare. Adanya Biett’s sign pada telapak tangan dan kaki merupakan tanda klinis yang meningkatkan kemungkinan diagnosis sifilis sekunder secara signifikan. Biett’s sign ditandai oleh makula atau papula hiperpigmentasi dengan sisik berbentuk collarette. Selanjutnya, diagnosis sifilis bisa dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang seperti fluorescent treponemal antibody-absorbed test (FT-ABS) dan Treponema pallidum haemagglutination assay (TPHA).