Obat Antiinflamasi Non-Steroid Tidak Efektif Mengurangi Nyeri Skiatika

Oleh :
dr. Evlyne Erlyana Suryawijaya, M.Biomed, Sp.S

Efikasi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) pada nyeri skiatika perlu dipertanyakan karena basis buktinya yang lemah. Selain itu, golongan obat ini memiliki beberapa keterbatasan, yakni hanya menghilangkan gejala sementara tanpa mengatasi akar penyebab, serta memiliki banyak potensi efek samping pada penggunaan jangka panjang, termasuk gangguan lambung, masalah ginjal, gangguan kardiovaskuler, dan potensi interaksi dengan obat lain.[1-3]

Nyeri skiatika merupakan nyeri punggung bawah atau bokong yang menjalar ke tungkai, dikenal juga sebagai nyeri radikular lumbosakral atau nyeri cabang saraf. Sumber utama terjadinya nyeri skiatika adalah adanya kompresi dan inflamasi pada struktur terdekat dari percabangan saraf yang disebabkan oleh herniasi diskus intervertebralis. Gejala yang timbul meliputi nyeri, kesemutan, kebas, hingga kelemahan otot tungkai.[1]

OAINS Tidak Efektif Mengurangi Nyeri Skiatika

Medikamentosa memiliki peranan penting dalam penatalaksanaan nyeri skiatika. Meski begitu, perlu dicatat bahwa penggunaan analgesik meningkat hingga 5 kali lipat pada penderita dengan nyeri skiatika dibandingkan dengan nyeri punggung bawah lainnya.[1,3]

Peran Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) pada Nyeri Skiatika

Istilah skiatika mengacu pada akibat langsung dari patologi saraf skiatik yang terdiri dari akar saraf L4 hingga S2, yang menyatu di panggul untuk membentuk saraf skiatik. Nyeri skiatika merupakan bagian dari kondisi nyeri punggung bawah yang didefinisikan sebagai nyeri menjalar ke salah satu atau kedua tungkai, menjalar di bawah lutut, dengan beberapa tanda klinis positif seperti tes straight leg atau Lasegue.[1-6]

Oleh karena morbiditasnya yang tinggi, tujuan utama pengobatan nyeri skiatika adalah mengurangi keluhan nyeri, baik dengan pemberian medikamentosa hingga pembedahan. Salah satu obat analgesik yang paling banyak digunakan pada penanganan nyeri skiatika adalah OAINS yang dinilai mampu mengurangi terjadinya inflamasi dan vasodilatasi sehingga mengurangi gejala nyeri.

OAINS menjadi terapi medikamentosa primer yang banyak dipilih dalam praktik sehari-hari dengan pertimbangan efek analgesik yang baik dan adanya efek antiinflamasi. Namun, efikasinya masih diperdebatkan dalam berbagai literatur.[1-4]

Efikasi Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) pada Nyeri Skiatika

Dalam sebuah tinjauan sistematik terhadap 10 uji klinis dengan total 1651 partisipan, didapatkan bahwa efikasi OAINS tidak lebih baik dibandingkan dengan placebo. Selain itu, dalam uji klinis ini juga disebutkan bahwa efek samping dari penggunaan OAINS lebih tinggi secara bermakna. Meski begitu, perlu dicatat bahwa sampel dari uji klinis yang dianalisis adalah kecil dan memiliki risiko bias yang tinggi.[1]

Salah satu literatur membandingkan efikasi antar satu jenis OAINS dengan OAINS lainnya dalam mengatasi nyeri skiatika. Studi ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara satu jenis OAINS dengan lainnya. Selanjutnya pemberian OAINS oral maupun parenteral juga tidak menunjukkan efikasi yang berbeda.[3]

Untuk terapi alternatif dari OAINS, terapi pregabalin juga telah dilaporkan tidak memiliki efikasi yang signifikan pada nyeri skiatika akut maupun kronik. Sementara itu, dalam menangani kasus di unit gawat darurat, pemberian morfin maupun paracetamol dinilai bermanfaat dalam mengatasi nyeri skiatika yang akut dan berat dalam 30 menit pertama.[5,6]

Potensi Efek Samping Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)

Selain efikasi yang perlu dipertanyakan, penggunaan OAINS juga perlu mempertimbangkan potensi efek samping seperti gangguan gastrointestinal, kardiovaskular, renal, dan hepatotoksik, karena banyak nyeri skiatika bersifat kronik, paparan OAINS yang lama terhadap pasien, terutama pada lansia, harus mendapat perhatian khusus.[1,3]

Gangguan Lambung

OAINS dapat meningkatkan risiko gangguan lambung, seperti ulkus lambung atau perdarahan lambung. Mekanisme terjadinya risiko ini terkait dengan penghambatan enzim siklooksigenase (COX) yang diperlukan dalam produksi prostaglandin, molekul yang berperan dalam pengaturan peradangan, rasa sakit, dan perlindungan lambung. Penghambatan COX menyebabkan penurunan prostaglandin yang melindungi lambung.[1,3,7]

Gangguan Kardiovaskular

Beberapa studi telah menghubungkan OAINS dengan risiko penyakit kardiovaskular (CVD), termasuk infark miokard, stroke, hipertensi, dan gagal jantung.[1,3,7]

Pengaruh pada Fungsi Ginjal

OAINS juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal. Hal ini dapat menyebabkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah, khususnya pada individu yang memiliki riwayat penyakit ginjal atau hipertensi. OAINS mengurangi aliran darah pada arteriol aferen di ginjal, yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal secara negatif.[1,3,7]

Kesimpulan

Data mengenai efikasi dari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) pada kasus nyeri skiatika masih terbatas. Studi yang ada masih berkualitas rendah, dan beberapa mengindikasikan bahwa OAINS tidak lebih efektif dalam mengurangi nyeri skiatika dibandingkan dengan placebo. Selain itu, OAINS juga memiliki potensi efek samping yang luas, termasuk gangguan lambung, kardiovaskuler, dan ginjal, serta dikontraindikasikan penggunaannya pada lansia.

Referensi