Manfaat rehidrasi dengan cairan oral untuk penyakit yang disertai dengan demam tidak dapat disangkal. Selama demam, tubuh kehilangan cairan secara signifikan melalui keringat. Kehilangan cairan ini, jika tidak segera digantikan, dapat menyebabkan dehidrasi yang memperburuk kondisi pasien.[1-4]
Hidrasi dengan cairan oral membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh, memastikan aliran darah yang optimal, dan mendukung fungsi organ. Dengan menjaga asupan cairan, pasien memiliki peluang lebih besar untuk pulih lebih cepat karena cairan tersebut membantu transportasi nutrisi dan oksigen ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Selain itu, rehidrasi oral mengurangi risiko komplikasi seperti penurunan tekanan darah atau syok akibat hipovolemia.[1-4]
Pemahaman Dokter tentang Terapi Rehidrasi Oral
Untuk menggali pemahaman dokter mengenai terapi rehidrasi oral yang mengandung elektrolit (ION), Alomedika melakukan survei kuantitatif di kalangan dokter Indonesia. Survei ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana dokter memahami dan merekomendasikan penggunaan cairan mengandung ION dalam penanganan demam.
Responden Survei
Survei kuantitatif ini melibatkan 1.188 dokter Indonesia yang telah terverifikasi, dengan 1085 di antaranya adalah dokter umum, 67 spesialis anak, dan 36 spesialis penyakit dalam. Para dokter ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan total 254 kabupaten yang terwakili.
Hasil Survei
Sebagian besar dokter memahami bahwa demam dapat menyebabkan insensible water loss atau kehilangan cairan yang tidak terlihat. Hasil survei menunjukkan bahwa 99% responden mengetahui bahwa minuman yang mengandung ION efektif menggantikan cairan tubuh pada pasien demam.
Minuman yang mengandung elektrolit (ION) sebagai pengganti cairan pada demam direkomendasikan oleh 98% dokter yang merespons survei. Minuman isotonik bahkan lebih banyak disetujui, dengan 98% responden merekomendasikan minuman tersebut untuk pasien dengan demam dengue dibandingkan dengan air biasa, dan rekomendasi ini konsisten dengan pedoman WHO dan Kemenkes.
Untuk pasien anak usia 5‒17 tahun dengan demam, 97% dokter responden mengetahui dan setuju bahwa minuman yang mengandung ION aman untuk dikonsumsi oleh pasien anak.
Beberapa kendala dalam penerapan rekomendasi ini termasuk kekhawatiran tentang rasa produk yang membatasi penggunaannya pada anak-anak tertentu, serta potensi mual dan muntah yang dapat menghalangi keberhasilan rehidrasi oral. Selain itu, ada juga kekhawatiran mengenai kandungan gula dalam produk tertentu pada pasien dengan kondisi kesehatan khusus.
Hubungan Antara Demam dengan Dehidrasi
Demam sering kali menjadi pemicu utama dehidrasi, terutama jika disertai gejala tambahan seperti muntah, diare, atau kehilangan nafsu makan. Pada kondisi demam, tubuh bekerja lebih keras untuk mengatur suhu dengan cara meningkatkan pengeluaran cairan melalui keringat, yang disertai dengan sekresi beberapa ion mineral seperti ion natrium, kalium, dan klorida.[1,2,4]
Hal ini sering diperparah oleh kurangnya asupan cairan karena pasien merasa lemas atau tidak nyaman. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang terjadi dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk mulut kering, penurunan frekuensi buang air kecil, pusing, dan kelemahan. Oleh karena itu, menjaga hidrasi selama demam adalah langkah penting untuk mencegah kondisi ini berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius.[1,2,4]
Dehidrasi pada Demam Dengue
Dehidrasi memiliki dampak yang lebih kompleks pada kondisi seperti demam berdarah dengue. Dalam kasus demam berdarah dengue, kehilangan cairan tidak hanya terjadi melalui keringat, tetapi juga melalui kebocoran plasma akibat meningkatnya permeabilitas kapiler.[5]
Menurut rekomendasi WHO tahun 2011, rehidrasi dengan cairan oral tetap menjadi langkah utama pada kasus ringan hingga sedang, terutama dengan cairan yang mengandung elektrolit. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga memberikan rekomendasi yang sama pada tahun 2021. Menurut Kemenkes, pemberian air biasa atau tawar saja pada pasien dengan demam dengue dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.[6,7]
Rehidrasi oral dengan elektrolit sudah memadai bagi sebagian besar pasien demam dengue. Hanya sejumlah kecil kasus dengan dehidrasi berat, perdarahan, atau tanda-tanda syok yang memerlukan cairan intravena.[6,7]
Rehidrasi dengan Cairan Oral
Rehidrasi dengan cairan oral memiliki keuntungan karena mudah diberikan dan dapat dilakukan di rumah, perawatan rawat jalan, maupun rawat inap. Pemberian cairan oral ini juga dapat disertai dengan pemberian obat antiemetik jika diperlukan untuk mengatasi mual atau muntah.[4]
Selain itu, rehidrasi dengan cairan oral lebih fisiologis dibandingkan dengan cairan intravena, sehingga dapat mengurangi risiko gangguan elektrolit dan asidosis (khususnya asidosis akibat peningkatan kadar klorida) yang sering terjadi dengan penggunaan cairan intravena.[4]
Mengapa Rehidrasi dengan Cairan Oral Kerap Diabaikan Oleh Dokter
Meskipun rehidrasi oral dengan elektrolit seperti oralit dapat menyelamatkan nyawa dalam kasus penyakit demam dan infeksi saluran cerna, dokter seringkali tidak meresepkannya. Sebuah studi di India pada tahun 2024 menemukan bahwa 57% pasien yang seharusnya mendapatkan manfaat dari larutan rehidrasi oral tidak menerima resep untuk pengobatan yang dapat menyelamatkan nyawa ini.[8]
Sebagian besar kasus kurangnya pemberian pengobatan ini disebabkan oleh mispersepsi dokter mengenai kesediaan pasien untuk mengonsumsi larutan elektrolit. Memberikan edukasi kepada dokter untuk menantang persepsi keliru ini serta memastikan ketersediaan larutan rehidrasi terbukti meningkatkan jumlah resep dan rekomendasi.[8]
Kesimpulan
Terapi rehidrasi oral merupakan langkah penting dalam penanganan penyakit demam untuk mencegah dehidrasi. Namun, pentingnya terapi ini terkadang terabaikan oleh dokter yang lebih fokus pada pengobatan berbasis resep, seperti antibiotik. Rehidrasi cairan oral adalah langkah yang dapat menyelamatkan nyawa dan memerlukan penggunaan larutan yang mudah diakses oleh pasien.
Minuman yang mengandung ION dapat diberikan kepada pasien untuk rehidrasi cairan oral. Contoh minuman yang mengandung ION dan diketahui secara luas adalah Pocari Sweat.
Frequently Asked Questions (FAQ) - Survei Dokter
Mengapa penting memberikan edukasi kepada dokter tentang terapi cairan oral pada penyakit demam?
Rehidrasi oral dengan cairan elektrolit (isotonik) adalah cara yang efektif untuk mencegah dehidrasi selama penyakit dengan demam. Edukasi kepada dokter tentang hidrasi oral sangat penting karena terapi ini dapat menyelamatkan nyawa tetapi kadang-kadang diabaikan oleh dokter. Selain itu, mispersepsi mengenai penerimaan pasien terhadap terapi ini juga dapat membuat dokter enggan merekomendasikan atau meresepkannya.
Mengapa penting memberikan edukasi kepada pasien tentang terapi cairan oral pada penyakit demam?
Rehidrasi oral dengan cairan isotonik adalah langkah sederhana yang dapat dilakukan di rumah dan berpotensi menyelamatkan nyawa pada penyakit demam. Terapi ini mudah diakses oleh pasien atau keluarganya, baik dengan maupun tanpa resep dokter. Menjaga hidrasi yang baik dan mengganti elektrolit juga dapat mengurangi risiko rawat inap atau komplikasi lebih lanjut.
Bisakah saya mempercayai hasil survei ini?
Survei ini dilakukan oleh Alomedika, sebuah platform kesehatan independen yang dipercaya oleh para dokter di Indonesia. Tujuan survei adalah menjangkau setidaknya 1.000 responden dokter untuk meminimalkan bias dan memastikan inklusi dari berbagai kelompok dokter, dan target ini telah terlampaui. Responden survei mengetahui dan menyetujui bahwa survei ini akan dipublikasikan
Apakah responden survei benar-benar dokter?
Alomedika secara independen memverifikasi setiap dokter di platformnya, termasuk para responden survei, untuk memastikan mereka memiliki kualifikasi medis dan terdaftar di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Minuman yang mengandung ION seperti Pocari Sweat mengandung berbagai jenis karbohidrat seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa, serta elektrolit seperti natrium dan kalium dalam konsentrasi yang seimbang. Kandungan ini mendukung fungsi utama minuman yang mengandung ION untuk mempercepat penyerapan cairan dan elektrolit ke dalam tubuh melalui mekanisme seperti difusi pasif, transport aktif sekunder melalui SGLT1, dan difusi terfasilitasi melalui GLUT5.[9-17]
Selain itu, minuman yang mengandung ION membantu memperpanjang retensi cairan dalam tubuh dengan cara memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan penyimpanan glikogen, serta memperbaiki retensi cairan intraseluler.[9-17]
Sementara, tingkat keasaman minuman yang mengandung ION dirancang untuk mempercepat pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, yang mendukung penyerapan cairan dan penyimpanan energi secara optimal. Keasaman ini juga meningkatkan palatabilitas atau rasa produk, membuatnya lebih nyaman untuk dikonsumsi.[18-20]