Panduan pencegahan primer stroke dipublikasikan oleh American Heart Association (AHA) dan American Stroke Association (ASA) pada tahun 2024. Panduan ini menyediakan rekomendasi berbasis bukti untuk mencegah stroke, baik iskemik maupun hemoragik, pada individu tanpa riwayat stroke. Isi panduan mencakup strategi pengelolaan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, edukasi pasien, dan kolaborasi lintas disiplin.
Dalam revisi pedoman klinis ini, terdapat beberapa pembaruan penting dibandingkan panduan sebelumnya yang dirilis pada tahun 2014. Salah satu inovasi utama adalah pengenalan “Life’s Essential 8,” yaitu delapan komponen penting yang diidentifikasi sebagai pilar utama untuk menjaga kesehatan kardiovaskular dan otak.[1]
Tabel 1. Tentang Pedoman Klinis Ini
Penyakit | Stroke |
Tipe | Pencegahan primer |
Yang Merumuskan | American Heart Association (AHA) dan American Stroke Association (ASA) |
Tahun | 2024 |
Negara Asal | Amerika Serikat |
Dokter Sasaran | Spesialis Saraf, Dokter Umum, dan Dokter Layanan Primer |
Penentuan Tingkat Bukti
Penentuan tingkat bukti dilakukan melalui tinjauan literatur yang mencakup penelitian pada subjek manusia, dipublikasikan dalam bahasa Inggris sejak pedoman sebelumnya pada 2014, dan diambil dari basis data seperti MEDLINE, PubMed, serta Cochrane Library. Setiap topik ditinjau oleh anggota kelompok panel berdasarkan keahlian, dengan memastikan tidak ada konflik kepentingan.
Proses penetapan rekomendasi melibatkan diskusi kelompok, pemungutan suara, dan konsensus, dengan tingkat persetujuan antara 95–100%. Rekomendasi dikategorikan berdasarkan Class of Recommendation (COR), yang mencerminkan kekuatan rekomendasi berdasarkan manfaat dan risiko, serta Level of Evidence (LOE), yang menilai kualitas bukti berdasarkan jenis, jumlah, dan konsistensi data dari uji klinis serta sumber lain.[1]
Rekomendasi Utama untuk Diterapkan dalam Praktik Klinis Anda
Pedoman pencegahan primer stroke oleh AHA/ASA ini merekomendasikan penerapan diet Mediterania. Selain itu, pedoman ini menekankan pentingnya aktivitas fisik dan menyarankan skrining perilaku sedenter serta mendorong pasien berolahraga secara teratur. Rekomendasi farmakoterapi baru mencakup agonis reseptor GLP-1 untuk pasien diabetes dengan risiko kardiovaskular tinggi, serta penggunaan inhibitor PCSK9 untuk menurunkan LDL.[1]
Rekomendasi Terkait Pengendalian Faktor Risiko
- Pengendalian faktor risiko dilakukan dengan prinsip Life’s Essential 8 untuk mengoptimalkan kesehatan kardiovaskular dan otak, serta mencegah stroke.
- Strategi Life’s Essential 8 mencakup: perbaikan kebiasaan diet, meningkatkan aktivitas fisik, berhenti merokok, mengutamakan tidur berkualitas, menjaga berat badan, mengelola kadar kolesterol, menjaga gula darah, dan mengendalikan tekanan darah.[1]
Rekomendasi Spesifik pada Wanita
- Pencegahan stroke terkait kehamilan utamanya dicapai melalui pengelolaan hipertensi.
- Kondisi seperti endometriosis, kegagalan ovarium prematur, dan menopause dini berkaitan dengan peningkatan risiko stroke, sehingga skrining untuk kondisi ini diperlukan.[1]
Rekomendasi Terkait Farmakoterapi
- Agonis reseptor GLP-1, seperti semaglutide, dilaporkan efektif meningkatkan pengelolaan diabetes tipe 2, membantu penurunan berat badan, serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.
- Inhibitor PCSK9, seperti evolocumab, efektif untuk pengelolaan dislipidemia pada orang dewasa, yang berpotensi menurunkan risiko stroke.[1]
Tabel 2. Rangkuman Terkait Rekomendasi Farmakoterapi
Tipe Obat | Pilihan |
Antihipertensi | ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker (ARB), calcium channel blocker, dan diuretik thiazide |
Terapi Statin | Terapi statin intensitas tinggi dianjurkan pada pasien risiko tinggi |
Agonis Reseptor GLP-1 | Direkomendasikan untuk pasien diabetes dengan risiko tinggi mengalami stroke |
Inhibitor PCSK9 | Direkomendasikan untuk pasien dislipidemia dengan risiko tinggi mengalami stroke |
Rekomendasi Perubahan Gaya Hidup
- Mengadopsi diet Mediterania yang kaya sayur, buah, biji-bijian, ikan, dan minyak zaitun, serta mengurangi konsumsi natrium dan menggantikan dengan kalium.
- Konsumsi suplemen seperti asam lemak omega-3, vitamin C, dan multivitamin untuk pencegahan stroke tidak direkomendasikan.
- Aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit/minggu atau aktivitas berat 75 menit/minggu
- Menjaga indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang dalam rentang ideal.
- Melakukan tata laksana terkait obstructive sleep apnea, termasuk menggunakan continuous positive airway pressure (CPAP) jika diperlukan.
- Melakukan intervensi untuk berhenti merokok, serta menjaga agar profil lipid, glukosa darah, dan tekanan darah dalam rentang normal.[1]
Rekomendasi untuk Populasi Khusus
Migrain dengan aura terkait dengan peningkatan risiko stroke iskemik. Penggunaan kontrasepsi hormonal pada kelompok ini harus dilakukan hati-hati.
- Pemantauan menggunakan transcranial doppler (TCD) dan terapi transfusi kronis terbukti efektif menurunkan risiko stroke pada anak dengan penyakit sel sabit.
- Pasien dengan penyakit autoimun, seperti lupus, meningkatkan risiko stroke melalui mekanisme inflamasi dan hiperkoagulabilitas. Terapi imunosupresif dapat membantu mengurangi risiko ini.
Rekomendasi Terkait Penggunaan Aspirin untuk Pencegahan Primer Stroke
- Penggunaan aspirin untuk pencegahan primer tidak direkomendasikan pada pasien dengan penyakit ginjal kronis dan pasien usia ≥70 tahun meskipun memiliki risiko kardiovaskular tambahan.
- Efikasi aspirin untuk pencegahan primer stroke juga tidak jelas pada populasi pasien dengan diabetes atau faktor risiko vaskular lain yang tidak memiliki riwayat stroke sebelumnya.
- Pada pasien dengan penyakit koroner stabil dan risiko perdarahan rendah, penambahan ticagrelor terhadap aspirin selama lebih dari 12 bulan hingga maksimal 3 tahun tampaknya bermanfaat menurunkan risiko stroke iskemik.[1]
Perbandingan dengan Pedoman Klinis di Indonesia
Pedoman klinis penatalaksanaan stroke dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI) pada tahun 2019 dan belum ada pembaruan lebih lanjut. Pedoman ini juga menekankan pengendalian faktor risiko dalam pencegahan primer stroke, serupa dengan pedoman AHA/ASA. Rekomendasi diet dalam pedoman Kemkes RI ini juga serupa dengan AHA/ASA, tetapi mengadaptasi pola diet lokal.[2]
Kesimpulan
American Heart Association (AHA) dan American Stroke Association (ASA) mempublikasikan pedoman pencegahan primer stroke pada tahun 2024. Rekomendasi utama dalam pedoman klinis ini antara lain:
- Pengendalian faktor risiko menggunakan prinsip Life’s Essential 8, yang mencakup modifikasi diet, aktivitas fisik, berhenti merokok, tidur berkualitas, menjaga berat badan, serta mengelola kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah.
- Pada wanita, perlu dilakukan pengelolaan hipertensi untuk mencegah stroke terkait kehamilan, serta pengelolaan kondisi yang bisa meningkatkan risiko stroke seperti endometriosis dan menopause dini.
- Pada pasien dengan diabetes, penggunaan agonis reseptor GLP-1, seperti semaglutide, dapat mengurangi risiko stroke.
- Pada pasien dengan dislipidemia, penggunaan inhibitor PCSK9, seperti evolocumab, dapat mengurangi risiko stroke.