National Institute for Health and Care Excellence (NICE) mempublikasikan pedoman pemberian kortikosteroid pada meningitis bakterialis di tahun 2024. Pedoman ini berisi rekomendasi pemberian kortikosteroid pada penanganan meningitis di populasi bayi, anak, dewasa dan lanjut usia tanpa kondisi penyerta lain seperti imunodefisiensi, tumor otak, hidrosefalus, dan meningitis akibat virus atau Mycobacterium tuberculosis.
Pemberian injeksi kortikosteroid pada kasus terkonfirmasi meningitis bakterialis dilaporkan dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi defisit neurologis, hilang pendengaran, dan edema otak. Meski demikian, NICE menyebutkan untuk tidak menggunakan kortikosteroid secara rutin pada pasien dengan penyakit meningokokal (meningococcal disease), kecuali pada kasus syok septik meningokokal yang tidak berespon terhadap agen vasoaktif dosis tinggi.[1]
Tabel 1. Tentang Pedoman Klinis Ini
Penyakit | Meningitis Bakterialis |
Tipe | Penatalaksanaan |
Yang Merumuskan | National Institute for Health and Care Excellence |
Tahun | 2024 |
Negara Asal | Inggris |
Dokter Sasaran | Spesialis Saraf, Dokter Umum, dan Dokter Jaga IGD |
Penentuan Tingkat Bukti
Pedoman klinis ini disusun melalui proses peninjauan kembali terhadap bukti baru, relevansi penelitian sebelumnya dan berbagai literatur yang dipublikasikan tentang tata laksana kasus meningitis bakterialis. Data yang diambil berasal dari Cochrane, Medline, dan EMBASE dengan kriteria pencarian yang dipublikasikan setelah tahun 1980, menggunakan bahasa Inggris, dan penelitian dilakukan pada manusia.
Rekomendasi dalam pedoman ini dikembangkan oleh panel atau kelompok ahli berdasarkan bukti statistik, evaluasi kekuatan, dan tingkat bukti pendukungnya. Intervensi yang ditinjau adalah pemberian kortikosteroid dari rute manapun, mencakup dexamethasone, hydrocortisone, prednisolone, dan methylprednisolone.[1]
Rekomendasi Terkait Pemberian Kortikosteroid
Menurut literatur yang dievaluasi dalam pedoman klinis ini, tidak ada bukti yang menunjukan superioritas antara penggunaan dexamethasone, hydrocortisone, maupun methylprednisolone. Secara umum, disarankan pemberian dexamethasone berdasarkan mayoritas kortikosteroid yang digunakan dalam kumpulan penelitian yang ada. Dexamethasone dapat diberikan dengan dosis 0,15 mg/kg, maksimal dosis 10 mg, secara intravena setiap 6 jam selama 4 hari.
Beberapa rekomendasi utama dalam pedoman NICE tentang pemberian kortikosteroid pada meningitis bakterialis adalah:
- Berikan dexamethasone intravena pada pasien berusia >3 bulan dengan dugaan kuat atau konfirmasi diagnosis meningitis bakterial.
- Konsultasikan dengan spesialis infeksi sebelum memberikan dexamethasone pada bayi usia 28 hari hingga 3 bulan dengan dugaan atau konfirmasi diagnosis meningitis bakterial.
- Lanjutkan dexamethasone jika penyebab meningitis telah diketahui adalah Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae type b, tetapi hentikan jika penyebab diketahui adalah organisme lain.
- Jika tidak ditemukan organisme penyebab, konsultasikan dengan spesialis infeksi terkait kelanjutan dexamethasone.
- Pada pasien yang mendapat dexamethasone, berikan dosis awal dexamethasone bersamaan atau sebelum antibiotik, tetapi jangan menunda pemberian antibiotik untuk menunggu pemberian dexamethasone. Jika pemberian dexamethasone tertunda selama kurang dari 12 jam setelah pemberian antibiotik, mulai pemberian dexamethasone sesegera mungkin. Jika tertunda lebih dari 12 jam setelah pemberian antibiotik, pertimbangkan ulang manfaat dan risiko dari pemberian dexamethasone.
- Pada pasien dengan penyakit meningokokus (meningococcal disease), pemberian kortikosteroid secara rutin tidak dianjurkan.
- Pertimbangkan pemberian kortikosteroid dosis rendah pada syok septik meningokokus yang tidak responsif terhadap agen vasopresor dosis tinggi.[1]
Perbandingan dengan Pedoman Klinis di Indonesia
Di Indonesia, pedoman klinis pemberian kortikosteroid pada kasus meningitis bakterialis dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemkes RI) pada tahun 2019. Meski tidak terlalu spesifik dalam rekomendasi kortikosteroidnya, pedoman Kemkes RI ini juga merekomendasikan pemberian dexamethasone sebelum atau bersamaan dengan dosis pertama antibiotik, dengan dosis dexamethasone yang digunakan adalah 0,15 mg/kg atau maksimal 10 mg setiap 6 jam selama 2-4 hari.[2]
Kesimpulan
Pedoman pemberian kortikosteroid pada meningitis dipublikasikan oleh National Institute for Health and Care Excellence (NICE) pada tahun 2024. Rekomendasi utama yang perlu diperhatikan pada pedoman ini adalah:
- Dexamethasone intravena dapat menjadi pilihan untuk pasien usia >3 bulan dengan kecurigaan kuat atau konfirmasi diagnosis meningitis bakterial.
- Apabila penyebab meningitis bakterialis telah terkonfirmasi adalah Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae type b, dexamethasone dapat dilanjutkan. Bila penyebab adalah patogen selain itu, maka pemberian dihentikan.
- Kortikosteroid tidak dianjurkan untuk digunakan secara rutin pada kasus penyakit meningokokus (meningococcal disease), tetapi kortikosteroid dosis rendah dapat dipertimbangkan untuk pasien dengan syok septik meningokokus yang tidak berespon terhadap pemberian agen vasoaktif dosis tinggi.