Pelatihan Tentang KDRT untuk Meningkatkan Respon Tenaga Kesehatan

Oleh :
dr. Monik Alamanda

Apakah pelatihan dapat meningkatkan respon tenaga kesehatan terhadap pasien korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)? Masih banyak tenaga kesehatan, termasuk dokter, yang merasa tidak nyaman atau tidak terbiasa untuk menggali riwayat pasien yang diduga sebagai korban KDRT, termasuk korban kekerasan pasangan intim (KPI). Sebaliknya, sebagian besar pasien KDRT dan KPI merasa kondisinya sebagai aib keluarga sehingga tidak akan menceritakan penyebab luka-luka dideritanya saat berobat.[1-3]

Seringkali tenaga kesehatan menjadi satu-satunya tempat bagi pasien KPI untuk mencari pertolongan, baik dokter, perawat, maupun bidan. Oleh karena itu, dirasakan perlu memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai KPI, sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan pendekatan dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien KPI.[1]

Gambaran KDRT di Indonesia

Referensi