Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Meconium Aspiration Syndrome annisa-meidina 2025-08-07T11:20:14+07:00 2025-08-07T11:20:14+07:00
Meconium Aspiration Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Meconium Aspiration Syndrome

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Penatalaksanaan meconium aspiration syndrome (MAS) atau sindrom aspirasi mekonium diawali dengan oksigenasi disertai terapi suportif sesuai derajat keparahannya. Manajemen penyakit ini membutuhkan pendekatan interprofesional termasuk spesialis kandungan, bidan, spesialis anak, spesialis paru anak, dan spesialis kardiologi anak.[1,3]

Perawatan suportif disesuaikan dengan status pernapasan dan hemodinamik. Pemberian surfaktan, inhaled nitric oxide (iNO), dan extracorporeal membrane oxygenation (ECMO) dapat diberikan sesuai indikasi.[1–3]

Penatalaksanaan Umum

Setiap bayi dengan MAS memerlukan stabilisasi segera di NICU level III. Terapi suportif diberikan dengan mempertahankan normotermia, perbaiki asidosis, pastikan normoglikemia, dan minimalkan stres untuk mencegah eksaserbasi hipoksia dan pirau. Oksimetri perlu dipasang untuk memandu pemberian oksigen, dengan target saturasi SpO₂≥90%.[1-3,5]

Oksigenasi

Pemberian oksigen secara dini merupakan kunci untuk mengatasi hipoksia dan mengurangi vasokonstriksi paru. Target SpO₂ tetap berada di antara 90–95%. Continuous airway positive pressure (CPAP) nasal direkomendasikan sebagai ventilasi non-invasif awal pada bayi dengan distres pernapasan, untuk mencegah kebutuhan ventilasi mekanik invasif.[1,2,8]

Terapi Ventilasi

Sekitar 40% bayi dengan MAS memerlukan intubasi dan ventilasi mekanik. Indikasinya meliputi kebutuhan FiO₂>0,8, asidosis respiratorik persisten (pH<7,25), instabilitas hemodinamik, atau persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN).[1,3]

Strategi ventilasi mencakup penggunaan peak inspiratory pressure (PIP) tinggi (hingga 30 cmH₂O), positive end respiratory pressure (PEEP) 4–7 cmH₂O, dan waktu inspirasi yang lebih lama untuk perbaikan alveolus yang kolaps. Pada kasus dengan PPHN, digunakan FiO₂ tinggi (80–100%), frekuensi napas 50–70 per menit, dan target PaO₂ antara 70–100 mmHg.[2,8]

High frequency oscillatory ventilation (HFOV) dapat digunakan untuk meminimalkan barotrauma, meningkatkan rekrutmen alveolar yang lebih seragam, dan menurunkan kemungkinan komplikasi kebocoran udara. Transisi ke HFOV harus dipertimbangkan ketika tekanan inspirasi puncak yang dibutuhkan melebihi 25–28 cm H₂O.[3]

Surfaktan

Surfaktan eksogen direkomendasikan pada bayi yang diintubasi dan memerlukan FiO₂ ≥ 50%. Dapat diberikan dalam bentuk bolus atau digunakan sebagai larutan lavage intratrakeal. Pemberian surfaktan terbukti mengurangi keparahan penyakit dan kebutuhan ECMO, meskipun tidak menurunkan angka mortalitas, lama ventilasi, atau kejadian penyakit paru kronis.[2,3,8]

Inhaled Nitric Oxide (iNO)

Inhaled Nitric Oxide (iNO) merupakan terapi penting pada MAS yang disertai PPHN. Pemberian iNO secara inhalasi dapat meningkatkan oksigenasi dan menurunkan kebutuhan ECMO serta angka kematian. Terapi harus diinisiasi pada bayi dengan indeks oksigenasi ≥15–25, dimulai dengan dosis 10–20 ppm. Menggabungkan iNO dengan high frequency ventilation (HFV) dapat meningkatkan oksigenasi lebih lanjut.[1,2]

Kortikosteroid Tidak Dianjurkan

Walaupun inflamasi merupakan bagian dari patofisiologi MAS, pemberian kortikosteroid belum menunjukkan manfaat yang bermakna. Meta analisis dari 9 uji klinis acak menunjukkan tidak ada penurunan angka kematian, lama rawat inap, atau durasi oksigenasi. Meskipun uji coba kecil menunjukkan potensi manfaat dari budesonide intratrakeal, bukti saat ini tidak cukup untuk merekomendasikan penggunaan rutin kortikosteroid pada MAS.[2,3]

Antibiotik

Mekonium dapat mengandung bakteri, tetapi pemberian antibiotik secara rutin tidak terbukti menurunkan kejadian sepsis, mortalitas, maupun lama rawat inap pada bayi MAS tanpa bukti infeksi. Oleh karena itu, antibiotik hanya diberikan jika terdapat tanda klinis atau laboratorium yang mendukung adanya infeksi.[2]

Terapi Inotropik dan Hemodinamik

Hipotensi dan output kardiak yang rendah dapat terjadi. Dalam hal ini, terapi cairan dan inotropik harus dipandu oleh ekokardiografi dengan pendekatan berikut:

  • Jika kontraktilitas normal tetapi hipotensi: gunakan vasopresor, seperti dopamin.
  • Jika curah ventrikel kiri buruk atau dominasi jantung kanan: gunakan inotropik vasodilatasi paru, seperti norepinefrin dan milrinon.[2]

Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO)

ECMO dapat diberikan pada pasien dengan MAS yang tidak merespons pengobatan konvensional seperti ventilasi osilasi frekuensi tinggi dan iNO. ECMO saat ini diindikasikan dalam kasus-kasus di mana satu atau lebih dari berikut ini terjadi:

  • Oksigenasi jaringan tidak mencukupi meskipun dukungan medis maksimal, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan kadar laktat, memburuknya asidosis metabolik, atau tanda-tanda disfungsi organ
  • Penurunan akut karena gagal napas hipoksia berat, dengan PaO₂ < 40 mmHg
  • Indeks oksigenasi terus-menerus meningkat tanpa perbaikan
  • Hipertensi paru yang signifikan disertai dengan bukti disfungsi ventrikel kanan atau kiri.[2,3]

Meskipun kebutuhan keseluruhan untuk ECMO pada MAS telah menurun, sebagian kecil pasien masih memerlukannya, dengan tingkat kelangsungan hidup mendekati 95%.[3,5]

Referensi

1. Sayad E, Silva-Carmona M. Meconium Aspiration. In: StatPearls. Treasure Island (FL). 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557425/
2. Dini G, Ceccarelli S, Celi F, Semeraro CM, Gorello P, Verrotti A. Meconium aspiration syndrome: from pathophysiology to treatment. Ann Med Surg (Lond). 2024 Feb 15;86(4):2023-2031. doi: 10.1097/MS9.0000000000001835
3. Monfredini C, Cavallin F, Villani PE, Paterlini G, Allais B, Trevisanuto D. Meconium Aspiration Syndrome: A Narrative Review. Children. 2021; 8(3):230. https://doi.org/10.3390/children8030230
5. Fan HC, Chen CM. Meconium aspiration syndrome: An overview of the literature. Tung's Medical Journal, 2024. 18(1), 4-11. https://doi.org/10.4103/ETMJ.ETMJ-D-23-00025
8. Osman A, Halling C, Crume M, Al Tabosh H, Odackal N, Ball MK. Meconium aspiration syndrome: a comprehensive review. J Perinatol. 2023. 43(10):1211-1221. doi: 10.1038/s41372-023-01708-2.

Diagnosis Meconium Aspiration Sy...
Prognosis Meconium Aspiration Sy...

Artikel Terkait

  • Komplikasi Pulmonal pada GERD
    Komplikasi Pulmonal pada GERD
  • Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
    Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 21 jam yang lalu
ATS Pada Pasien Tetanus
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, ada sejawat yg memiliki kasus pasien dtg dengan luka ditusuk paku sudah sekitar 1 mgg baru dibawa ke PKM alasannya karna lukanya belum parah....
Anonymous
Dibalas kemarin, 09:46
Omeprasole untuk ibu hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya memiliki ibu hamil 3 bl , menderita gerd diberikan omeprasole aman
dr.Satya Agung Nugroho
Dibalas 21 jam yang lalu
Demam tidak kunjung turun
Oleh: dr.Satya Agung Nugroho
4 Balasan
Izin sejawat sekalian. Saya ingin mendiskusikan kasus yang saya temui, Pria 28 tahun, BB 69 dengan demam di hari ke 4 RPD : Thyfoid fever & DF. Pasien datang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.