Penatalaksanaan Hairy Tongue (Lingua Villosa)
Penatalaksanaan hairy tongue atau lingua villosa, dikenal pula dengan lidah hitam, disarankan pada pasien yang memiliki keluhan. Penatalaksanaan lesi berfokus pada mengurangi faktor predisposisi dan eliminasi dari papila filiformis yang mengalami elongasi.[1,2,7]
Nonfarmakologi
Pada kebanyakan kasus, debridemen mekanik menggunakan sikat gigi atau sikat lidah yang diikuti dengan perawatan kebersihan mulut yang baik sudah cukup untuk menghilangkan papila filiformis yang memanjang. Hal ini akan bermanfaat untuk menghilangkan lapisan di atas lidah, sehingga mencegah kolonisasi bakteri.
Apabila hairy tongue disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, maka pertimbangkan untuk mengganti obat ke jenis lain dari golongan yang sama. Obat yang banyak dilaporkan berkaitan dengan hairy tongue adalah penicillin, erythromycin, doxycycline, dan neomycin. Bicarakan kepada pasien secara proporsional terkait hal ini, dan yakinkan bahwa hairy tongue sebetulnya hanya menimbulkan masalah estetik tanpa potensi komplikasi bermakna. Tekankan pentingnya pengobatan yang dijalani dan pentingnya melanjutkan pengobatan tersebut.
Pada pasien dengan asupan per oral yang buruk atau mengalami gangguan mengunyah, misalnya pada pasien dengan trigeminal neuralgia, tata laksana kondisi yang mendasari dapat mengurangi terbentuknya hairy tongue.
Pada pasien yang merokok, mengonsumsi teh atau kopi berlebihan, serta mengonsumsi alkohol, perubahan gaya hidup akan membantu mencegah terbentuknya hairy tongue kembali.[1-3]
Farmakologi
Penggunaan terapi farmakologi untuk mengatasi hairy tongue belum didukung oleh bukti ilmiah yang cukup. Beberapa obat yang dapat dipilih adalah retinoid topikal; fluconazole atau nystatin jika ada koinfeksi Candida albicans; triamcinolone acetonide topikal, ataupun antibiotik cefditoren pivoxil.[3]
Tindakan Medis
Tindakan medis sangat jarang diperlukan pada kasus hairy tongue. Beberapa studi kasus telah melaporkan pendekatan tata laksana hairy tongue dengan laser karbon dioksida dan elektrodesikasi, tetapi harus dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini