Peran Endoscopic Lumbar Discectomy pada Hernia Nukleus Pulposus Lumbar

Oleh :
dr. Ade Wijaya SpN

Endoscopic lumbar discectomy merupakan pendekatan bedah invasif minimal yang digunakan dalam penanganan hernia nukleus pulposus lumbar. Pendekatan bedah ini telah dilaporkan menghasilkan luaran lebih baik dalam hal kembali ke aktivitas harian (return to daily life activities) bila dibandingkan disektomi bedah terbuka.

Hernia nukleus pulposus pada area lumbar dapat menyebabkan keluhan nyeri punggung bawah, skiatika, dan klaudikasio yang dapat mengganggu kualitas hidup penderita. Pada kondisi tertentu, atau ketika terapi konservatif gagal mengatasi masalah ini, maka tindakan operasi menjadi pilihan. Pada mulanya tindakan operasi terbuka atau operasi mikro merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan, tetapi seiring dengan kemajuan teknologi tindakan operasi dengan metode endoskopi menjadi teknik yang lebih disukai.[1-4]

Endoscopic Lumbar Discectomy pada HNP

Perbedaan Endoscopic Lumbar Discectomy dari Disektomi Terbuka

Endoscopic lumbar discectomy dan disektomi terbuka adalah dua prosedur yang digunakan untuk mengatasi hernia nukleus pulposus pada tulang belakang bagian lumbar. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada metode akses dan invasivitas prosedur.

Disektomi terbuka melibatkan pembukaan area operasi secara langsung melalui sayatan pada kulit, otot, dan jaringan sekitar untuk mengakses diskus intervertebral yang terkena hernia. Proses ini memungkinkan operator untuk dengan mudah melihat dan mengangkat fragmen hernia serta meredakan tekanan pada saraf tulang belakang, tetapi metode ini menimbulkan potensi komplikasi lebih besar dan memerlukan waktu pemulihan lebih panjang.

Di sisi lain, endoscopic discectomy menggunakan pendekatan invasif minimal, di mana alat endoskopi dimasukkan melalui sayatan kecil pada kulit dan dipandu menuju area yang terkena tanpa harus membuka jaringan secara luas. Jenis endoscopic discectomy yang umum dilakukan termasuk percutaneous endoscopic discectomy (PED) dan full lumbar endoscopic discectomy (FLED).[1,3-7]

Percutaneous Endoscopic Discectomy dan Full Lumbar Endoscopic Discectomy

Percutaneous endoscopic discectomy (PED) melibatkan penggunaan endoskopi yang dimasukkan melalui sayatan kecil, biasanya kurang dari 1 cm, untuk mencapai area herniasi. Prosedur ini lebih fokus pada pengangkatan fragmen hernia dengan mengurangi trauma pada jaringan sekitarnya.

Sementara itu, full lumbar endoscopic discectomy (FLED) melibatkan penggunaan endoskopi yang lebih besar untuk memberikan visualisasi yang lebih baik pada area operasi. Metode ini diharapkan memungkinkan operator untuk melakukan prosedur dengan lebih detail dan presisi dibandingkan jika menggunakan teknik PED.[3-7]

Basis Bukti Efikasi Endoscopic Lumbar Discectomy pada Kasus Hernia Nukleus Pulposus Lumbar

Studi retrospektif multisenter di Amerika Serikat membandingkan luaran pasien hernia nukleus pulposus yang menjalani tindakan endoscopic lumbar discectomy dengan yang menjalani operasi terbuka. Pada studi ini, didapatkan 38.322 pasien yang menjalani prosedur operasi terbuka dan 175 pasien menjalani endoscopic lumbar discectomy. Studi ini melaporkan bahwa prosedur endoskopik memiliki durasi tindakan dan lama rawat pasien yang lebih singkat, serta menghasilkan efek samping atau komplikasi yang lebih rendah.[1]

Sebuah tinjauan sistematik mengevaluasi 25 uji klinis dengan total 2258 pasien. Tinjauan ini membandingkan endoscopic discectomy (ED) dengan non-endoscopic discectomy (NED). Hasil analisis menunjukkan adanya lama rawat yang lebih singkat serta kerusakan intraoperatif yang lebih sedikit pada pasien yang menjalani ED dibandingkan NED.[6]

Percutaneous Endoscopic Discectomy

Sebuah meta analisis mengevaluasi 14 studi dengan total 2528 pasien untuk membandingkan efikasi percutaneous endoscopic discectomy dengan teknik bedah lain pada kasus hernia nukleus pulposus lumbar. Meta analisis ini menunjukkan bahwa teknik percutaneous endoscopic discectomy menghasilkan kebutuhan durasi operasi dan lama rawat yang lebih singkat, serta kehilangan darah yang lebih sedikit dibandingkan metode operasi lainnya. Meski demikian, metode ini juga ditemukan berkaitan dengan tingkat rekurensi yang lebih tinggi.[7]

Full Endoscopic Discectomy

Studi retrospektif di Taiwan melakukan ulasan terhadap pasien-pasien yang menjalani prosedur full endoscopic lumbar discectomy di Rumah Sakit Changhua Christian selama 10 tahun dari tahun 2009 hingga 2018. Sebanyak 521 pasien memenuhi kriteria untuk diikutkan dalam analisis dengan median waktu follow-up adalah 1685 hari.

Studi ini melaporkan luaran buruk terjadi hanya pada 6% pasien dan operasi ulang diperlukan pada 8,6% pasien. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi luaran yang buruk antara lain adanya prolaps diskus, derajat degenerasi diskus yang lebih berat, level lumbar yang lebih tinggi, durasi gejala yang lebih lama sebelum dilakukan tindakan, serta usia yang lebih tua dan konsumsi alkohol pada pasien.[3]

Endoscopic Discectomy vs Mikrodisektomi

Sebuah meta analisis mengevaluasi 27 studi dengan total 4018 pasien. Studi ini membandingkan efikasi ED bila dibandingkan mikrodisektomi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ED superior dibandingkan mikrodisektomi dalam hal durasi operasi, tingkat komplikasi keseluruhan, lama rawat inap di rumah sakit, dan tingkat disabilitas pasca operasi.[8]

Keunggulan dan Keterbatasan Endoscopic Lumbar Discectomy pada Kasus Hernia Nukleus Pulposus Lumbar

Berdasarkan berbagai studi di atas, dapat disimpulkan bahwa endoscopic lumbar discectomy efektif untuk penanganan hernia nukleus pulposus lumbar dan memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan operasi konvensional.

Prosedur endoscopic lumbar discectomy menghasilkan trauma jaringan yang lebih sedikit, sehingga pasien bisa memiliki lama rawat dan waktu kembali bekerja yang lebih singkat. Selain itu, prosedur ini dapat dilakukan dengan anestesi lokal atau epidural, sehingga lebih aman dan cocok untuk pasien usia lanjut atau dengan kondisi umum yang kurang baik. Prosedur ini juga mengakibatkan kerusakan minimal pada elemen tulang, sehingga stabilisasi spinal lebih baik dan mengurasi risiko penyakit degeneratif sekunder.

Walaupun memiliki banyak kelebihan, tindakan endoscopic lumbar discectomy juga dapat menimbulkan komplikasi, seperti dural tear, infeksi intervertebral, disestesia pasca operasi, reseksi diskus yang inkomplit, hingga rekurensi dari herniasi nukleus pulposus dan reoperasi. Selain itu, perlu diperhatikan pula bahwa anestesi lokal dan epidural dapat berbahaya pada pasien yang tidak dapat mentoleransi nyeri interoperatif, yang dapat meningkatkan angka kejadian kardiovaskular.

Prosedur ini juga memiliki kurva pembelajaran yang lebih panjang. Kurangnya pengalaman dan keterampilan operator akan mempengaruhi luaran, serta dapat menyebabkan tingginya angka komplikasi dan kegagalan prosedur. Prosedur ini seringkali memerlukan panduan dari fluoroskopi yang menyebabkan pajanan radiasi yang lebih tinggi, baik pada pasien maupun tenaga medis yang terlibat.[6-9]

Kesimpulan

Berbagai studi menunjukkan bahwa endoscopic lumbar discectomy merupakan pendekatan bedah invasif minimal yang efektif untuk penanganan hernia nukleus pulposus lumbar. Prosedur ini membawa berbagai kelebihan, yakni durasi operasi yang lebih singkat, lama rawat lebih pendek, risiko komplikasi lebih sedikit, serta waktu kembali ke aktivitas harian yang lebih singkat. Meski begitu, kurva pembelajaran prosedur ini lebih sulit sehingga luaran bisa sangat dipengaruhi oleh keterampilan dan pengalaman operator. Perlunya fluoroskopi juga membawa risiko pajanan radiasi.

Referensi