Pemanjangan Durasi Rawat Inap Tidak Sejalan dengan Perbaikan Luaran Klinis

Oleh :
dr. Soeklola SpKJ MSi

Meskipun banyak yang menganggap bahwa durasi rawat inap yang lebih lama berarti pasien keluar rumah sakit dalam keadaan lebih sehat, faktanya berbagai studi menunjukkan sebaliknya.  Pemanjangan lama rawat inap justru telah banyak dilaporkan berkaitan dengan luaran klinis yang lebih buruk, termasuk peningkatan risiko infeksi nosokomial, readmisi, dan mortalitas.[1-4]

Jumlah hari rawat inap yang melebihi indikasi medis merupakan masalah yang banyak ditemukan di praktik. Pada beberapa kasus, dokter kerap menunda pemulangan pasien karena masih adanya gejala klinis, meskipun gejala tersebut ringan ataupun tidak mengancam nyawa.

Sebuah studi di Australia menunjukkan bahwa pemanjangan lama rawat inap terjadi pada hampir 10% admisi rumah sakit dan menyita 44,2% dari seluruh hari okupansi ranjang (bed days). Studi lain di Manila, Filipina, melaporkan adanya pemanjangan lama rawat inap pada hampir 20% admisi rumah sakit.[3,4]

Referensi