Pedoman Klinis Penjahitan Laserasi Intraoral
Pedoman klinis penjahitan laserasi intraoral mencakup pentingnya penggunaan benang yang dapat diserap. Selain itu, perlu diingat bahwa kebanyakan kasus laserasi intraoral di area bukal atau gingiva tidak memerlukan penjahitan kecuali luka sangat dalam, lebar atau menganga, atau jika mengganggu fungsional seperti mengunyah dan bicara.[3,4,12,13]
Sebelum melakukan penjahitan, penting untuk melakukan evaluasi yang menyeluruh terhadap cedera yang dialami pasien. Pastikan tidak ada cedera yang lebih perlu diprioritaskan, seperti adanya gangguan napas atau syok hemoragik. Evaluasi luka laserasi intraoral juga harus mencakup ada-tidaknya cedera di area lain, termasuk fraktur rahang atau fraktur tengah wajah.
Dalam mengevaluasi laserasi intraoral, nilai kedalaman, ukuran, dan lokasi luka. Dokter juga harus memastikan bahwa tidak ada benda asing atau jaringan nekrotik di dalam luka yang perlu dibersihkan sebelum penjahitan. Penggunaan anestesi lokal atau regional, misalnya dengan lidocaine, akan diperlukan untuk kenyamanan pasien selama prosedur.
Teknik penjahitan harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan penutupan luka yang rapat namun tidak terlalu ketat untuk mencegah iskemia. Penggunaan benang jahit yang dapat diserap (absorbable sutures) seperti poliglecaprone 25 (Monocryl®) atau polyglactin 910 (Vicryl®) direkomendasikan.[14]
Setelah penjahitan, dokter harus memberikan instruksi yang jelas kepada pasien mengenai perawatan luka. Pasien perlu diberitahu untuk menjaga kebersihan mulut dengan baik, menggunakan obat kumur antiseptik, dan menghindari makanan yang dapat mengiritasi area jahitan. Penggunaan antibiotik profilaksis biasanya diperlukan untuk mencegah infeksi.[3-7,14]