Indikasi Pemeriksaan Refleks Primitif
Indikasi pemeriksaan refleks primitif adalah mendeteksi gangguan neurologis atau gangguan perkembangan. Pemeriksaan refleks primitif dilakukan saat pemeriksaan rutin neurologis bayi yang baru lahir, 1–2 jam setelah bayi makan atau paling tidak dalam waktu 24–72 jam setelah bayi lahir.
Selain merupakan pemeriksaan neurologis rutin baru lahir, pemeriksaan ini juga diindikasikan setiap kali bayi dan anak melakukan kunjungan rutin dan bila ada kecurigaan gangguan neurologis atau gangguan perkembangan.[1–5]
Pemeriksaan refleks primitif pada nenoatus dan bayi mencakup asymmetric tonic neck reflex, refleks menggenggam atau grasp reflex, refleks Moro, refleks Babinski, dan stepping reflex. Pemeriksaan refleks primitif lainnya tidak rutin dilakukan dan dilakukan bila terdapat kecurigaan gangguan neurologis dan gangguan perkembangan.[1–5]
Bayi
Pada bayi, refleks hisap atau sucking reflex yang tidak ada atau abnormal merupakan indikator indirek maturitas neurologi pada neonatus. Jika refleks hisap ditemukan abnormal dan berhubungan dengan gejala dan tanda gangguan sistem saraf pusat, perlu dicurigai adanya disfungsi pada ganglia basal atau batang otak. Sebuah studi menunjukkan bahwa refleks hisap dan Babinski berhubungan secara signifikan dengan faktor–faktor terkait morbiditas.
Refleks Moro biasanya lemah pada bayi prematur dibandingkan bayi aterm karena resistensi dan tonus otot mereka yang relatif lebih lemah. Respon ini berhubungan dengan keterlambatan perkembangan motorik pada bayi dengan berat lahir sangat rendah. Hilangnya refleks Moro menandakan disfungsi sistem saraf pusat.
Refleks primitif yang menetap setelah usia 4–6 bulan atau hilangnya refleks primitif sebelum waktunya berhubungan dengan kejadian cerebral palsy. Keberadaan 5 atau lebih refleks yang abnormal berhubungan dengan cerebral palsy dan gangguan perkembangan mental, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).[1]
Dewasa
Adanya refleks primitif pada orang dewasa dikenal juga dengan frontal release sign dan mengindikasikan adanya patologi lobus frontalis, seperti penyakit Alzheimer, multiple sclerosis, dan schizophrenia. Selain itu, refleks Babinski dan grasp refleks juga dapat ditemukan pada pasien dengan demensia.
Munculnya grasp reflex pada orang dewasa juga berhubungan dengan sindroma kortikobasal, demensia Lewy body, dan progressive supranuclear palsy. Adanya refleks Babinski pada orang dewasa juga sering berhubungan dengan lesi traktus piramidalis dan kerusakan upper motor neuron.
Refleks glabella dan palmomental dapat ditemukan pada pasien dengan penyakit Parkinson. Adanya refleks hisap dan rooting reflex dapat mengindikasikan atrofi serebral difus, sedangkan snout reflex menandakan lesi pada lobus frontalis.[1]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli