Pedoman Klinis Hidrotubasi
Pedoman klinis untuk hidrotubasi atau tubal flushing adalah memastikan terlebih dahulu bahwa pasien sedang tidak hamil, tidak mengalami pelvic inflammatory disease aktif, dan tidak mengalami perdarahan vaginal aktif. Prosedur ini umumnya dilakukan pada fase folikular sebelum ovulasi. Poin-poin penting yang perlu diingat adalah:
- Hidrotubasi dapat dilakukan untuk diagnosis maupun manajemen infertilitas yang berkaitan dengan obstruksi tuba atau yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
- Pasien yang lebih berisiko mengalami obstruksi tuba adalah yang mempunyai riwayat pelvic inflammatory disease, endometriosis, ruptur kehamilan ektopik, dan bedah pada rongga pelvis atau abdomen
- Bila patensi tuba telah ditegakkan, maka hidrotubasi tidak perlu dilakukan
- Kontraindikasi lain adalah kehamilan, obstruksi tuba total bilateral, pelvic inflammatory disease aktif, perdarahan aktif, dan hipersensitivitas terhadap medium kontras atau obat-obatan yang akan digunakan
- Hidrotubasi dilakukan dengan cara menyemprotkan cairan melalui serviks menuju tuba fallopi (melewati kanalis servikalis dan kavum uteri) dengan visualisasi dari hysterosalpingography (HSG), ultrasonography, atau laparoskopi
- Komplikasi hidrotubasi dapat berupa infeksi, perdarahan, nyeri abdomen, dan intravasasi cairan ke pembuluh darah atau limfa
- Dokter perlu memberikan edukasi dan melakukan manajemen ekspektasi pasien tentang kehamilan sejak sebelum tindakan[1,2,6,14,23,25,26]